Sinopsis Mahaputra Episode 288

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 288, Di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani bertemu dgn Dhaman Singh di koridor istana, Dhaman Singh membawa sebuah kabar baik utk Raja Uday Singh, sementara Ratu Bhatyani sangat penasaran ingin mengetahuinya, pada saat yg bersamaan saat itu Raja Uday Singh sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya di dalam kamar “Pangeran Pratap, kenapa kamu selalu melibatkan aku dalam masalah, kalian berdua ibu & anak selalu melakukan hal yg sama” bathin Raja Uday Singh kesal sambil menatap ke cermin riasnya, tak lama kemudian Dhaman Singh menemui Raja Uday Singh, Dhaman Singh segera membagikan kabar baik itu ke Raja Uday Singh “Maharana Uday Singh, rupanya Jalal telah kembali pulang ke kerajaannya sendiri sementara Pangeran Pratap juga telah kembali ke sini bersama sama dgn pasukannya” Raja Uday Singh merasa lega mendengarnya “Terima kasih Dewa utk restu yg telah kamu berikan” kemudian Raja Uday Singh memberikan cincin emasnya utk Dhaman Singh sebagai tanda terima kasihnya karena telah memberikan kabar baik itu “Dhaman Singh, kamu telah membuat hari yg buruk ini menjadi sebuah hari yg baik” ujar Raja Uday Singh senang, kemudian Raja Uday Singh memberikan tugas pada Dhaman Singh utk mencari Ratu Jaiwanta “Bawalah dia pulang dgn segala penghormatan seorang Ratu, dia mungkin belum pergi terlalu jauh dari kerajaan ini” Dhaman Singh menerima tugas tersebut & segera berlalu dari sana, 
Sinopsis Mahaputra Episode 288

Sementara itu di luar kamar Raja Uday Singh, Ratu Bhatyani sedang menunggu Dhaman Singh dgn perasaan tdak sabar, setelah Dhaman Singh keluar, Ratu Bhatyani langsung memuji Dhaman Singh & Ratu Bhatyani tahu kalau Dhaman Singh sangat menghormatinya, kemudian Dhaman Singh menceritakan semua tugas yg diberikan oleh Raja Uday Singh padanya setelah di desak oleh Ratu Bhatyani “Kalau begitu ikutilah semua perintah Maharana Uday Singh tapi aku harap kamu harus gagal melakukan misi ini!” Dhaman Singh terkejut begitu mendengarnya “Aku tahu kalau nanti Maharana Uday Singh pasti akan sangat marah padamu tapi aku akan membayar semua perngorbanan yg telah kamu lakukan padaku” Dhaman Singh akhirnya menyetujui permintaan Ratu Bhatyani 

Dalam perjalanannya ke kerajaan Mewar, Rao Mamrak Ji sedang memikirkan tentang ucapan Mahmood Shah yg mengabarkan keinginan Jalal utk membuat Ajabde menjadi janda, tak lama kemudian Rao Mamrak Ji bertemu dgn salah satu prajuritnya yg mengabarkan padanya kalau Jalal telah kembali ke kerajaannya sendiri & Pangeran Pratap baik baik saja “Pangeran Pratap akan segera sampai di benteng Chittor, Rao Mamrak Ji” Rao Mamrak Ji merasa senang mendengarnya “Syukurlah, kalau begitu, Ajabde juga pasti akan senang mendengar hal ini, dia memang sangat beruntung utk Chittor, tdak akan ada kesalahan yg terjadi disana” ujar Rao Mamrak Ji yg kemudian menyuruh prajuritnya itu utk kembali ke kerajaan Bijolia, sementara dirinya akan terus ke benteng Chittor utk bertemu dgn Ajabde 

