Sinopsis Mahaputra Episode 318

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 318, Pangeran Pratap masih terus mengendarai kudanya & Chetak si kuda putih berhasil melampaui Pangeran Pratap dalam kecepatan tinggi, Pangeran Pratap terkesan terhadap kemampuan Chetak, saat itu Chetak bisa merasakan ada sebuah perangkap yg dibuat utk Pangeran Pratap di bawah tanah, Mansoor Khan melihat kedatangan Pangeran Pratap sambil tersenyum, saat itu Mansoor Khan sedang duduk di atas sebuah batang pohon “Chetak! Pergilah karena saat ini bukan waktunya bermain, ini tentang hidup & mati” ujar Pangeran Pratap, sementara Ajabde saat itu hendak di jatuhkan ke dalam lumpur hisap, sedangkan Mansoor Khan sudah bersiap hendak melesatkan panahnya ke arah Pangeran Pratap, Chetak segera berlari mendahului kuda yg di tunggangi Pangeran Pratap dgn sangat kencang, Pangeran Pratap benar benar terkejut dgn kecepatan Chetak yg tinggi, tiba tiba Chetak melompati perangkap yg dibuat utk Pangeran Pratap, Pangeran Pratap berteriak ke arah Chetak, Chetak kemudian mundur kebelakang & maju ke depan sambil membongkar sedikit demi sedikit lobang yg menganga itu, Chetak menunjukkan pada Pangeran Pratap bahaya yg akan dialaminya jika Pangeran Pratap melalui jalan tersebut, 
Sinopsis Mahaputra Episode 318

Pangeran Pratap melihat secara langsung lobang yg besar tersebut ketika kaki Chetak tersandung perangkap itu, Chetak mencoba menyingkirkan rumput rumputan yg menutupinya & menunjukkan pada Pangeran Pratap, senjata senjata yg ditimbun dibawah tanah, Pangeran Pratap kaget ketika melihat Chetak berdiri tdak jauh dari perangkap tersebut dgn maksud ingin menunjukkannya ke Pangeran Pratap, Pangeran Pratap segera turun dari kudanya & mencoba menyingkirkan rumput rumput kering itu & melihat senjata yg sangat tajam yg sangat beracun yg membunuhnya “Dasar orang Afghanistan pengecut semua! Sekarang tdak akan ada seorangpun yg bisa menyelamatkan mereka dari aku!” ujar Pangeran Pratap kesal, di tempat persembunyian Mansoor Khan 

“Kuda itu telah berhasil menggagalkan rencana kita!” prajurit Afghanistan telah bersiap utk melesatkan anak panah mereka ke arah Pangeran Pratap & Chetak, tiba tiba Chetak meringkik sangat keras “Itu artinya, musuh musuh telah berada di sekitar kita dari ketinggian & mulai melesatkan anak panah mereka masing masing” Pangeran Pratap berusaha waspada terhadap serangan yg akan diterimanya “Aku akan pergi ke sebuah ketinggian & balik menyerang mereka” Chetak segera berlari & membawa Pangeran Pratap ke sebuah tempat sementara prajurit Afghanistan masih terus menerus menyerang Pangeran Pratap dgn panah mereka “Tangkap, Pangeran Pratap!” perintah Mansoor Khan pada anak buahnya 

Di Bijolia, Chakrapani sedang mengobati Fatta & Parwat Singh berusaha membuat sebuah keragu raguan di hati Ratu Hansa Bai “Maharani Hansa Bai, Pangeran Pratap telah menyelamatkan Fatta dgn membalurkan obat obatan herbal pada lukanya & sekarang Chakrapani yg datang dari tempat yg sama” Ratu Hansa Bai sangat tahu dgn baik kalau saat ini bukan saatnya utk berdikusi “Hal ini hanya akan menguntungkan Fatta, saat itu Fatta terbangun dari pingsannya & memanggil Ajabde “Kakak, ” Fatta langsung terbangun “Fatta, lebih baik kamu istirahat dulu” pinta Ratu Hansa Bai “Rani Ma, biarkan saja darah ini tetap mengalir karena ini adalah negaraku, saat ini Pangeran Pratap sedang bertarung dgn Afghanistan sendirian” Ratu Hansa Bai tertegun “Itu artinya Pangeran Pratap telah pergi menyelamatkan Ajabde” Fatta mengangguk “Iya, Rani Ma,  dia telah mengobati aku & telah mengirimkan aku dgn selamat, oleh karena itu aku akan membalas pesannya” kemudian Fatta menceritakan soal Badshah Khan & segera berlalu dari sana Sinopsis Mahaputra Episode 318

