Sinopsis Mahaputra Episode 277 Part 1

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 277 Part 1, Di kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta terkejut ketika melihat Ajabde berada di kamar Pangeran Pratap, sementara Ratu Bhatyani tersenyum sinis, Ratu Jaywanta bertanya pada Ajabde “Ajabde, apa yg kamu lakukan disini?” Pangeran Pratap mencoba utk menjelaskan pada ibunya tapi ibunya meminta Pangeran Pratap utk diam, Ratu Jaywanta ingin tahu apa alasan Ajabde, Ajabde hanya bergumam sambil kebingungan “Ibu tdak ingin mendengar alasan atau permintaan maaf apapun atau juga penjelasan dari Ajabde karena dia ini sangat tahu dgn tradisi kita yaitu calon pengantin laki laki dilarang utk melihat wajah pengantin perempuannya setelah ritual Haldi (pasta kunyit), hal ini dianggap tabu & tdak menguntungkan” ujar Ratu Jaywanta, Ratu Bhatyani segera pergi keluar dari kamar Pangeran Pratap, Ajabde meminta maaf pada calon ibu mertuanya ini “Aku masih bisa pergi tanpa pemberitahuan siapapun, Rani Ma, aku mohon maafkan aku” namun Ratu Jaywanta menolaknya “Kamu seharusnya tahu, Ajabde, kalau semuanya tdak bisa diabaikan atau disembunyikan seperti ini” ketika Ratu Jaywanta memanggil Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani sudah tdak berdiri dibelakangnya, Ratu Jaywanta sedikit terkejut, tiba tiba Ratu Bhatyani muncul dgn Raja Uday Singh yg menatap ke arah Ajabde dgn marah 
Sinopsis Mahaputra Episode 277 Part 1

Di istana Senthi, Ratu Hansa Bai bertanya pada Phool apakah apa yg dikatakan oleh Ratu Uma Devi itu benar atau tdak? “Apakah betul, Phool, kalau Ajabde pergi menemui Pangeran Pratap?” Phool membenarkan ucapan neneknya kalau Ajabde pergi ke kamar Pangeran Pratap, Ratu Hansa Bai sangat kecewa pada Ajabde “Bagaimana bisa dia melakukan hal seperti ini?”, “Kamu ini seharusnya bertanya pada anakmu sendiri, bukannya marah pada Phool, cucuku, apalagi Ajabde sangat tahu tentang adat istiadat dgn baik tapi dia tetap saja pergi ke sana tanpa memberitahu siapapun, kenapa kamu jadi menyalahkan cucuku?” Phool tdak suka dgn ucapan neneknya, Phool meminta agar neneknya tdak membuat suasana jadi semakin keruh tanpa alasan apapun, Ratu Hansa Bai setuju kalau Ajabde telah membuat sebuah kesalahan, Ratu Uma Devi menyebutnya sebagai tindakan kriminal, Ratu Hansa Bai sangat mengkhawatirkan Ajabde “Kenapa dia melakukan hal ini?” Phool menjelaskan pada Ratu Hansa Bai bagaimana Ajabde sangat mengkhawatirkan Pangeran Pratap “Dia itu melakukan hal ini tdak disengaja, kamu tahu kan bagaimana dia, ini bukan kebiasaannya melanggar peraturan & tradisi yg ada” Raja Mamrak Ji mendengar pembicaraan mereka & mulai penasaran “Apa yg terjadi pada Ajabde kali ini?” tanya Raja Mamrak Ji heran 

Di kerajaan Mewar, di kamar Pangeran Pratap, Ratu Bhatyani merasa menang bisa mempermalukan Ajabde di depan semua orang dgn berkata kalau apa yg dilakukan oleh Ajabde itu adalah sebuah tindakan kejahatan, Ratu Bhatyani mencoba bertanya pada Ajabde tentang tradisi mereka “Apakah kamu mempermainkan peraturan & tradisi kita yg sudah turun temurun, Ajabde? Kamu memasuki kamar Pangeran Pratap seperti seorang pencuri melalui sebuah jendela, kenapa?” Ajabde hanya bisa berdiri & terdiam disana dgn wajah tertunduk “Bagaimana kak Jaywanta, apakah aku terlalu berlebih lebihan sekarang? Kamu adalah seorang Maharani utama di istana ini, kamu tdak pernah mengabaikan ritual apapun sampai hari ini atau bahkan melanggar peraturan apapun, rasanya sangat sulit utkmu yg selalu mengikuti tugasmu dgn rajin tapi ternyata Ajabde membuktikannya kalau dia itu tdak mempunyai norma norma pada tradisi kita sama sekali, semua itu sepertinya tdak masalah utknya sama sekali” 