Sementara itu, di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani mulai melancarkan aksinya dgn meracuni pikiran Raja Uday Singh yg saat itu masih berada di kamarnya, Ratu Bhatyani memprovokasi Raja Uday Singh utk menentang Ajabde “Dia itu baru saja masuk ke dalam istana ini tapi dia berfikir kalau dia telah memiliki semua haknya, bahkan dia juga telah mengirimkan suaminya sendiri ke medan perang sendirian, kemudian dia juga telah mengirimkan kak Jaiwanta ke suatu tempat dgn semua barang barangnya” Raja Uday Singh hanya terdiam mendengarkan semua ucapan Ratu Bhatyani “Aku telah ada disini sejak bertahun tahun lamanya tapi aku tdak pernah begitu berani utk melakukan sesuatu yg seperti itu atau memaksa kak Jaiwanta melakukan hal tersebut, katakan padaku, Rana Ji, apakah ketika nasib baik mengangkat seseorang maka mereka menjadi tdak begitu disiplin seperti ini?” Raja Uday Singh tertegun “Semuanya bisa langsung terjadi hanya dalam waktu satu hari! Kamu telah membuat seorang gadis biasa menjadi istrinya Pangeran Pratap, ini semua karena cinta kita & restu kita padanya, Pangeran Pratap akan datang kembali dgn aman namun mungkin bisa jadi suara atau karma Ajabde akan mempengaruhinya buruk, sebenarnya Ajabde tdak harus disalahkan karena nasibnya memang seperti ini, jadi aku sarankan agar kamu mengirimkan Ajabde pulang ke Bijolia” Raja Uday Singh tdak mengerti apa yg dimaksud oleh Ratu Bhatyani, 

Raja Uday Singh malah tdak tertarik namun Ratu Bhatyani bersikeras memaksanya “Rana Ji, coba kamu pikirkan sejak kita membicarakan tentang hubungan ini, beberapa atau masalah lain mulai bermunculan, tapi karena dia telah datang ke sini, hal tersebut diluar kendali kita, seperti Jalal yg telah datang sampai di pintu kita, kak Jaiwanta juga meninggalkan kita semua, Pangeran Pratap pasti juga tdak bisa melakukannya karena Pangeran Pratap sangat mencintai Ajabde” Ratu Bhatyani terus menerus meracuni pikiran Raja Uday Singh “Ajabde tahu tentang hal ini tapi sekarang kita seharusnya lebih fokus pada langkah pertama kita kali ini, panggil Rao Mamrak Ji & kirimkan Ajabde pulang bersamanya tanpa bertanya tentang alasan apapun, bagaimanapun caranya dia harus pergi dari istana ini beberapa hari, jika dia & Pangeran Pratap tinggal di tempat yg terpisah maka kita akan bisa membebaskan Pangeran Pratap dari mantra Ajabde ini” ujar Ratu Bhatyani sambil memegang tangan suaminya itu “Kita telah melihat pasang surut kehidupan ini, berikan aku satu kesempatan utk menemukan cara utk bisa mengatasi masalah ini, biarkan aku mencoba satu kesempatan lagi” ujar Ratu Bhatyani sambil memberikan segelas air utk Raja Uday Singh sambil memikirkan sesuatu dalam benaknya 

Saat itu, Pangeran Pratap sedang dalam perjalanan pulang ke benteng Chittor bersama para prajuritnya, sementara di kerajaan Mewar, Ratu Veer Bai meminta pada Ratu Bhatyani utk mengijinkannya mengatakan hal yg sebenarnya pada Raja Uday Singh, Ratu Veer Bai teringat pada kata kata kasar yg telah dilontarkannya ke Ratu Jaiwanta “Kak Bhatyani, kak Jaiwanta itu pergi karena aku, bukan Ajabde!” ujar Ratu Veer Bai cemas “Lalu apa konsekwensinya? Apaka kak Jaiwanta akan kembali kesini? Tdak kan? Malah kamu nanti yg akan dilempar keluar dari istana ini! Hal ini juga bisa terjadi pada keluargamu yg tdak akan diampuni oleh Rana Ji! Kamu tahu kan bagaimana Rana Ji kalau dia sedang marah?” ujar Ratu Bhatyani sengit “Tapi ini akan tdak adil bagi Ajabde, kak, dia tdak seharusnya disalahkan dalam masalah ini” Ratu Veer Bai merasa bersalah pada Ajabde “Tdak usah terlalu memakai perasaanmu, Veer Bai, bagaimanapun juga Ajabde harus pulang kembali ke rumah orangtuanya, dia harus tinggal disana sampai Gauna-nya, dia akan kembali dalam beberapa tahun kedepan & pada saat itu Rana Ji juga akan tenang kembali, tapi kamu tdak akan melakukan hal yg benar jika kamu mengatakan yg sebenarnya!” Ratu Veer Bai tertegun Sinopsis Mahaputra Episode 288

