Sinopsis Mahaputra Episode 128

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 128, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Mahaputra Episode 127! kali ini admin bagikan lagi episode 128 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada September 2015. Berikut Kisah selanjutnya Mahaputra! Sinopsis By #Sally Diandra
Sinopsis Mahaputra Episode 128

Episode diawali di Mewar, pangeran pratap memasuki ruang leluhur, ia mengumpulkan senjatanya kemudian Pangeran Pratap membakar semua senjatanya termasuk senjata yg diberikan oleh Gurunya yakni Raghvendra & pedang yg diberikan ayahnya, dirinya merasa bersalah atas kematian teman-temannya,

Ditempat lain, terlihat Ratu Bhatiyani sedang menemui Raja Uday & Ratu Jaywanta, dia berkata kalau dirinya mendengar berita tentang kembali bergabungnya Pangeran Pratap utk melawan Mughal, Ratu Bhatiyani bertanya pada Raja Uday Mengapa Pangeran Pratap di ikutikan padahal ia masih anak-anak berusia 14 tahun & itu tidak harus bergabung dgn para prajurit utk berperang melawan mughal, dia juga membujuk raja uday kalau keputusan pangeran pratap itu bukan ide yg bagus. Raja Uday kemudian melirik kearah Ratu Jaywanta, Kemudian Ratu Sajja juga ikut menimpali kalau Ratu Bhatiyani adalah orang yg padai, ia juga mengatakan kalau Pangeran Pratap mempunyai keberanian untuk melawan musuh-musuhnya, Ratu Sajja bertanya apa alasan Ratu Bhatiyani mengkhawatirkan Pangeran Pratap ikut berperang, Ratu Bhatiyani menjawab bahwa yang dilawan kali ini adalah musuh yg sangat kuat.

Raja Uday berkata kalau Ratu Bhatiyani mengatakan hal itu karena cintanya pada Pangeran Pratap, Raja Uday juga berkata kalau Ratu Bhatiyani adalah seorang ibu dari Rajput yang sejati (padahal cuman sandiwara), jadi dia juga harus bisa lebih tegar dan kuat, akhirnya Ratu Bhatiyani setuju, dia berkata mengatakan kalau pernyataan Raja Uday sangat benar, sinar matahari tdak bisa disembunyikan dibawah kain utk waktu yg lama, suatu hari dia juga akan bersinar.

Kemudian Raja Uday mengatakan kalau sekarang ketiga ratunya telah setuju dan dia harus menginformasikan kepada menteri-mentrinya nya tentang hal ini, kemudian Raja Uday pergi darisana, Terlihat Ratu Sajja sangat senang dengan keputusan raja uday, dia berkata kalau dia juga harus pergi utk memberitahukan kabar baik ini pada semua orang diistana, kemudian Ratu Bhatiyani & Ratu Jaywanta saling pandang satu sama lain,

Diruangan para leluhur, Pangeran Pratap masih meratapi nasibnya, Pangeran Pratap meminta maaf pada semua leluhurnya karena dirinya tdak bisa menjadi penerus dari mereka karena dia telah mengorbankan banyak kehidupan utk mempertahankan tradisi mereka, Pangeran Pratap meminta maaf sambil memutar badannya & memohon maaf pada semua leluhurnya satu per satu sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada “Jika itu terjadi padaku maka itu semua akan baik-baik saja tapi sayangnya setiap saat orang-orang yg dekat dgnku selalu mengorbankan nyawa mereka, kemanapun aku pergi utk mengerjakan salah satu tugasku utk menindak ketdak adilan, lagi lagi aku harus kehilangan orang-orang yg kusayangi yg tdak bersalah apa apa yg telah mengorbankan nyawa mereka utkku, oleh karena itulah aku harus mengambil keputusan yg sangat sulit ini yaitu aku tdak akan mengambil bagian dalam perang di masa mendatang, sekali lagi aku minta maaf” ujar Pangeran Pratap sambil menangis & merasa tdak berdaya sama sekali sambil bersimpuh di depan patung Dewa Wisnu, sementara di luar dari balik jendela petir & gemuruh menggelegar & menyambar nyambar dgn suaranya yg keras, membuat Pangeran Pratap sedikit bergidik 

