Sinopsis Mahaputra Episode 298

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 298Di perbatasan Bijolia, Pangeran Pratap & Chakrapani akhirnya sampai juga di perbatasan Bijolia, dari kejauhan mereka melihat ada penjagaan yg cukup ketat yg dilakukan oleh prajurit Bijolia “Aku yakin, gadis petarung itu yg melakukan hal ini, pangeran” ujar Chakrapani cemas “Aku harus bisa memasuki Bijolia bagaimanapun caranya” ujar Pangeran Pratap penuh waspada sambil memperhatikan para prajurit yg sedang berjaga “Pangeran Pratap, aku tdak ingin mati di daerah mertuaku” Pangeran Pratap menatapnya tajam “Ini sudah lama sekali, Chakrapani, kamu tdak juga menggunakan pengetahuanmu !” Chakrapani memandangi wajah Pangeran Pratap dgn penuh perhatian “Pangeran, pikiran & hatimu selalu bicara mengenai perang, sepertinya ada sebuah keragu raguan, kamu bilang kamu ingin mengetahui permasalahan yg mendasar di Bijolia kan ?”, “Kamu mengatakan apa yg kamu tahu, Chakrapani” Chakrapani kemudian membicarakan tentang sebuah mimpi dimana Pangeran Pratap terlihat kemarin malam “Kamu sedang terperangkap dalam sebuah kesedihan & penderitaan, kamu mencoba utk keluar dari permasalahan ini namun tdak ada satupun yg menolong kamu” Pangeran Pratap kemudian juga memikirkan mimpinya sendiri “Aku bangga dgn kemampuanmu, Chakrapani, itu artinya kamu akan membawa aku masuk ke Bijolia” ujar Pangeran Pratap senang 
Sinopsis Mahaputra Episode 298

Di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai mencoba mengajak Ajabde ngobrol tentang Pangeran Pratap “Ajabde, kamu harus bisa menghadapi mereka dgn berani, seseorang yg telah melukai perasaanmu & yg telah menghina kamu tanpa alasan yg jelas, jangan pikirkan masa lalu kamu, berubahlah ! Jika Maharana Uday Singh mengirimkan mata matanya ke Bijolia maka utk menenangkan kami maka kamu seharusnya juga melupakan masalahmu pribadi & ikatan Mewar dgn Bijolia, biarkan kami mencoba utk bergabung dgn daerah yg lain” Fatta & kaki tangan Ajabde mendukung usulan Ratu Hansa Bai “Kita tdak akan mentoleransi ketdakadilan lagi, Ajabde !” 

Para penjaga perbatasan langsung menghentikan Pangeran Pratap & Chakrapani ketika mereka hendak memasuki Bijolia “Mana kartu identitas kalian !” bentak salah seorang penjaga, Pangeran Pratap menyarankan pada mereka utk berfikir tentang mereka karena mereka adalah telik sandi mereka “Kami datang kesini utk melihat apa masalah kalian & kami akan membantu kalian”, “Kamu ini pasti gila !” ujar penjaga “Pandit Ji (Chakrapani), coba katakan pada mereka tentang permasalahan mereka” Chakrapani langsung menebak permasalahan mereka dgn benar 

Dikerajaan Bijolia, Ajabde akhirnya setuju utk bertarung dgn Mewar, dgn begitu mereka bisa membuat Bijolia menjadi sebuah daerah yg bebas “Aku mengambil keputusan ini hanya utk Bijolia, aku adalah anak Bijolia & aku tdak akan pernah berfikir buruk tentang Bijolia, aku memiliki beberapa kondisi” pada saat yg bersamaan semua penjaga akhirnya duduk di sekitar Pangeran Pratap & Chakrapani, mereka mencoba mengutarakan tentang perasaan mereka satu per satu pada Chakrapani, Chakrapani memberikan solusi pada sebagian besar dari mereka, tak lama kemudian Pangeran Pratap ingin beristirahat terlebih dahulu, para penjaga itu malah mengundang Pangeran Pratap sebagai tamu mereka “Temanku akan pergi bersamaku” ujar Chakrapani, kemudian mereka menanyakan lagi surat identitas diri mereka “Kamu ini tolol sekali !” ujar Chakrapani lantang “Tombakmu ini akan berubah menjadi daun !” para penjaga itu hanya tersenyum & tdak percaya pada mereka berdua “Tdak ada yg bahkan bisa membengkokkan tombak kami seperti itu karena tombak ini dibuat dgn menggunakan campuran tembaga yg spesial” Pangeran Pratap kemudian menerima tantangan tersebut, Pangeran Pratap melihat kearah tombak tersebut secara dekat 

Di kerajaan Bijolia, Ajabde, Ratu Hansa Bai, Balwant, Fatta, kaki tangan Ajabde, & salah seorang kepercayaan Ajabde sedang bersama sama membahas kondisi yg ditawarkan oleh Ajabde, kondisi yg pertama “Kita akan meminta bantuan dari beberapa negara yg lain & tdak memasukkan mereka dalam perjuangan mereka”, “Tapi bagaimana bisa kita mengambil keputusan ini kalau daerah yg lain akan berperilaku jauh lebih baik pada kita daripada Mewar ! Kemerdekaan sejati bergantung pada kemerdekaan kita sendiri, kita harus mencapai tujuan kita terlebih dulu” kemudian kondisi yg kedua “Kita tdak akan mengatakan apapun pada rakyat Bijolia, jika kita menceritakan pada mereka tentang keputusan kita maka negara tetangga kita mungkin akan berusaha utk memaksa kita & menjadikan kita sebagai bagian dari daerah mereka, kita tdak akan membiarkan apapun yg terjadi bagaimanapun caranya” kemudian mereka semua bersumpah diatas nyala api utk menjaga sumpah mereka sendiri Sinopsis Mahaputra Episode 298