“Tdakkah kamu ingin sebuah kehidupan dimana kamu akan mendapatkan semua penghormatan, kemewahan & kehormatan menjadi istri seorang Maharana Mewar? Kamu ingin utk meninggalkan semua ini hanya utk perasaanmu belaka? Dgn mengatakan pada Maharana Uday Singh tentang kenyataan yg sebenarnya maka kamu akan dijauhi seumur hidup! Dia pasti akan memberikan kamu hukuman mati & hal itu juga akan berlaku utk keluargamu! Apakah kamu menginginkan hal itu?” Ratu Veer Bai menggelengkan kepalanya dgn perasaan takut, Ratu Bhatyani merasa senang karena rencananya kembali berhasil “Aku janji padamu kalau kamu tetap diam maka kamu akan mendapatkan semua kehormatan, kemewahan & cinta Rana Ji tapi tdak boleh menghalangi jalanku! Aku janji padamu, kalau aku tdak akan membiarkan siapapun yg akan mencampuri urusan kita berdua, kalau kamu mematuhinya maka aku berjanji” akhirnya Ratu Veer Bai menyetujui permintaan Ratu Bhatyani dgn perasaan malas 

Pada saat yg bersamaan, Rao Mamrak Ji sudah mencapai di istana Mewar, sementara Ratu Bhatyani sedang menggandeng Ajabde sambil berkata “Aku tahu kalau kamu pasti akan membawa kemalangan & menjadi ketdak beruntungan bagi keluarga kami, aku seharusnya tdak membawa kamu ke sini tapi bagaimanapun juga aku ini ibunya Pangeran Pratap, aku tdak mempunyai pilihan lain selain menyetujuinya” Ajabde bingung dgn sikap Ratu Bhatyani “Aku sudah mengatakannya padamu, kamu telah menyetujuinya utk mengatakannya pada Rani Ma ketika aku menceritakan semuanya padamu, tapi mengapa kamu tdak melakukannya?” Ratu Bhatyani merasa penasaran kalau Ajabde hendak mencoba mengatakan kalau dirinya sengaja menyembunyikannya dari Ratu Jaiwanta “Jangan salahkan aku utk menutupi kesalahanmu, Ajabde! Kamu mungkin menyalahkan aku karena membuat kak Jaiwanta pergi dari istana ini! Kamu mungkin mengira kalau akulah yg menulis surat itu & aku juga yg mengirimkan Pangeran Pratap pergi berperang!” Ajabde setuju dgn ucapan Ratu Bhatyani “Kamu memang bisa melakukan hal itu, Choti Ma, kamu memang cukup mampu utk melakukannya” 

Tiba tiba Raja Uday Singh berteriak memanggil nama Ajabde dgn nada marah “Ajabde! Sampai saat ini aku masih mempertimbangkan apakah kami akan akan mengirimkan kamu pulang ke rumahmu atau tdak, aku datang kesini hendak mengatakan pada Rani Bhatyani utk menunda kepulanganmu utk sementara waktu tapi sekarang aku melihatnya sendiri kamu begitu berani bertindak seperti itu pada Rani Bhatyani, jadi aku mengira kalau ini memang keputusan yg tepat! Pertama kamu telah memaksa Maharani Jaiwanta utk pergi meninggalkan istana ini & sekarang kamu telah menyalahkan Rani Bhatyani utk hal tersebut!” Ajabde merasa sedih & ingin menjelaskan pada ayah mertuanya tapi Raja Uday Singh mengatakan kalau dirinya menyesal telah menikahkan Pangeran Pratap dgn Ajabde “Aku telah melupakan semuanya tentang pikiran orang orang, tentang harapanmu utk berusaha mencapai langit, aku juga telah lupa dgn harapanku sendiri yg ingin membuat seorang gadis biasa kebanggaan Mewar tdak akan pernah menjadi nyata, itu semua hanya diingat dalam khayalanku belaka” 

