Sinopsis Mahaputra Episode 286

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 286, Di kerajaan Mewar, pada malam hari, Pangeran Pratap & Ajabde keluar menuju ke halaman istana, Pangeran Pratap terus terbatuk batuk hingga tdak bisa mengontrol batuknya sendiri & dihalaman istana, mereka berdua melihat banyak sekali burung merpati putih yg singgah di taman utk meminum air putih di sebuah wadah yg memang mereka siapkan di halaman, Pangeran Pratap & Ajabde merasa heran, kenapa begitu banyak burung merpati putih yg datang ke halaman mereka, kemudian mereka berdua mendongak keatas & melihat ribuan burung merpati putih terbang kesana kemari diatas mereka dilangit yg hitam, Pangeran Pratap & Ajabde merasa takjub melihat burung burung merpati tersebut namun kemudian mereka berdua merasa aneh, Pangeran Pratap merasa ada sesuatu yg tdak beres yg sedang terjadi, Pangeran Pratap & Ajabde juga mendengar ringkikkan kuda yg saling bersahut sahutan merasa ketakutan 
Sinopsis Mahaputra Episode 286

Sementara itu, semua prajurit yg sedang berjaga di perbatasan Mewar dibunuh oleh Jalal & Nasir, Jalal bertujuan agar penjaga terakhir tunduk terhadap bendera Mughal, penjaga tersebut melihat bendera tersebut & terkejut & tiba tiba perutnya tertusuk oleh panah yg dilesatkan oleh salah satu prajurit Jalal namun sebelum mati & dalam keadaan sekarat, prajurit itu segera memotong sebagian kecil bendera tersebut & meletakkannya di paruh salah satu burung merpati putih yg di peliharanya & melepaskannya utk terbang ke udara, hingga akhirnya prajurit itupun tewas, tak lama kemudian Jalal memasuki daerah Mewar bersama pasukannya, pada saat yg bersamaan Ajabde sedang berusaha menenangkan Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, ini mungkin saja sebuah kebetulan belaka” namun ketika Pangeran Pratap sedang mengenakan baju perisai perangnya, Pangeran Pratap melihat seekor burung merpati menghampiri kamarnya & bertengger di jendela kamarnya, 

Pangeran Pratap segera mendekati burung merpati putih tersebut & melihat sobekan kain berwarna hijau disekitar paruhnya, Pangeran Pratap segera mendekat & menyadari kalau sobekan kain berwarna hijau itu adalah bagian dari bendera Mughal, Ajabde juga sangat terkejut begitu melihatnya, Pangeran Pratap sadar kalau pasukan Mughal sedang menuju ke arah mereka utk menyerang Mewar “Pangeran Pratap, lebih baik kamu memberitahu semua orang, kita tdak bisa membuang buang waktu lagi” saat itu Pangeran Pratap hendak pergi ke ayahnya sementara Ajabde akan memberitahu Rawat Ji “Ajabde, berhati hatilah, kita tdak inginkan menakuti semua orang? jadi sampaikan berita ini secara hati hati” Ajadbe langsung menganggukkan kepalanya kemudian meninggalkan Pangeran Pratap, 

Pangeran Pratap pun pergi utk menemui ayahnya Pangeran Pratap memberitahu prajurit utk mengabarkan pada ayahnya kalau dirinya ingin bertemu dgn Raja Udai Singh namun Pangeran Pratap terkejut ketika mendapat kabar kalau ayahnya tdak berada di kamarnya, kemudian Pangeran Pratap pergi menuju ke Antarmahal malam itu juga “Dia pasti sedang tertidur saat ini” Pangeran Pratap tahu kalau saat ini sebagian pasukannya sedang berlibur “Tolong, panggil mereka yg berada di perbatasan kita” ujar Pangeran Pratap, namun Pangeran Pratap baru tahu kalau sebagian prajuritnya sedang berada di kerajaan Bijolia, Pangeran Pratap benar benar merasa heran “Kenapa Bijolia membutuhkan mereka?” salah satu prajuritnya memberitahu padanya bagaimana caranya memanggil prajurit cadangan secara diam diam tanpa siapapun yg mengetahuinya “Kalau begitu beritahu beberapa prajurit sebanyak yg bisa kamu panggil, kumpulkan mereka & temui aku di gerbang istana sebelah utara, aku & paman Rawat Ji akan menemui kalian disana!” ujar Pangeran Pratap kemudian berlalu dari sana 

