Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 1

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 1, Di kerajaan Mewar, Pangeran Pratap mencoba utk menghilangkan bau dari tangannya tapi sia-sia, Pangeran Pratap merasa kesal dgn hal itu, Chakrapani memberinya solusi utk menghilangkan bau itu dgn kelopak mawar, Pangeran Pratap penasaran “Bagaimana bisa kamu menemukan mawar di musim ini?” Chakrapani memberitahu Saubhagyawati tentang bau busuk di tangan Pangeran Pratap, kemudian Saubhagyawati memberitahu Ajabde tentang hal ini, Pangeran Pratap menyimpulkan kalau Ajabdelah yg menghancurkan hadiah yg dia berikan “Apakah begini caranya menghormati hadiahku?”
Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 1

Chakrapani berdoa kepada Dewa utk memberikan Rajput kesabaran “Dia telah membuat dirinya kuat & telah membagi hadiah yg tak ternilai ini hanya utk kamu, pangeran, sehingga kamu bisa berdamai, kamu selalu marah soal ini” ujar Chakrapani “Kamu “Kamu ini tdak boleh mendukung pihak Ajabde karena kamu ini adalah temanku selama ini” ujar Pangeran Pratap kesal sambil menggosok gosokkan kelopak mawar di tangannya & akhirnya bau itupun hilang, Pangeran Pratap ingin Chakrapani melakukan sesuatu utknya “Chakrapani, coba cari tahu berapa banyak nelayan yg datang kesini utk memberikan aku doa dari Chittor” Chakrapani merasa khawatir karena tugas itu benar-benar sulit, Pangeran Pratap mengetahui hal itu tapi hal itu tetap bercokol dikepalanya, Pangeran Pratap tdak bisa melupakan begitu saja “Aku harus mencari tahu siapa dia” Ratu Jaywanta menyela & berkata pada Chakrapani agar mengatakan tdak “Chakrapani, apapun yg dia minta padamu, katakan tdak!” Pangeran Pratap mencoba utk mengatakan sesuatu tapi Ratu Jaywanta memintanya utk menyerahkan diri sepenuhnya di depan anggota keluarganya karena dia akan menikah “Kita semua ingin kamu bersiap-siap utk itu” Chakrapani memberikan isyarat ke Pangeran Pratap & pergi dari sana. 

Phool mempersiapkan Ajabde berdandan utk tilak tersebut, Adjabe protes ke Phool karena membuatnya mengenakan perhiasan & barang-barang yg mewah padahal Pangeran Pratap suka kesederhanaan tapi Phool tetap bersikeras memakaikannya, tak lama kemudian Saubhagyawati datang, Ajabde bertanya padanya tentang kelopak mawar “Saubhagyawati, apakah Chakrapani sudah memberikan kelopak bunga mawar itu pada Pangeran Pratap? Pastinya dia mengucapkan terima kasih padaku” namun Saubhagyawati tdak menjawabnya, Saubhagyawati malah bingung mau bilang apa pada Ajabde “Aku tahu, kalau Pangeran Pratap tdak mengucapkan terima kasih! Aku tahu dia memang sukanya seperti itu!” ujar Ajabede kesal, Phool setuju dgn pendapat Ajabde, kemudian Ajabde ingin memakai perhiasan yg mewah & banyak “Aku akan memakai perhiasan yg banyak karena Pangeran Pratap tdak peduli apa yg aku sukai ataupun yg tdak aku sukai” ujar Ajabde kesal sambil menyuruh pelayannya utk mengambil semua perhiasannya, Phool berusaha menjelaskan pada Ajabde tentang pandangan Pangeran Pratap “Mungkin saja Pangeran Pratap tdak ingin berbagi perasaannya dgn orang lain, Ajadbe, aku yakin dia akan berbagi dgnmu ketika dia bertemu dgnmu” Ajabde menyadari kalau Phool tahu banyak tentang Pangeran Pratap, Phool menyangkal pendapat Ajabde “Tdak Ajabde, aku hanya tahu kamu dgn baik! Ayooo cepat kita bersiap-siap” ujar Phool 

Ratu Veer Bai telah mendapat pagdi utk Pangeran Pratap, Ratu Veer Bai yg telah membuatnya sendiri, Ratu Bhatyani berupaya mempengaruhi Pangeran Pratap utk tdak memakainya karena sudah tua tapi Pangeran Pratap tahu bahwa cinta seorang ibu tdak bisa menjadi tua, Pangeran Pratap segera mengenakan pagdi buatan Ratu Veer Bai “Kami bertiga sangat mencintaimu, Pangeran Pratap” ujar Ratu Bhatyani, Ratu Jaywanta juga mengangguk membenarkan ucapan Ratu Bhatyani, tiba-tiba Ratu Bhatyani menghentikan Pangeran Pratap ketika dia mencoba mengambil pedangnya, Ratu Bhatyani mengingatkan Pangeran Pratap kalau hari ini adalah upacara tilaknya “Pangeran Pratap, kamu tdak membutuhkan pedang ini karena ayah mertuamu akan memberikan kamu pedang” ujar Ratu Bhatyani, Ratu Jaywanta juga menambahkan kalau Pangeran Pratap akan mendapatkannya karena dia adalah seorang Rajput “Ini merupakan penghinaan terhadap ksatria Rajput jika dia tdak mendapatkan pedang di hari tilaknya” ujar Ratu Jaywanta “Apakah ayah percaya akan hal ini?” Raja Uday Singh menegaskan pertanyaan Pangeran Pratap “Seorang Rajput sejati selalu mencari sebuah kehormatan, kamu dapat menyebutnya sebagai ritual tetapi kita telah hidup karena ritual ini, kita percaya hidup atau mati utk mereka, seorang Rajput benar-benar menganggap hal ini dgn sangat serius” Pangeran Pratap mengangguk “Pangeran Pratap, Raja Mamrak ji & Rawat ji akan datang utk memenuhi tradisi ini” Ratu Bhatyani sudah tdak sabar menunggu acara ini karena dirinya yakin kakaknya, Ratu Uma Devi akan melakukan tugasnya sekarang, Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 1

