Sinopsis Mahaputra Episode 292

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 292, Di kerajaan Bijolia, salah seorang prajurit menghampiri Ajabde & mengabarkan padanya kalau rakyat Bijolia telah sampai di pintu gerbang istana mereka, Ajabde mengira kalau rakyatnya ini akan melupakan semua permasalahan mereka pada acara Dussehra, namun prajurit itu mengatakan hal yg lain “Mereka semakin marah, tuan putri, adik laki lakimu, pangeran Balwant sedang berusaha utk meredam situasi ini tapi pangeran Balwant tdak berhasil meredamnya, tuan putri" ujar prajurit "Rupanya rakyat Bijolia belum bisa mencerna fakta kalau Mewar telah mengabaikan kita, ketika kita membutuhkan bantuan mereka” Ajabde merasa sedih mendengar ucapan prajuritnya 
Sinopsis Mahaputra Episode 292

Di kerajaan Mewar, Chakrapani menemui Pangeran Pratap di kamarnya, Chakrapani meminta maaf pada Pangeran Pratap karena kata katanya yg melukai hati Pangeran Pratap “Aku tdak bermaksud seperti itu, pangeran, aku memang telah dewasa saat ini tapi kamu mempunyai hak utk menegurku jika aku telah bertindak tdak benar” Chakrapani merasa tdak enak hati “Tdak, Chakrapani, aku tahu kalau kamu tdak sengaja melakukan hal itu, aku hanya membencinya dari hatiku yg paling dalam sekarang & aku tdak ingin mendengar apapun tentangnya” Chakrapani tertegun “Kamu adalah temanku, aku tdak masalah menerima apapun didepanmu, namun semuanya harus tetap seperti ini utk selamanya, beberapa luka mungkin seperti ini, mereka tida pernah di sembuhkan & tetap segar” ujar Pangeran Pratap kemudian berlalu dari sana, sementara Chakrapani merasa yakin kalau luka yg diderita Pangeran Pratap akan sembuh juga “Aku ini adalah Jyotish Acharya Chakrapani Mishra yg telah mencocokkan zodiakmu (kundli) dgn zodiak Ajabde, aku bahkan tdak pernah melihat zodiak yg sangat cocok satu sama lain hingga hari ini selain zodiak kalian” teriak Chakrapani lantang 

Di kerajaan Bijolia, Ajabde sedang berdandan di depan cermin riasnya, sementara itu Balwant memasuki istana sambil berlari larian sambil memanggil manggil kakaknya, Ajabde hingga akhirnya Balwant bertemu dgn ibunya Ratu Hansa Bai “Ibuuu, dimana kakak?”, “Kakakmu sedang berdandan, Balwant, ada apa?” ujar Ratu Hansa Bai “Aku hanya penasaran saja, ibu, bagaimana caranya kakak menenangkan rakyat kita semua yg sedang marah seperti itu? Aku merasa sangat takut, ibu, meskipun aku ini seorang pangeran, apakah kakak seperti itu sejak kecil, ibu?” Ratu Hansa Bai tersenyum & berkata “Dulu, ketika kecil, kakakmu itu sangat pendiam & tertutup, dia juga sangat perasa & sensitif tapi setelah ayahmu meninggal, kakakmu langsung berubah 180 derajat” Ratu Hansa Bai teringat masa lalu Ajabde & kematian suaminya Rao Mamrak Ji yg meninggal pada hari yg sama ketika Pangeran Pratap mengatakan pada Ajabde kalau dirinya sangat membenci Ajabde mulai dari sekarang “Keadaan telah memaksa kakakmu utk menjadi seorang Rajputani sejati yg bisa mengatasi semua permasalahan yg ada dgn caranya sendiri, utk itulah rakyat Bijolia percaya & hormat pada kakakmu” ujar Ratu Hansa Bai bangga, 

