Sinopsis Mahaputra Episode 295

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 295, Di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani sedang membuat paan (kinang) utk Raja Uday Singh yg saat itu sedang terbaring di tempat tidur “Rana Ji, apakah kamu pernah berfikir tentang keputusan Pangeran Pratap pergi ke Bijolia ?”, “Maharani Bhatyani, aku tdak bisa berfikir kalau aku belum makan kinang yg special yg kamu buatkan utkku” Ratu Bhatyani segera menghampiri suaminya sambil menggoda suaminya dgn kinang itu, dgn kata kata manisnya Ratu Bhatyani kembali menanyakan hal yg sama ketika Raja Uday Singh hendak memakan kinang itu, akhirnya Raja Uday Singh setuju dgn semua ucapan Ratu Bhatyani yg dikatakan padanya, sambil menikmati kinang itu Ratu Bhatyani berusaha mempengaruhi Raja Uday Singh “Kamu seharusnya mengatakan tdak pada Pangeran Pratap” Raja Uday Singh mencoba utk mengatakan sesuatu namun Ratu Bhatyani mencegahnya dgn menutupi mulutnya “Katakan pada Pangeran Pratap kalau kita tdak mempunyai hubungan apapun dgn Bijolia lagi” ujar Ratu Bhatyani 
Sinopsis Mahaputra Episode 295

Di ruang rapat, Raja Uday Singh mengumumkan apa yg telah di ucapkan oleh Ratu Bhatyani yg saat itu menemaninya dari bilik para ratu yg tertutup tirai “Mewar tdak mempunyai hubungan apa apa lagi dgn Bijolia, Pangeran Pratap !” namun Pangeran Pratap ingin menunjukkan sesuatu pada ayahnya dulu, Ratan Singh masuk sambil membawa sebuah peta daerah Mewar yg dibuat dari tanah liat “Aku tahu bagaimana situasi daerah Mewar” Pangeran Pratap mengangguk “Aku tahu kalau ayah tahu bagaimana caranya mengumpulkan daerah Mewar, kemudian Pangeran Pratap membagi Mewar dalam beberapa bagian menggunakan pedangnya “Inilah bagaimana rupa Mewar kita jika kita tdak mencoba menggabungkannya kembali, Bijolia telah menyatakan pemborentakannya hari ini, kita harus bisa melihat kalau tdak ada seorang ksatria manapun yg berani berdiri menentang kita hingga besok, kamu tahu, ayah ,,, kita telah mencoba utk berusaha mengumpulkan kekuatan Mewar selama bertahun tahun melawan bangsa penjajah seperti Afghanistan & Mughal, namun kalau Mewar kehilangan kedamaian, kepercayaan & dukungan kekuatan dari daerah miliknya maka apa yg akan kita lakukan dgn melindungi daerah perbatasan kita ?” 


Raja Uday Singh mendengarkan penjelasan Pangeran Pratap dgn seksama “Aku tahu kalau permasalahan kita dgn Bijolia bukan pada garis depannya, bahkan aku tdak memiliki kecenderungan utk menghidupkan kembali mereka tapi aku akan pergi ke Bijolia utk memahami permasalahan rakyat disana, aku tdak akan mengurusi hubungan pribadiku dgn seseorang yg berasal dari Bijolia” Rawat Ji mendukung pendapat Pangeran Pratap “Bijolia adalah kota yg terpenting utk Mewar, bahkan kita tdak bisa menguasainya hingga sekarang, jika terjadi sesuatu yg buruk disana maka kita harus pergi kesana & mencari tahu inti dari permasalahan yg ada, tdak ada orang yg lebih cocok daripada Pangeran Pratap !” bela Rawat Ji “Aku berjanji ayah, aku tdak akan menemui bahkan mendengar apapun tentang seseorang yg sangat ayah khawatirkan itu (Ajabde), dharmaku lebih penting bagiku, ayah ,,, & itu akan seperti itu selamanya” akhirnya Raja Uday Singh mengijinkan Pangeran Pratap pergi ke Bijolia, Ratu Bhatyani benar benar panik & gelisah begitu melihat Pangeran Pratap pergi meninggalkan ruang rapat, 