Pada saat yg bersamaan Pangeran Pratap sedang membengkokkan tombak dgn tangan kosong, para penjaga menatapnya dgn tatapan tdak percaya, mereka kaget, akhirnya mereka menyambut Pangeran Pratap bersama Chakrapani memasuki Bijolia, begitu kaki Pangeran Pratap melangkah masuk, Pangeran Pratap mulai memikirkan kata kata Fatta & Ajabde tentang permasalahan Bijolia 

Di kerajaan Bijolia, rencana Ajabde sangat mudah “Utk menjadi negara yg mandiri maka kita harus cukup kuat, kita akan mengatur acara Diwali Mela sama seperti ketika ayah masih hidup, uang dari acara Mela itu bisa membantu kita dalam mengubah kondisi ekonomi kita demi kebaikan, kita akan membeli kuda kuda & senjata utk pasukan prajurit kita dgn uang yg sama, kita akan menjadi kuat setelah tdak ada seorangpun yg akan bisa berfikir utk membuat kita menjadi bagian mereka” semua orang mendengarkan penjelasan Ajabde “Lalu kita akan membebaskan Bijolia dari Mewar & membuat Bijolia menjadi negara yg bebas” mereka semua setuju dgn rencana Ajabde “Fatta, pergilah & buatlah persiapan utk acara Diwali Mela” tak lama kemudian Fatta meninggalkan ruangan itu diikuti oleh yg lainnya, dalam hati Ajadbe berkata “Maafkan aku, Pangeran Pratap, aku tdak mempunyai pilihan yg lain, kamu & keluargamu tdak memberikan pilihan yg lain pada kami” bathin Ajabde sedih, 

Sementara itu Pangeran Pratap sudah memasuki Bijolia & melihat ke sekitarnya ke setiap tempat dimana terdapat kenangan masa lalu yg melintas dimatanya, Pangeran Pratap mendatangi sebuah kandang kuda dimana dia & Ajabde tertidur lelap setelah hujan turun dgn deras menimpa mereka, sejenak Pangeran Pratap tersenyum namun kemudian kenangan itu segera berlalu “Chakrapani, semuanya masih sama seperti dulu tapi rasanya sepertinya semuanya telah berubah, entah bagaimana” saat itu di rumah Fatta, Fatta sedang mendorong kudanya namun kudanya tdak mau bergerak sama sekali, Fatta mencoba mengajak kudanya ngobrol “Kamu tahu, kakak telah mengatakan padaku agar aku membuat persiapan utk acara Dilwali Mela, aku tdak akan bisa melakukan apa saja jika kamu masih saja berdiri disini” kemudian Ajabde memanggil Fatta “Fatta, tali kekang kudanya masih ada padaku" ujar Ajabde yg saat itu mengenakan pakaian rakyat biasa "Fatta, aku telah amati sedari tadi, kamu tdak bersumpah kalau kamu bersama orang lain, bukan ?” Fatta mengalihkan perhatiannya ke arah yg lain tapi Ajabde membuatnya utk melihat ke arahnya “Kamu pasti telah mengatakan pada seseorang tentang pemberontekan Bijolia, iya kan ?” Fatta memikirkan Pangeran Pratap, kemudian Fatta mengangguk dgn perasaan sedih “Aku hanya mengatakannya sedikit pada seseorang, itu mungkin yg menyebabkan keragu raguan pada teman tukang kudaku, tapi setelah mendengar peringatanmu tadi, aku jadi berfikir, aku memang tdak melihat dia sebagai seorang tukang kuda pada umumnya, bagaimana kamu tahu, kak ?” Fatta merasa penasaran “Aku telah tahu semuanya sebelumnya, dari apa yg kamu ceritakan padaku, aku sadar kalau dia tahu banyak daripada apa yg telah kamu katakan padanya” ujar Ajabde 

Saat itu Pangeran Pratap ingin menyalakan api unggun di kandang kuda “Dgn cara ini kenangan lama akan dibakar & sesuatu yg baru akan terbentuk di sini” Chakrapani bisa menduganya dgn baik kalau Pangeran Pratap sedang membicarakan tentang masa lalunya sendiri “Aku telah membakar semuanya sejak lama” ujar Pangeran Pratap, pada saat yg bersamaan Fatta yakin kalau Pangeran Pratap pasti tdak akan bisa datang kesini setelah apa yg terjadi padanya, namun Ajabde tdak seyakin Fatta “Aku fikir dia pasti tdak akan menyerah dgn mudah seperti ini, dia masih bisa saja masuk ke Bijolia, jika dia tahu tentang pemborentakan kita maka hal itu akan sampai juga di Mewar, dalam hal ini semua rencana kita akan gagal” ujar Ajabde cemas “Fatta kamu harus bersumpah padaku, kamu tdak akan membuat langkah yg konyol ketika kamu melihat laki laki itu berada di sini di Bijolia ! Kamu akan datang & memberitahukannya secepat mungkin padaku ! Kamu ingat ?” Fatta segera menganggukkan kepalanya, sementara itu di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sedang memikirkan Ajabde & melemparkan obor yg terbakar kearah kandang, kandang itupun terbakar dgn api yg menyala nyala, sedangkan di tempat Fatta & Ajabde, Fatta berjanji pada kakaknya, Ajabde utk semua hal yg dimintanya tadi, saat itu Pangeran Pratap meninggalkan kandang yg terbakar tersebut dgn perasaan puas

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top