Dalam perjalanannya menuju ke kamarnya, Pangeran Pratap bertemu dgn Ajabde lagi “Pangeran Pratap, paman Rawat Ji rupanya pulang ke kampung halamannya sendiri, dia tdak bisa datang secepat mungkin kesini” ujar Ajabde, Pangeran Pratap merasa kalau dirinya tdak bisa menunggu lebih lama lagi karena saat itu hari sudah hampir pagi “Lalu bagaimana dgn Rana Ji?” tanya Ajabde cemas, Pangeran Pratap tdak ingin mengganggu ayahnya utk saat ini karena ayahnya masih beristirahat sekarang “Ini menjadi tugasku sekarang utk melindungi kerajaan kita!” Ajabde sangat khawatir tentang Pangeran Pratap “Bagaimana kamu bisa melakukannya sendirian, pangeran?” Pangeran Pratap langsung memegang tangan Ajabde & berkata “Saatnya telah tiba utk kamu utk memenuhi sumpahmu, aku percaya penuh padamu, kamu akan berhasil melampui ujian pertamamu ini” Ajabde langsung menganggukkan kepalanya & ikut memegang tangan Pangeran Pratap sebagai tanda meyakinkan suaminya itu “Aku tdak akan mengecewakan kamu, pangeran” Pangeran Pratap tersenyum senang & mereka mulai berjalan kembali, Ajabde mengikuti suaminya dari belakang 

Keesokan harinya, Jalal melanjutkan perjalanannya yg semakin dekat ke Mewar bersama pasukannya, sementara itu Pangeran Pratap sudah bersiap hendak pergi “Ajabde, jangan lupa nanti kamu memberitahu Rani Ma tentang hal ini agar ibu bisa memberitahu pada Rana Ji, katakan pada mereka kalau aku membawa prajurit penjaga keluar dari istana, oleh karena itu biar nanti ayah memanggil lebih banyak lagi prajurit utk penjagaan” ketika Pangeran Pratap hendak pergi, Ajabde langsung mengingatkan Pangeran Pratap utk melakukan aarti terlebih dahulu “Maafkan aku, Ajabde, aku lupa” Ajabde hanya tersenyum kemudian melakukan aarti utk Pangeran Pratap, setelah selesai Pangeran Pratap segera menuju ke kudanya, namun ketika Pangeran Pratap hendak menunggangi kudanya, Pangeran Pratap turun kembali & berjalan menghampiri Ajabde “Apakah kamu melupakan sesuatu?” Ajabde langsung menganggukkan kepalanya & memeluk erat suaminya itu yg pertama kalinya, semua pelayan seperti sudah tahu keinginan mereka berdua, tanpa dikomando, para pelayan segera berbalik membelakangi mereka berdua “Jaga diri kamu baik baik ya” ujar Pangeran Pratap dgn tatapannya yg mesra “Jaga diri kamu juga baik baik, pangeran” kemudian Pangeran Pratap kembali berjalan menuju ke kudanya & segera menunggangi kudanya, sebenarnya Pangeran Pratap merasa berat harus meninggalkan Ajabde, diliriknya Ajabde dari ujung ekor matanya dgn perasaan yg penuh haru namun akhirnya Pangeran Pratap bergegas meninggalkannya sendirian, saat itu Ajabde hendak mengatakan sesuatu sambil berteriak memanggilnya namun Pangeran Pratap tdak mendengar & cincin pemberian Pangeran Pratap terlepas dari ibu jari kakinya, Ajabde benar benar mengkhawatirkan Pangeran Pratap sambil mengambil cincin emasnya itu yg jatuh ke tanah. Sinopsis Mahaputra Episode 286