Rawat Ji juga membubarkan rapat & menyuruh semua orang yg hadir disana utk kembali ke tempatnya masing masing, tiba tiba Ratu Bhatyani menegurnya “Panglima Rawat Ji ! Aku tdak suka dgn caramu menentang Rana Ji barusan ! Kali ini aku maafkan tapi lain kali aku tdak akan memaafkannya !” ujar Ratu Bhatyani dari balik tirai yg menutupinya, Rawat Ji sedikit terluka dgn ucapan Ratu Bhatyani, kemudian Rawat Ji pamit meninggalkan mereka berdua, Raja Uday Singh yg masih berdiri disana berupaya mengatakan sesuatu namun Ratu Bhatyani segera memotongnya & berkata “Sekarang saatnya utk beristirahat, Rana Ji !” ujar Ratu Bhatyani sambil berlalu dari sana, Raja Uday Sing benar benar merasa tdak berdaya didepan istrinya kali ini 

Di halaman istana Chittor, Pangeran Pratap & Chakrapani sudah bersiap dgn pakaian sederhananya utk pergi ke Bijolia “Pangeran Pratap, kamu tahu, aku bahkan tdak bisa mengidentifikasi kamu dalam pakaian seperti ini, lalu bagaimana nanti Ajabde akan mengenali kamu ?” goda Chakrapani “Chakrapani, ingat ! Aku hanya akan menjadi orang asing bagi dirinya !” ujar Pangeran Pratap kesal kemudian mereka berdua berlalu dgn kuda mereka masing masing menuju ke Bijolia, pada saat yg bersamaan, Ajabde juga meninggalkan Bijolia menuju ke Chittor “Sekarang saatnya kita mengatakan pada Chittor kalau kita ini bukan orang asing utk mereka !” Ajabde pergi ke Chittor bersama prajuritnya & kaki tangannya yg juga seorang ksatria perempuan, dalam perjalanan menuju ke Bijolia, Chakrapani tdak mengerti mengapa mereka harus terburu buru utk mengatasi permasalahan di Bijolia “Aku hanya berharap kamu tdak mempunyai keterikatan perasaan dgn orang asingmu itu (Ajabde)” Pangeran Pratap balas menggoda Chakrapani kalau perasaannya masih sama seperti yg dulu yaitu membenci Ajabde “Kamu itu selalu saja membicarakan hal hal yg konyol, Chakrapani ,,, kita harus segera pergi secepat mungkin karena kita membutuhkan seseorang utk memasuki Bijolia” ujar Pangeran Pratap sambil memperhatikan seekor kuda yg sedang di tambatkan di tengah hutan Sinopsis Mahaputra Episode 295

Di lain sisi, Fatta sedang berusaha berburu hewan sehingga dia bisa memuaskan rasa laparnya, Fatta berusaha utk memanah hewan yg bersembunyi di balik semak semak namun gagal, beberapa kali Fatta mencoba tapi selalu saja gagal, tanpa diduga ternyata Pangeran Pratap menangkap semua anak panah yg dilesatkan oleh Fatta hingga anak panahnya habis, tak lama kemudian Pangeran Pratap keluar dari tempat persembunyiannya & menghampiri Fatta sambil membawa anak panah Fatta ditangannya, Fatta terkejut, Fatta merasa telah membuat kesalahan pada laki laki yg sama yg ditemuinya di kandang kuda, Pangeran Pratap membenarkannya “Aku tdak akan membiarkan kamu membunuh hewan hewan yg tdak bersalah yg berada di daerah ini” ujar Pangeran Pratap lantang “Tapi aku lapar ! Aku belum makan sejak kemarin ! Apalagi sebentar lagi adalah perbatasan Bijolia dgn Chittor, bagaimana bisa kamu menghentikan aku dari perburuan ini ?” ujar Fatta kesal “Tanah ataupun daerah ini semua adalah tanah air kita, Mewar !” Fatta menolak utk makan makanan apa saja yg menjadi milik Mewar “Aku hanya akan makan apa yg akan aku buru !”, “Baiklah, semoga kamu beruntung !” tak lama kemudian Pangeran Pratap mengundang Fatta utk menikmati makan siang yg enak, Fatta rupanya tergoda juga dgn ajakan Pangeran Pratap 