Di Raj Darbar (ruang sidang kerajaan Mewar) Raja Uday mengumumkan secara resmi kalau Pangeran Pratap ikut bergabung dgn pasukan perang kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta yg mendengarnya dari ruang keluarga merasa bangga & senang, sementara Ratu Bhatiyani tdak suka & marah mendengar semua ini, Ratu Bhatiyani segera pergi meninggalkan ruangan tersebut, sementara semua orang mulai mengelu-elukan nama Raja Uday & juga nama Pangeran Pratap “Hidup Raja Uday! Hidup Putra Mahkota Pangeran Pratap!” begitu terus saling bersahut sahutan, tak lama kemudian Pangeran Pratap sedang berjalan dikoridor istana dgn wajah yg lesu & tdak bergairah, Pangeran Pratap mendengar namanya dielu-elukan diruang sidang ayahnya, kebetulan salah satu pelayan berpapasan dgnnya dikoridor istana “Pangeran Pratap, Raja Uday memanggil anda utk pergi kekamar Ratu Jaywanta” Pangeran Pratap berhenti setelah mendengar ucapan pelayan tersebut “Utk apa aku harus kesana?”, “Tdak tahu, pangeran, yg pasti mereka menunggu anda disana” ujar pelayan itu lagi. Sinopsis Mahaputra Episode 128

Di kamar Ratu Jaywanta, Ratu Jaywanta terduduk didepan patung Dewa Wisnu, Ratu Jaywanta sedang terkenang pada masa masa indahnya bersama Pangeran Pratap, ketika Pangeran Pratap memberikan bunga teratai utknya tepat pada waktunya ketika Ratu Jaywanta hendak melakukan pooja utk Dewa Wisnu, juga ketika Pangeran Pratap menangis ketika mengetahui kalau ibunya harus mengorbankan dirinya dalam peristiwa Johar, juga ketika mereka bertiga bersama Raja Uday bermain petak umpet bersama sama, Ratu Jaywanta meneteskan air matanya penuh haru, tepat pada saat itu Raja Uday memasuki kamar Ratu Jaywanta sambil memegang bahu Ratu Jaywanta, Ratu Jaywanta kaget & segera berdiri ketika mengetahui suaminya telah berada disampingnya. Raja Uday & Ratu Jaywanta menjadi sangat terharu satu sama lain karena impian mereka menjadi akan kenyataan “Ternyata cinta & perhatianmu pada Pangeran Pratap melebihi cinta & perhatian ibu kandungnya” mereka berdua saling menangis sambil saling memandang satu sama lain “Aku juga merasa heran, mengapa waktu cepat berlalu” ujar Raja Uday 

Raja Uday teringat ketika Pangeran Pratap masih kanak-kanak, mereka bersenda gurau bersama Shakti, Raja Uday juga teringat ketika Pangeran Pratap baru saja lahir, dirinya baru saja pulang dari kemenangannya di medang perang, dgn baju perangnya & darah yg masih bersimbah dimana mana disekitar wajahnya, Raja Uday menggendong Pangeran Pratap utk pertama kalinya, Raja Uday merasa bangga, begitu pula Ratu Jaywanta yg terbaring di tempat tidur & tdak terasa Ratu Jaywanta merasa terharu dgn cerita Raja Uday tentang masa kecil Pangeran Pratap “Sudah jangan menangis” ujar Raja Uday sambil menyeka air mata Ratu Jaywanta “Ternyata bukan hanya aku yg menangis, kau juga menangis, Rana Ji” Raja Uday tdak percaya namun ketika disekanya ujung matanya sendiri, Raja Uday bisa merasakan kalau ujung matanya basah oleh airmata, kemudian mereka berdua tersenyum bersama sama saling memandang satu sama lain penuh cinta, Raja Uday menghibur Ratu Jaywanta sambil membelai & menyeka kembali pipi Ratu Jaywanta yg basah, tepat pada saat itu Pangeran Pratap memasuki kamar Ratu Jaywanta. 