Pada saat yg bersamaan Ratu Jaiwanta tiba tiba terbangun dari tidurnya & dilihatnya disebelahnya Raja Udai Singh sedang tertidur nyenyak, Ratu Jaiwanta teringat semuanya tentang malam yg special & indah yg terjadi antara dirinya & suaminya, Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta benar benar merasa sangat bersalah sambil perlahan lahan turun dari tempat tidurnya & duduk di depan meja riasnya & menatap dirinya di cermin, Ratu Jaiwanta teringat ketika dirinya berjanji pada Ratu Veer Bai kalau Ratu Veer Bai akan mendapatkan haknya sebagai seorang istri tadi malam, Ratu Jaiwanta segera mengenakan perhiasannya, Ratu Jaiwanta benar benar merasa tdak berdaya & telah mengingkari janjinya sendiri pada Ratu Veer Bai, dgn pandangan kosong, Ratu Jaiwanta berjalan di sepanjang koridor menuju ke kamar Ratu Veer Bai, namun ternyata Ratu Veer Bai tdak berada dikamarnya, yg ada malah Ratu Bhatyani “Rani Veer Bai tdak ada disini, kak, aku yakin perasaan bersalahmu & tangisanmu itu tdak akan mampu menenangkan Rani Veer Bai saat ini” Ratu Jaiwanta ingin segera bertemu dgn Ratu Veer Bai “Aku juga tdak bisa berbuat apa apa, kak, aku hanya berharap kalau dia tdak akan berusaha utk membunuh dirinya sendiri, & aku juga tdak bisa memastikan dimana dia berada saat ini” Ratu Jaiwanta segera pergi dari kamar Ratu Veer Bai dgn terburu buru begitu mendengar penjelasan dari Ratu Bhatyani 

Tiba tiba di sepanjang koridor, Ajabde sedang berjalan disana sambil berteriak teriak memanggil ibu mertuanya “Rani Ma! Rani Ma! Rani Ma!” Ratu Bhatyani yg mendengar Ajabde memanggil nama Ratu Jaiwanta, merasa penasaran & langsung keluar utk mengetahui apa yg terjadi padanya, setelah bertemu dgn Ajabde, Ratu Bhatyani sangat terkejut ketika mendengar kabar dari Ajabde kalau Jalal telah sampai disini dgn pasukannya sementara Pangeran Pratap telah pergi utk bertarung dgn dirinya sendirian “Hal ini benar benar sangat mengkhawatirkan, Choti Ma, aku harus segera memberitahu Rani Ma agar dia bisa memberitahu Rana Ji, dgn begitu Rana Ji bisa mengirimkan pasukannya utk membantu Pangeran Pratap” Ratu Bhatyani merasa senang karena dialah yg pertama kali mengetahuinya “Ajabde, aku akan mengatakan hal ini pada mereka berdua, kamu bisa pergi ke kamarmu sekarang, aku akan mengurusinya” Ajabde menuruti perintah Ratu Bhatyani dgn sepenuh hati, sedangkan Ratu Bhatyani tdak tertarik dgn hal itu sambil berkata dalam hati ketika Ajabde telah berlalu dari hadapannya “Biarkan Pangeran Pratap bertarung dgn musuh musuhnya sementara Rani Ma - nya saat ini juga akan bertarung dgn segala sesuatunya disini” bathin Ratu Bhatyani dgn senyum sinisnya 

Ratu Veer Bai sedang menangis di kamarnya, sambil teringat akan keintiman Ratu Jaiwanta & Raja Udai Singh semalam, Ratu Veer Bai melempar semua perhiasannya dgn perasaan marah, tepat pada saat itu Ratu Jaiwanta menemuinya, Ratu Veer Bai langsung teringat pada kata kata Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta hendak menjelaskannya namun Ratu Veer Bai segera mencegahnya & berkata “Aku pikir kamu akan seperti ibuku tapi kamu malah berbalik menjadi seorang perempuan yg egois! Kamu yg telah menyarankan aku utk merasakan semua ini tapi kamu juga yg telah menghancurkan semuanya dgn tanganmu sendiri!” Ratu Veer Bai berteriak lantang didepan Ratu Jaiwanta “Sejak kapan kamu merencanakan ini semua? Kamu bisa kan mengatakan padaku kalau kamu sebenarnya tdak suka kalau Rana Ji menikah dgnku! Kamu bisa mengatakan hal itu padaku atau memeerintah aku utk pergi dari sini! Aku bisa pergi dgn mudahnya! Tapi kamu tdak melakukannya karena dgn begitu kamu bisa menghina aku dgn cara seperti ini!” Ratu Jaiwanta terperangah & berusaha utk menjelaskannya ke Ratu Veer Bai namun Ratu Veer Bai tdak memberikan kesempatan padanya utk menjelaskan semuanya “Kamu telah mengenakan sebuah topeng seseorang yg berpura pura menyayangi & peduli pada semua orang tapi aku telah melihat wajah kamu yg sebenarnya, wajah yg penuh dgn keegoisan hari ini!” bentak Ratu Veer Bai sambil menangis, Ratu Jaiwanta pun menangis sedih 