Namun Balwant masih penasaran kenapa kakaknya tdak begitu emosional seperti dirinya “Ibu tahu, kalau dia masih menyimpan perasaan itu dalam hatinya mungkin dia telah belajar utk menyembunyikannya dgn baik selama bertahun tahun” ujar Ratu Hansa Bai, pada saat yg bersamaan Ajabde sudah siap berdandan, Balwant menemui Ajabde di kamarnya, Ajabde sudah tahu semuanya & meyakinkan adiknya kalau dirinya bisa mengurusi semuanya, Balwant sangat penasaran kenapa semua orang berbuat seperti itu secara tiba tiba “Kakak, aku sudah mencoba mereka utk mengerti tapi tdak ada seorangpun yg mendengarkan aku, aku ini seorang pangeran tapi mereka semua mengikuti semua perkataanmu" Ajabde menjelaskan alasan yg masuk akal dibalik itu semua “Kamu seharusnya tdak menemui mereka & memikirkan tentang statusmu sendiri, Balwant, kamu seharusnya menemui mereka dgn posisi sebagai orang biasa & bicara dgn mereka tentang permasalahan mereka, mereka akan merasa senang bertemu dgnmu” ujar Ajadbe “Aku sudah mencobanya beberapa kali, kak, aku sudah mencoba menemui mereka & mengajak mereka berbicara bahkan membelai anak anak mereka, lalu apa yg harus aku lakukan lagi?” tanya Balwant penasaran “Lebih baik kamu tunggulah beberapa tahun, Balwant, setelah kamu dewasa nanti maka kamu akan mengerti semuanya, sekarang biarkan kakak yg mengurusi segalanya dulu, dimana ibu?” 

Tepat pada saat itu Ratu Hansa Bai menemui mereka sambil membawa nampan utk pemujaan, sejenak Ajabde memikirkan ayahnya tapi disembunyikannya perasaan itu didepan ibunya, Ajabde merasa kali ini mereka tdak bisa memberikan harapan palsu utk rakyat mereka, sementara Ratu Hansa Bai mendukung usaha rakyatnya “Ajabde, mereka marah pada sikap kasar dari orang orang Chittor, ibu tdak melihat dimana letak kesalahannya?” Ajabde merasa cemas begitu mendengar ucapan ibunya “Ini semua karena kitalah yg memulainya, ibu, saat itu Rana Ji datang ke upacara pemakaman ayah, namun ibu yg menolak mengijinkan Rana Ji mendatangi pemakaman ayah, ibu telah menghancurkan kehormatannya, cinta & hatinya" Ratu Hansa Bai teringat pada peristiwa masa lalu ketika Raja Uday Singh datang di upacara pemakaman Rao Mamrak Ji “Kamu telah menghina anaknya yg telah menikah dgn anakmu & mengembalikannya kesini! Penghinaan itulah yg membunuhnya! Semua orang bisa saja memberikan berbagai macam alasan tapi kamu! Hanya kamu yg membunuh dia!” Raja Uday Singh langsung murka begitu mendengar ucapan Ratu Hansa Bai “Rani Hansa Bai! Jangan sampai kamu kelewat batas!” Ratu Hansa Bai menanyakan hal yg sama pada Raja Uday Singh “Aku seharusnya memang tdak melewati batasanku karena aku seorang ratu yg biasa sementara kamu? Kamu adalah seorang Maharana, baiklah aku akan mengerjakan tugasku” Ratu Hansa Bai segera memerintahkan pelayannya utk menunjukkan pada Raja Uday Singh kalau dirinya masih menghormatinya  Sinopsis Mahaputra Episode 292

Ratu Hansa Bai masih memendam luka itu, dia menyalahkan Raja Uday Singh karena yg memulai semuanya dgn melempar Ajabde keluar dari istananya “Mereka juga telah menghancurkan hubungan kita, Ajabde, beberapa tahun telah berlalu & mereka tdak mengirimkan pesan apapun utkmu selama beberapa tahun ini, mereka benar benar telah menolak kamu & seluruh Bijolia, rakyat kita akan sangat sedih & marah, Ajabde!” Ajabde tahu kalau ibunya kesal & marah pada Mewar “Ibu, sampai saat ini aku masih tdak akan lupa kalau Mewar adalah tanah airku, aku tdak bisa memutuskan hubunganku dgn tanah airku sendiri” Ratu Hansa Bai terkesan dgn reaksi putri sulungnya ini “Ajabde, kamu tahu kan kalau mereka telah melukai kamu selama hidupmu?” Ajabde membenarkan ucapan ibunya dgn menganggukkan kepalanya, Ratu Hansa Bai juga tahu kalau rakyat Bijolia tdak akan bisa mengerti tentang perasaan Ajabde “Ajabde, bicaralah dgn mereka dgn bahasa mereka sendiri sehingga mereka bisa mengerti atau mereka akan benar benar marah” ujar Ratu Hansa Bai, saat itu mereka mendengar suara suara kemarahan dari rakyat Bijolia, mereka segera berjalan keluar utk melihat situasi disana, rakyat Bijolia meminta keadilan, Ajabde menyambut mereka di halaman depan istana, rakyat Bijolia mengeluhkan serangan yg lain dari bangsa Afghanistan “Mereka telah menghancurkan segalanya! Kami telah memohon meminta bantuan dari Mewar beberapa kali tapi tdak ada seorangpun yg mendengar permohonan kami!” ujar rakyat Bijolia 