“Pangeran Pratap, kemarilah nak, Engklingaji (sebutan para Dewa) telah memberikan kau kesempatan utk bangkit dari kesedihan atas kematian Khrisna” Pangeran Pratap hanya terdiam tdak menjawab ucapan ayahnya sambil mendekat ke arah ayah & ibunya “Dgn senang hati, semua menteri kita bersama ayah telah mengambil keputusan bulat utk memilih kau utk misi penting dalam perang melawan Mughal dalam waktu dekat ini” ujar Raja Uday dgn perasaan bangga, namun Pangeran Pratap tetap terdiam membisu tdak merasa senang dgn kabar yg didengar dari ayahnya, Pangeran Pratap tdak seperti biasanya “Jadi ayah sudah memutuskan utk mengajak kau bergabung dalam pasukan perang kerajaan Mewar, nah sekarang apakah kau siap dgn kehormatan ini, Pangeran Pratap?” Pangeran Pratap masih terdiam tdak menjawab, Ratu Jaywanta yg terdiam sedari tadi pula, melihat ada keanehan dalam diri Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, kenapa kau diam saja, nak? Ibu kira kau selalu menunggu nunggu moment seperti ini sejak kau bergabung di Gurukul” Ratu Jaywanta mulai buka suara “Aku minta maaf ayah, ibu, aku telah memutuskan utk tdak ambil bagian dari perang ini” Raja Uday & Ratu Jaywanta saling berpandang pandangan dgn perasaan heran & kaget begitu mendengar ucapan anak semata wayang mereka “Ibu bisa mengerti atas apa yg sedang kau hadapi saat ini, Pangeran Pratap”, “Tapi aku sudah terlambat utk mengambil keputusan ini, ibu, di lain sisi kematian Khrisna sebenarnya bisa dihindari, dulu Raja Bahadur, Som & Khrisna telah meninggal sebelum waktunya & itu terjadi hanya karena aku saja” ujar Pangeran Pratap sedih 
Sinopsis Mahaputra Episode 128

“Tapi bukankah kau ingin balas dendam pada Bhairam Khan atas kematian Khrisna?” ujar Raja Uday bingung “Sekali lagi aku tegaskan, ayah, aku tdak ingin bertarung lagi karena selalu ada kesempatan aku akan selamat tapi salah satu orang yg aku sayangi mengorbankan dirinya utk melindungi aku, aku yakin Dewa telah menghukum aku!” ujar Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta yg merasa kesal dgn ucapan Pangeran Pratap, langsung berkata lantang “Pangeran Pratap, lebih baik mana tewas di medan pertempuran atau menerima penindasan dari orang lain, kau tdak pernah menentang peraturan dalam perang, lalu bagaimana sekarang hal ini bisa jadi salah?”, “Ibu, proses pembunuhan ini menyebabkan banyak kerusakan, pertumpahan darah tdak bisa dipertimbangkan sebagai sebuah pekerjaan yg baik, pembunuhan tetap pembunuhan, hal ini tdak bisa dibenarkan karena keadaaan yg terjadi atau alasan dibalik itu, suatu hari Bhairam Khan tetap akan dihukum oleh Dewa karena tindakannya yg salah, jadi mengapa Pangeran Pratap harus membunuh Bhairam Khan?” ujar Pangeran Pratap sedih & penuh penyesalan 

“Pangeran Pratap, saat ini tanah airmu membutuhkan kau! perang telah ada di ujung pintu! Ayahmu Raja Uday juga sangat membutuhkan kau, saat ini” belum juga selesai ucapan Ratu Jaywanta, Raja Uday segera memotong ucapan Ratu Jaywanta “Jika Pangeran Pratap tdak ingin berperang maka kami tdak akan memaksanya, ayah bisa menerima keputusanmu, Pangeran Pratap” Pangeran Pratap langsung mengatupkan kedua tangannya di depan dada sebagai tanda permintaan maafnya kepada kedua orangtuanya, kemudian berlalu dari sana, saat itu Ratu Jaywanta hendak mengejar Pangeran Pratap dgn mengatakan sesuatu namun Raja Uday segera mencegahnya dgn menyambar tangan Ratu Jaywanta & menggelengkan kepalanya agar tdak melakukan hal ini, mereka berdua hanya saling berpandang pandangan & merasa heran juga sedih melihat kondisi Pangeran Pratap yg sangat terpukul atas kematian Khrisna sahabatnya

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top