“Ternyata apa yg dikatakan oleh Rani Bhatyani tentang kamu adalah benar! Kamu menginginkan semuanya hanya utk kamu sendiri! Mulai dari Rana Ji, kasih sayang & penghormatan rakyat Mewar & kamu ingin masa depanmu terlindungi juga kan?” Ratu Jaiwanta hanya bisa terdiam mendengar semua tuduhan Ratu Veer Bai “Kamu ingin seluruh Mewar berada dibawah kekuasaanmu melalui Pangeran Pratap! Itulah mengapa kamu tdak pernah membiarkan aku mendekati Rana Ji! Kamu takut kan kalau nanti aku hamil & ketika kami berdua semakin dekat maka rencanamu akan berantakan! Kamu tdak hanya merebut kepercayaanku, kak, tapi juga kebahagiaanku! Dgn cara ini kamu telah membunuh aku, aku akan berdoa pada Dewa dgn hati yg murni sama seperti kamu yg telah merebut kebahagiaanku bahkan kamu ingin mendapatkan semua ini sepanjang hidupmu” Ratu Jaiwanta benar benar tdak percaya & kaget begitu mendengar semua kata kata yg terlontar dari mulut Ratu Veer Bai, sementara Ratu Bhatyani mendengarkan semua pembicaraan mereka dari tempat yg tersembunyi 

Pada saat yg bersamaan, saat itu Pangeran Pratap sedang berdiskusi dgn para prajuritnya “Kita harus bisa menghentikan Jalal sebelum mereka mencapai titik penjagaan kita yg terdekat dekat istana, kita tdak boleh membiarkan mereka mencapai tempat tersebut atau tempat manapun yg terdekat!” ujar Pangeran Pratap lantang, di lain sisi Jalal juga sedang memberikan instruksi pada pasukannya “Ini adalah kesempatan emas yg bisa kita dapatkan hari ini, kita akan bisa menduduki istana Mewar pada hari ini, aku akan merebut semua yg kamu miliki, Pangeran Pratap!” ujar Jalal & wajah sumringah, sedangkan di istana Mewar sendiri, Ratu Veer Bai masih marah pada Ratu Jaiwanta “Kak Jaiwanta, jika kamu benar benar ingin agar Rana dekat dgn diriku maka seharusnya kamu menyadari bahwa semua itu bisa terjadi kalau kamu tdak berada di istana ini” Ratu Jaiwanta tertegun & berlalu meninggalkan Ratu Veer Bai dgn perasaan sedih, sementara dari balik persembunyiannya Ratu Bhatyani merasa senang karena semuanya telah berjalan sesuai yg diinginkannya 

Di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap segera melesatkan anak panahnya ke tanah di dekat kuda yg ditunggangi Jalal, akhirnya Pangeran Pratap & Jalal bertemu secara langsung, berhadap hadapan satu lawan satu, Pangeran Pratap tersenyum sementara Jalal menunjukkan wajah kesal karena Jalal tdak mengira kalau dirinya bisa bertemu Pangeran Pratap disini “Kamu seharusnya berfikir terlebih dahulu sebelum melangkah di tanah Mewar ini! Kamu seharusnya berfikir bahwa disini ada seorang prajurit Mewar yg selalu waspada utk melindungi tanah airnya dari para penipu yaitu adalah Rana Pangeran Pratap Singh!” Jalal tersenyum & berkata “Aku benar benar senang bisa bertemu dgn kamu disini, rasanya kurang menyenangkan kalau aku ingin menghancurkan kamu tanpa bertarung dgn kamu!” balas Jalal lantang, kemudian mereka berdua sama sama mengeluarkan pedangnya & menginstruksikan pasukan mereka utk menyerang “Seraaaaaaannnnnggg!!!!” pertarungan Jalal & Pangeran Pratap pun tak terelakkan

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top