Ratu Bhatyani mulai mengejek Ratu Jaywanta dgn kata kata pedasnya “Kita mempunyai sebuah contoh utk orang orang kita melalui tingkah laku kita, mau jadi apa harga diri kita didepan mereka? Apakah kita akan menyembunyikan tindakan kejahatan ini sebaik mungkin karena perasaan kita telah melekat pada gadis ini, Rana Ji?” Pangeran Pratap mencoba menyela ucapan Ratu Bhatyani tapi Ratu Jaywanta memintanya utk tdak ikut campur dgn masalah ini “Bagaimana pendapatmu tentang insiden ini, Rana Ji?” Ratu Bhatyani mencoba mendesak suaminya utk memberikan pendapat, Ratu Bhatyani mencoba mengungkit soal dharma “Hal ini sangat bertentangan dgn dharma kita & kamu sangat tahu itu, Rana Ji” Raja Uday Singh hanya terdiam mendengarkan ucapan Ratu Bhatyani “Menjadi salah satu istrimu adalah tugasku utk menginformasikannya ke kamu tentang hal ini, jika kamu tetap memilih utk diam maka aku juga akan ikut diam & aku akan berfikir kalau tdak ada norma norma tradisi kita atau dharma kita lagi di dalam keluarga kita” Raja Uday Singh segera menyangkal ucapan istrinya itu “Aku akan menganggap masalah ini serius” Raja Uday Singh segera memanggil pelayannya utk mengabarkan pada kedua orang tua Ajabde agar datang ke istana Chittor, Ratu Bhatyani nampak sangat senang mendengarnya, akhirnya rencananya berhasil. 

Di istana Senthi, Phool meminta agar jangan menyalahkan Ajabde tapi salahkanlah dirinya “Dia tdak melakukan apa apa, aku tahu tentang pesan itu yg ditujukan utk kamu dari Chittor tentang serangan pada Pangeran Pratap, aku tdak bisa mengontrol diriku sendiri & menceritakan pada Ajabde tentang semuanya, Ajabde benar benar khawatir ketika dia mendengar tentang serangan itu, itulah mengapa dia bergegas memutuskan utk melihatnya dgn mata kepalanya sendiri” Raja Mamrak Ji sangat kaget “Apakah dia tdak mengatakan pada salah satu diantara kita sebelum dia melakukan sesuatu yg memalukan? Apakah dia tdak tahu kalau dia itu sebentar lagi akan menikah? Dia itu pergi ke rumah sebuah keluarga dimana dia harus menentukan setiap langkahnya dgn sangat hati hati, beberapa orang bahkan telah mencoba utk menghancurkan hubungan ini, mereka ingin sekali agar Ajabde melakukan beberapa kesalahan & menemukan sebuah alasan yg kuat yg bisa menentangnya, apakah dia tdak mengetahui hal itu?” Sinopsis Mahaputra Episode 277 Part 1

Raja Mamrak Ji juga marah pada Ratu Hansa Bai karena tdak bisa mencegah Ajabde “Kita tdak bisa melakukan apa apa lagi sekarang, kita hanya bisa berdoa semoga dia bisa pulang dgn selamat, tapi bagaimana kalau ada seseorang yg mengetahuinya?” Ratu Uma Devi mencoba meyakinkan Raja Mamrak Ji kalau dirinya tdak akan menceritakan pada siapapun tentang hal ini tepat pada saat itu salah seorang pelayan menemui mereka membawa pesan dari Raja Uday Singh utk mereka, kedua orang tua Ajabde & Phool sangat terkejut, sementara Ratu Uma Devi sangat senang mendengarnya “Mungkin bisa jadi semua orang telah tahu tentang Ajabde yg telah membuat sebuah kesalahan yg sangat besar, kalian harus memikirkan beberapa jawaban mulai dari sekarang” ejek Ratu Uma Devi pada kedua orangtua Ajabde 

Di kerajaan Mewar, semua orang kali ini berkumpul di ruang keluarga, para orangtua nampak tegang, Raja Uday Singh juga gelisah sambil berjalan mondar mandir, sedangkan Ajabde berdiri ketakutan bersama Pangeran Pratap, Ajabde meminta maaf pada Pangeran Pratap yg sama sekali tdak marah padanya utk hal apapun yg dia lakukan “Kamu selalu melakukan sesuatu hal yg kamu yakini” ujar Pangeran Pratap namun Ajabde merasa ketakutan, Pangeran Pratap meyakinkan Ajabde kalau dirinya akan selalu bersamanya, tiba tiba mereka berdua langsung terdiam begitu Raja Uday Singh menatap tajam ke arah mereka & tak lama kemudian Raja Mamrak Ji, Ratu Hansa Bai, Ratu Uma Devi & Phool memasuki ruangan tersebut & memberikan salam pada mereka, Raja Uday Singh sekeluarga membalasnya, Phool segera berdiri di sebelah Ajabde sambil memegang tangan Ajabde utk memberikannya dukungan, sedangkan para orang tua berdiri di sebrang mereka, Ratu Uma Devi saling tersenyum sinis penuh arti dgn Ratu Bhatyani satu sama lain 