Di tengah kota Bijolia, semua orang sedang membahas tentang apa saja yg telah hilang dari mereka kali ini, seorang laki laki yg bernama Patta mengatakan pada mereka utk terus menangisi hal tersebut “Aku akan pergi ke tanah mereka & menghancurkan kepala mereka! Mereka telah mencuri hewan hewan ternak kita & apapun yg mereka suka! Kita harus memberikan pelajaran pada mereka sehingga mereka tdak akan pernah melupakannya!” ujar Patta sengit 

Di kerajaan Bijolia, seorang perempuan menyarankan pada mereka utk mengumumkan agar Bijolia menjadi negara yg bebas “Kita seharusnya mengambil semuanya ditangan kita sekarang! Karena bagaimanapun juga Mewar tdak mendengarkan kita atau membantu kita! Jadi tdak ada gunanya utk tetap bertahan dgn hubungan ini! Kita harus memutuskan hubungan kita dgn Mewar & bergabung dgn daerah yg lebih berkuasa yg lain yg paling tdak bisa menyelamatkan kita!” Ajabde hanya tersenyum & berkata “Kita tdak perlu memikirkannya terlalu terburu buru, kami akan mengirimkan pesan yg lain ke Mewar, aku yakin mereka akan mengambil sikap begitu mereka melihat permasalahan yg sedang kita hadapi sekarang” salah satu wakil dari rakyat Bijolia berkata lagi “Apa yg akan mereka jawab utk Bijolia? Sementara mereka tdak mengirimkan surat apapun utk menantu perempuan mereka sendiri utk Gaunanya (semacam pemanggilan kembali ke rumah mertua)?” 

Pada saat yg bersamaan Pangeran Pratap sedang berlatih pedang dikamarnya & tanpa sengaja, Pangeran Pratap melihat kalung mutiara Chand yg berserakan di lantai, Pangeran Pratap memanggil adik tirinya itu sambil mengumpulkan kalung mutiara itu, tak lama kemudian Cand Kanwar menghampiri kakak tirinya ini & merasa senang ketika melihat kakaknya, ternyata Pangeran Pratap melakukannya dgn cepat namun kemudian Chand merasa sangat sedih karena kalung mutiaranya rusak “Bagaimana aku bisa mengenakannya malam ini di acara Ravan Dahan?” ujar Chand cemas, Pangeran Pratap termenung memikirkan sesuatu, 

Sementara itu di kerajaan Bijolia, salah satu wakil atau juru bicara rakyat meminta maaf pada Ajabde “Tuan putri, kami tdak bermaksud utk menyakiti perasaanmu, kami hanya benar benar merasa kecewa dgn sikap Mewar” semua orang yg hadir disana setuju dgn pendapatnya “Kamu telah menunjukkan arah pada semua rakyat Bijolia agar tdak begitu mengkhawatirkan keadaan kita” Ajabde segera menyela ucapan si juru bicara tersebut “Petunjukku adalah tdak tertuju pada sebuah negara tapi tanah air kita, apakah kalian ingin agar aku menghancurkan semuanya dalam satu kali hentakan? Apa yg akan kita lakukan dgn berpisah dari mereka kemudian bergabung dgn negara yg lain yg lebih berkuasa? Apakah mereka nanti tdak akan memanfaatkan kita? Aku hanya ingin mengatakan kalau aku akan mengirimkan sebuah pesan sekali lagi ke Mewar” Ratu Hansa Bai mendukung tindakan Ajabde karena keputusannya ini adalah benar, namun mereka penasaran siapa nanti yg akan mengirimkan pesan itu ke Chittor? “Tuan putri, tdak ada satupun dari kami yg ingin pergi kesana sama sekali, lalu siapa yg akan kesana?” Ajabde tersenyum & berkata “Aku tahu ada seseorang yg akan melakukan hal ini utkku, yaitu adalah Patta! Saudara angkatku” semua orang yg hadir disana menyangsikan kemampuan Patta namun Ajabde yakin & percaya kalau Patta bisa melakukannya 

Pada saat yg bersamaan Patta sedang diserang & hendak dibunuh oleh beberapa tentara Afghanistan, banyak prajurit yg sudah menangkap dgn memegang dirinya namun akhirnya Patta bisa membuktikan kekuatannya di depan semua orang, Patta langsung membunuh prajurit Afghanistan itu satu per satu, di lain sisi Ajabde sangat yakin hanya Patta yg bisa membawa bala bantuan utk mereka sekarang

Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 293

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top