Sementara itu, Ajabde & prajuritnya juga sedang dalam perjalanan, Ajabde memilih jalan pintas utk mencapai Chittor, ketika prajuritnya memintanya utk beristirahat, Ajabde menolaknya, salah satu prajurit Ajabde tahu kalau Fatta pasti sudah kehilangan kesabarannya tapi rasanya masuk akal juga dgn menyembunyikan semuanya sampai mereka sampai di Chittor namun Ajabde tdak begitu yakin akan hal itu, 

Di tengah hutan, setelah selesai makan, Fatta sangat senang karena sudah kenyang memakan makanan Pangeran Pratap, bahkan meminta manisan lagi yg hendak dimakan oleh Chakrapani beberapa kali, akhirnya Chakrapani memberikan semua manisan itu utk Fatta setelah meminta ijin pada Pangeran Pratap, Fatta segera mengambil manisan itu & pergi meninggalkan mereka “Rajamu bahkan tdak pernah membantu kami sebanyak ini selama bertahun tahun, sedangkan kamu melakukannya melebihi dia, kamu telah menyelamatkan aku dari para prajurit itu & sekarang kamu memberi aku makan dgn sangat baik, jika Rajamu tahu tentang hal ini, yaitu begitu baiknya kamu sama orang biasa seperti aku, maka mungkin dia juga akan menyebut kamu sebagai seorang pengkhianat” Pangeran Pratap membenarkan ucapan Fatta dgn mengatakan kalau dirinya juga takut kalau kehilangan pekerjaan di istana Mewar, Fatta mulai peduli padanya “Lalu bagaimana kamu mengurusi rumahmu sekarang ?” Chakrapani pura pura terbatuk batuk begitu mendengar pertanyaan Fatta, 

Fatta memberikan air utk Chakrapani & kembali ngobrol dgn Pangeran Pratap “Kamu seharusnya kembali lagi saja ke pekerjaanmu, teman” ujar Fatta “Tapi aku ingin pergi ke Bijolia bersama kamu, karena aku juga telah menentang Raja Mewar karena ulahku” ujar Pangeran Pratap bersandiwara “Iyaa, aku juga menentang Raja Mewar, khususnya Pangeran Pratap !” Chakrapani kembali terbatuk batuk sangat hebat ketika mendengar ucapan Fatta yg polos “Aku juga akan bergabung bersama kamu dalam perangmu nanti melawan Pangeran Pratap” Pangeran Pratap berusaha meyakinkan Fatta agar Fatta percaya padanya namun Fatta tdak bisa mengajak Pangeran Pratap ke Bijolia bersamanya “Maafkan aku, teman ,,, kami tdak bisa percaya pada orang asing begitu saja, jadi kita sampai disini saja bersama sama, aku sangat berterima kasih padamu utk semua yg telah kamu lakukan padaku” ujar Fatta, Pangeran Pratap & Chakrapani hanya bisa melihat kepergian Fatta dgn kudanya, Chakrapani merasa heran “Pangeran Pratap, lalu apa yg akan kita lakukan sekarang ? Kamu ingin memasuki Bijolia bersama dgn dia tapi dia pergi begitu saja sekarang” Pangeran Pratap tahu kalau Fatta tdak akan pergi kemanapun menentang keinginannya 

Saat itu, Ajabde sudah sampai di dekat danau, Ajabde menutup matanya & merasakan hawa disekitarnya “Aku merasa kalau aku telah mencapai Chittor” ujar Ajabde, di lain sisi Pangeran Pratap juga merasakan hal yg sama saat itu, Pangeran Pratap juga menutup matanya & merasakan hawa disekitarnya “Ada apa, Pangeran Pratap ?” Chakrapani merasa heran dgn ulah Pangeran Pratap “Angin ini sepertinya membawa sesuatu yg telah lama hilang & sebuah kenangan lama bersamanya” ujar Pangeran Pratap haru, sementara itu salah satu prajurit Ajabde mengatakan pada Ajabde, kalau dirinya benar, kaki tangan Ajabde yg wanita merasa terkesan “Rupanya kamu mengingat begitu baik rute jalan pintas seperti ini ?”, “Sekarang kita harus fokus pada Fatta terlebih dahulu, saudaraku membutuhkan aku, kita harus menyelamatkan dia bagaimanapun caranya” ujar Ajabde sambil melanjutkan perjalanan kembali, Ajabde teringat dihari pernikahannya & semua insiden yg terjadi setelah itu, Ajabde segera menutupi wajahnya dgn cadar sambil terus melarikan kudanya

Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 296

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top