Raja Uday Singh menceritakan semuanya ke ayah Ajabde, Raja Mamrak Ji tentang kesalahan Ajabde “Raja Mamrak Ji, hal ini sungguh tdak beralasan & tindakannya ini sangat tdak dapat diterima, apakah kamu punya saran utk hal ini?” Raja Mamrak Ji merasa malu, kecewa & sedih karena perlakuan Ajabde “Maharana Uday Singh, aku ini adalah Samantmu sebelumnya & kamu adalah Rajaku, aku akan mematuhi semua keinginanmu & keputusanmu karena aku tahu hal ini berdasarkan pada dharma kita” ujar Raja Mamrak Ji sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada sebagai tanda meminta maaf & penyesalan yg mendalam, melihat hal ini Raja Uday Singh pun sedikit melunak 

“Maharana Uday Singh, Ajabde melakukan hal ini karena dia itu khawatir terhadap Pangeran Pratap setelah mengetahui tentang serangan yg ditujukan padanya, dia tdak bisa mengontrol dirinya sendiri, hanya itu kesalahan Ajadbe” Raja Mamrak Ji langsung menghentikan ucapan istrinya yg mencoba menjelaskan ke Raja Uday Singh sekeluarga “Ajabde seharusnya tdak melakukan hal itu, leluhur kita telah membuat beberapa batasan yg tdak boleh dilanggar, peraturan adalah merupakan cara tertinggi dari pada perasaan & keinginan seseorang, Ajabde menjadi sangat emosional & melupakan semuanya, dia melupakan etika dalam rasa khawatirnya utk Pangeran Pratap, jangan katakan kalau Ajabde hanya melakukan hal ini atau hal itu, dia telah berkomitmen melakukan sebuah tindakan kriminal” Ratu Bhatyani memuji perasaan yg seimbang diantara kedua orang tua Ajabde dgn nada mengejek 

“Bagus sekali, yg satu membela terdakwa sementara yg lainnya menentangnya sehingga kita bisa melihat dgn jelas motif yg tersembunyi dibelakangnya, mereka berdua telah menjaga anaknya dari dua sisi dgn indahnya, sehingga tdak ada seorangpun yg bisa menentang kalian berdua, Ajabde tdak bisa disalahkan, kedua orangtuanyalah yg seharusnya disalahkan utk hal ini karena mereka tdak memberikan pengasuhan yg tepat sehingga Ajabde memiliki keberanian utk melawan mereka atau melanggar peraturan yg ada & ritual yg berlaku di negeri kita” Raja Mamrak Ji & Ratu Hansa Bai hanya bisa terdiam mendengar ocehan si ratu culas “Aku jadi berfikir dari mana seorang anak Samant ini mendapatkan keberanian itu? Sekarang aku tahu jawabannya” Pangeran Pratap langsung menyela ejekan ibu tirinya ini

“Choti Ma, aku harap pikirkan terlebih dulu sebelum berbicara yg tdak tdak” Ratu Hansa Bai segera mencegah Pangeran Pratap utk tdak menyela pembicaraan para orang tua atau mereka akan di salahkan karena memanjakan perlakuannya “Pangeran Pratap memang tdak memikirkan siapapun atau apapun, yg dipikirkannya hanya Ajabde, saatnya sudah tdak jauh lagi ketika dgn mudahnya Pangeran Pratap akan mengikuti apapun yg Ajabde ucapkan” Ratu Jaywanta yg sedari tadi diam, mulai tdak suka dgn sindiran Ratu Bhatyani yg terus menerus mencerca mereka “Cukup, Rani Bhatyani!” bentak Ratu Jaywanta “Semuanya ada batasnya, aku tahu kalau Ajabde telah melakukan sebuah kesalahan tapi apa yg kamu lakukan ini tdak bisa di toleransi, kamu tdak boleh merendahkan setiap orang dgn cara seperti ini” Ratu Bhatyani mencoba membela dirinya dgn mengatakan kalau yg dia katakan itu adalah kenyataan yg sebenarnya yg memang selalu pahit bila didengarkan “Kita selalu lupa kalau saat ini kita sedang membahas ketdak disiplinan anak perempuan Samant ini, jika kita membiarkannya maka suatu hari nanti rakyat kita akan membuat sebuah gurauan tentang kita karena hal ini, sejarah tdak akan dilupakan, begitu pula kita, apalagi Rana Ji selalu memikirkan Samantnya yaitu Rao Mamrak Ji karena dia adalah saudaranya tapi dia tdak memberikan balasan yg setimpal, kamu telah memberikan kami, Ajabde dimana Rana Ji harus menanggung malu lagi & lagi” ejek Ratu Bhatyani sinis 

“Cukup, Choti Ma!” Ajabde yg sedari tadi hanya terdiam mulai kehilangan kontrolnya setelah mendengar ejekan Ratu Bhatyani yg merendahkan harga diri ayahnya, semua orang terkejut & menatap kearah Ajabde dgn tatapan tdak percaya

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top