Sementara pada saat itu Ratu Uma Devi mengawasi para pelayan yg mengambil barang-barang yg akan diberikan utk tilak di dalam ruangan, salah seorang pelayan menutup pintu setelah mereka semua pergi, Ratu Uma Devi terlihat kebingungan. Raja Mamrak ji & Ratu Hansa Bai memberitahu para pelayannya utk segera turun, mereka berdua ingin Ratu Uma Devi melihat dulu barang barang yg akan mereka bawa, karena bagaimanapun juga posisi Ratu Uma Devi lebih tinggi daripada mereka, Ratu Hansa Bai benar-benar bahagia melihat perubahan perilaku Ratu Uma Devi “Ratu Uma Devi telah melupakan semuanya & ikut bergabung dgn kita dalam perayaan kita, Rana Ji, dia tinggal kembali di Bijolia & datang ke Chittor bersama sama dgn kita, bahkan dia juga telah memberikan gelang berharga utk Ajabde sebagai hadiah, selamanya aku akan berhutang budi padanya” Raja Mamrak Ji hanya tersenyum mendengar ucapan istrinya itu, 

Akhirnya Ratu Uma Devi & Rawat ji bergabung bersama mereka, Raja Mamrak Ji meminta Ratu Uma Devi utk memeriksa barang barang utk tilak sekali lagi “Kami akan mengirimkannya setelah kamu bilang ok utk barang barang kami ini” Ratu Uma Devi kemudian menyetujuinya Raja Mamrak ji berbicara tentang karunia khusus utk Pangeran Pratap, salah seorang pelayan datang sambil membawa pedang, Ratu Uma Devi memuji pedang tersebut “Sepertinya pedang itu terbuat dari emas, ini adalah simbol penghormatan utk seorang Rajput” Raja Mamrak Ji membenarkan dgn menganggukkan kepalanya “Pedang ini akan membuat kehidupan baru ketika diberikan kepada menantu laki laki kami yg berani, pedang ini akan menulis sejarah bukan hanya utk Pangeran Pratap tapi juga utk seluruh Rajputan” ujar Raja Mamrak Ji bangga “Orang tua melakukan begitu banyak hal utk anak-anak mereka, ketika mereka sedang bahagia, kamu adalah seorang Samant yg biasa & kamu membawa pedang yg sangat mahal seperti ini hanya utk Pangeran Pratap” 

Semua orang merasa kurang enak hati ketika Ratu Uma Devi melanjutkan pembicaraannya “Aku tdak pernah mendengar atau melihat sesuatu seperti ini” ejek Ratu Uma Devi secara halus, Raja Mamrak Ji membicarakan tentang cintanya utk anak perempuannya “Sebentar lagi Ajabde akan menikah dgn Pangeran Pratap, aku tdak ingin dia merasa kekurangan dibandingkan putri raja yg lain, aku tdak ingin meninggalkan kerikil karena mendapatkan menantu laki laki seperti Pangeran Pratap” Ratu Hansa Bai meminta suaminya utk berhenti memuji menantu laki lakinya setinggi langit, karena mereka harus melakukan banyak hal “Rana Ji, kita harus mengirim barang ini ke istana Chittor” ujar Ratu Hansa Bai “Kita tdak bisa mengirimkan barang barang ini sebelum Ajabde datang & menyentuh semua barang barang ini terutama pedang ini, hanya dia yg akan melakukan pemujaan ini” 

Tak lama kemudian Ajabde datang ke sana bersama Phool & Saubhagyawati, Ratu Hansa Bai & Raja Mamrak Ji merasa bahwa putri mereka telah benar-benar dewasa sekarang, sementara itu di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap juga telah siap utk tilak tersebut, Raja Uday Singh terus menerus menatapnya “Dia nampak seperti seorang pangeran besar sekarang” ujar Raja Uday Singh, kembali ke tempat Ajabde, saat itu semua orang menutup mata mereka kecuali Ratu Uma Devi, Ajabde melakukan doa utk pedang yg diberikan pada Pangeran Pratap, pendeta berdoa bahwa pedang ini akan mengakhiri semua adharma, orang jahat & mempertahankan dharma, juga selalu melindungi kebenaran & dharma, pendeta meminta Ajabde utk memberikannya pada ayahnya sehingga dia bisa memberikannya pada Pangeran Pratap dgn rasa hormat, ketika Ajabde berbalik, dilihatnya Pangeran Pratap sedang berdiri di sana, kemudian Pangeran Pratap mengambil pedang darinya & menyentuhkannya di dahinya, Ajabde menyadari kalau dirinya sedang berkhayal, kemudian dia memberikannya pada ayahnya, Raja Mamrak Ji

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top