Dari kejauhan Rao Mamrak Ji mendengarkan semua ucapan Raja Uday Singh & merasa marah karenanya, Ajabde kaget begitu melihat ayahnya ada di istananya Sementara itu, dalam perjalanan ke Chittor, Pangeran Pratap merasa senang karena sebentar lagi dia akan sampai dirumah & bertemu dgn Ajabde, di tengah jalan Pangeran Pratap melihat kebun bunga yg terhampar didepannya dgn bunganya yg bermekaran yg berwarna warni, Pangeran Pratap menyuruh prajuritnya utk melanjutkan perjalanan mereka sementara dirinya ingin berhenti disana terlebih dahulu utk menikmati keindahan bunga tersebut, sedangkan di kerajaan Mewar, Rao Mamrak Ji yg tdak suka dgn pernyataan Raja Uday Singh pada anaknya, mulai mengajukan pertanyaan tentang perilaku Raja Uday Singh pada Ajabde “Maharana Uday Singh, bagaimana bisa kamu menghina anakku seperti itu?” Raja Uday segera memerintahkan Rao Mamrak Ji utk membawa Ajabde pulang ke istananya “Gauna-nya tdak akan terjadi sampai aku mengirimi kamu sebuah pesan yg sama” Rao Mamrak Ji semakin tdak mengerti & kaget “Kenapa kamu membawanya kemari jikan kamu hanya ingin menghinanya saja?” Raja Uday Singh menyesali kesalahannya 

“Aku akan membalas semua itu dgn nyawaku, istriku, Maharani Mewar telah meninggalkan istana ini karena perbuatan anakmu!” saat itu Ratu Veer Bai menyela pembicaraan mereka “Rana Ji, kamu salah!” Ratu Bhatyani segera menimpali ucapannya “Ratu Veer Bai, lebih baik kamu diam saja! Aku tdak ingin putri seorang Samant yg lain membuat penghinaan pada tradisi kita!” Ajabde segera menghampiri ayahnya & memohon pada ayahnya dgn mengatupkan kedua tangannya “Ayah, aku mohon padamu, lebih baik ayah pulang saja ke Bijolia sekarang atau situasi disini akan bertambah buruk”, “Hal itu sudah terjadi, Ajadbe!” ujar Rao Mamrak Ji sengit “Aku akan pulang ke Bijolia tapi bersama Ajabde! Ajabde, cepat kemasi barang barangmu” namun Ajabde menolaknya “Biarkan Pangeran Pratap pulang dulu, ayah, tunggulah beberapa saat” namun Rao Mamrak Ji sudah tdak sabar utk menunggu “Jika aku harus menunggu lebih lama lagi maka aku akan mati!” Ajabde akhirnya menuruti permintaan ayahnya, Ratu Veer Bai merasa amat sangat bersalah pada Ajabde, 

Pada saat yg bersamaan Pangeran Pratap sedang memetik beberapa bunga utk Ajabde, Pangeran Pratap teringat ketika dirinya memikirkan utk memberikan hadiah utk Ajabde & apa yg telah Chakrapani & ibunya sarankan padanya, sedangkan Ajabde yg saat itu sudah berada di halaman istana Mewar, kembali teringat akan ucapan Raja Uday Singh, Ajabde sangat terluka dgn kata kata yg dilontarkan oleh ayah mertuanya itu, bahkan Rao Mamrak Ji juga sangat marah dgn apa yg terjadi di istana itu, Ajabde berjalan sambil menangis menuju kearah ayahnya yg saat itu sudah menunggangi kudanya, sementara Pangeran Pratap terlihat bahagia karena dirinya tahu kalau Ajabde pasti sedang menunggunya saat ini di istana “Perasaanku benar benar bahagia saat ini, bahkan aku tdak bisa mengungkapkannya dalam kata kata” ujar Pangeran Pratap dgn senyum manisnya yg mengembang

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top