Di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap segera turun dari kudanya & mulai bertarung dgn prajurit Afghanistan, Chetak pun ikut ikutan menyerang prajurit Afghanistan dgn tendangan kaki depannya & menyibakkan pasir di mata mereka, Mansoor berusaha melumpuhkan Pangeran Pratap namun tdak berhasil juga karena gerakan Pangeran Pratap yg sangat cepat “Pangeran Pratap, kamu telah membuat pekerjaanku menjadi sangat mudah” ujar Mansoor ketika Pangeran Pratap sudah sampai di ujung tebing & hampir saja terjatuh ke bawah tebing, Pangeran Pratap melihat ada sebuah panah datang kearahnya & mencoba menghindar namun anak panah itu mengenai kakinya & Pangeran Pratap terjatuh di tebing, Mansoor tertawa terbahak bahak, sementara Chetak meringkik dgn keras, di tempat Badshah Khan, Badshah Khan berdoa “Aku berharap, sebelum Ajabde masuk kedalam lumpur itu, berita kematian Pangeran Pratap telah datang padaku” ujar Badshah Khan senang, di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap langsung memegang sebuah akar yg menjuntai kebawah tebing sehingga dirinya bisa selamat, sementara Mansoor menyuruh prajuritnya utk melempar batu yg sangat besar ke arah Pangeran Pratap & membunuhnya “Pangeran Pratap akan segera mati tdak lama lagi! & kamu juga akan mati disini! Seseorang yg menjadi belahan jiwa Pangeran Pratap, cinta & kehidupan” ejek Badshah Khan, di tempat Pangeran Pratap, Mansoor sudah sangat yakin bisa membunuh Pangeran Pratap “Pangeran Pratap akan segera mati di tangan orang Afghanistan! Terima kasih, pangeran!” ujar Mansoor senang “Ini akan menjadi hadiah yg terindah utk almarhum ayahku” ujar Badshah Khan, 

Sementara itu Mansoor masih terus mengejek Pangeran Pratap yg masih bertahan di bawah tebing dgn berpegangan pada akar “Pangeran Pratap, pikirkanlah bagaimana kalau kamu membiarkan putri Ajabde ketangan Badshah Khan & memberikannya hadiah kematian?” tanya Mansoor, saat itu pada saat yg sama Ajabde & Pangeran Pratap sama sama memikirkan tentang cinta mereka berdua & kenangan masa kecil mereka berdua dulu, Pangeran Pratap berdoa pada Dewa kalau dirinya bisa menerima kematiannya tapi Pangeran Pratap ingin melakukan sesuatu yaitu ibunya bangga padanya, Pangeran Pratap teringat sumpah pernikahannya dgn Ajabde & semua kenangan terindah bersama Ajabde, sementara Ajabde berfikir kalau dirinya tdak akan membiarkan kehormatan Pangeran Pratap berakhir seperti ini “Aku harus melakukan sesuatu!” sekilas Ajabde melihat ada sebuah palu & berfikir dalam hati “Aku harus bisa mengubah kematianku menjadi kehidupan!” saat itu Badshah Khan sudah masuk ke dalam tenda, Ajabde mulai mengayun ayunkan sangkar besar yg membelenggunya, sehingga sangkar itu berputar putar turun pada tempat yg tepat di tanah, 

Sedangkan para prajurit Afghanistan mulai melempar batu besar itu ke arah Pangeran Pratap, dari arah belakang Chetak mulai tdak berdaya “Betapa bodohnya aku, kenapa tdak aku potong saja akar ini sehingga Pangeran Pratap tdak bisa berpegangan lagi” ujar Mansoor dgn tawanya yg menggelegak, Mansoor segera mengeluarkan pedanganya & mulai memotong akar tersebut, Pangeran Pratap mencoba utk bergerak ke atas secara cepat sementara Ajabde juga sedang mencoba utk membuat sangkar itu jatuh ke tanah, kembali ke tempat Pangeran Pratap, Mansoor masih terus menerus mengejek Pangeran Pratap “Kamu memang benar benar sangat berani, tunjukkan lagi keberanianmu yg lain, pangeran! Karena aku masih punya waktu sebelum aku mengirimkan kamu ke Dewa-mu itu!” ejek Mansoor, saat itu kehilangan keseimbangan karena tangannya mulai terluka akibat memegang akar tersebut

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top