Sinopsis Mahaputra Episode 208

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 208, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Mahaputra Episode 207! kali ini admin bagikan lagi episode 208 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada November 2015. Berikut Kisah selanjutnya Mahaputra! Sinopsis By #SALLYDIANDRA
Sinopsis Mahaputra Episode 208

Dikerajaan Mewar, ketika Phool hendak berlalu meninggalkan Raja Uday Singh, Raja Uday Singh bertanya pada Phool “Oh iya, siapa namamu?” kedua istri Raja Uday Singh & Phool nampak panik & bingung “Oooh, apakah aku belum menyebutkan namaku? Apakah anda tdak bisa menidentifikasi namaku?” Raja Uday Singh nampak bingung & menerka-nerka nama Phool “Anda hanya bisa mengindentifikasi namaku, lalu dimana kamarku?” Phool berusaha utk bersikap biasa didepan Raja Uday Singh, tepat pada saat itu salah seorang prajurit mengabarkan padanya kalau Rawat Ji telah kembali, Raja Uday Singh segera berlalu meninggalkan mereka,

Sementara itu Pangeran Pratap & Ajabde sedang berjalan disepanjang koridor menuju ke kuil Meera Bai “Apa yg kau lakukan itu benar juga dgn melawan Gohar Jaan” ujar Pangeran Pratap, tak lama kemudian Pangeran Pratap & Ajabde berpapasan dgn para ratu bangsa Rajput bersama putri mereka, semua putri raja bangsa Rajput terpesona begitu melihat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sedikit bingung sedangkan Ajabde tertawa geli melihat tingkah Pangeran Pratap, tiba-tiba salah satu putri menjatuhkan nampan yg dibawanya yg berisi bunga, Pangeran Pratap segera berjongkok & membantu mengumpulkan bunga-bunga itu bersama salah satu putri yg menjatuhkan nampan, putri tersebut tdak mengalihkan pandangannya menatap Pangeran Pratap terus, Pangeran Pratap jadi salah tingkah & bingung, setelah semua bunga dimasukkan kedalam nampan, tiba-tiba semua putri raja itu menjatuhkan nampan mereka sehingga semua bunga jatuh berserakan, Ajabde tertawa geli ketika Pangeran Pratap semakin kebingungan, semua putri raja berharap agar Pangeran Pratap mau memunguti bunga-bunga yg berjatuhan itu, Pangeran Pratap segera memanggil pelayannya & menyuruh mereka utk memunguti bunga-bunga tersebut sambil berkata “Hari ini rupanya grafitasi bumi cukup kuat, itulah mengapa piring piring mereka berjatuhan” Ajabde masih tertawa geli, sedangkan para putri raja itu merasa kecewa kemudian Pangeran Pratap mengajak Ajabde utk melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kuil Meera Bai

Ratu Sajja Bai saat itu sedang mengantar Phool menuju kekamarnya, ketika mereka berjalan menyusuri koridor, tiba-tiba Phool berhenti & melihat kamar Ratu Bhatyani, sementara Ratu Bhatyani masih mengurung dirinya dikamar dgn mengenakan pakaian hitamnya sebagai tanda berduka “Rani Sajja, kamar siapa ini?” tanya Phool sambil memperhatikan pintu kamar yg tertutup & mendekat kearahnya, ketika Phool hendak memegang pintu kamar yg besar itu, Ratu Sajja langsung berteriak “Putri Phool! Mari sini, kita tdak bisa membicarakan tentang kamar ini, ayooo kita kekamarmu” pinta Ratu Sajja kemudian mereka beriringan menuju kekamar Phool, ketika Phool sudah memasuki kamarnya tiba-tiba salah seorang putri raja datang menghampirinya sambil berkata “Aku ingin kamar ini!” ujarnya dgn nada manja, namun Phool kesal & marah sambil menghardik putri raja itu “Kau tahu, aku mempunyai barang yg sangat banyak, itulah alasannya aku harus tinggal dikamar ini!” putri raja itu akhirnya menyerah pada Phool

Diruang pribadi raja, Raja Uday Singh sedang berdiskusi dgn Rawat Ji, Raja Uday Singh sangat marah ketika mengetahui pertarungan antara Pangeran Pratap & Jalal “Aku benar-benar tdak tahu, Maharaja, kalau Jalal ada disana pada saat itu” sementara itu Pangeran Pratap & Ajabde sudah sampai dikuil Meera Bai, mereka berdua melihat patung Dewa Khrisna, Pangeran Pratap teringat akan Meera Maa & juga Jalal, kemudian Pangeran Pratap & Ajabde berdoa pada Dewa Khrisna, setelah selesai berdoa, mereka berdua saling memandang satu sama lain dgn pandangan penuh arti, namun tak lama kemudian Raja Uday Singh memasuki kuil Meera Bai dgn perasaan marah “Pangeran Pratap! Kenapa kau tdak menceritakan pada ayah kalau kau bertarung dgn Jalal?” Pangeran Pratap tertegun “Ayah, aku tdak mengatakannya padamu karena aku tahu kalau ayah percaya padaku” Raja Uday Singh terharu mendengar ucapan Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, ayah hanya merasa takut ketika mendengar semua ini” ujar Raja Uday Singh

Dikerajaan Mughal di Agra, Bhairam Khan akhirnya sampai juga di Agra, Maham Anga sangat khawatir dgn keadaan Jalal, sementara ibu suri Hamida, ibu kandung Jalal menemui mereka “Aku tahu dimana Jalal berada saat ini, dia sekarang pergi ke makam ayahnya di Delhi” ujar ibu suri Hamida, sementara pada saat itu Jalal sedang menangis di makam ayahnya sedangkan Pangeran Pratap sedang meminta restu pada ayahnya, Raja Uday Singh mengajak Pangeran Pratap memasuki ruangan dimana gambar para leluhurnya terpampang disana, Raja Uday Singh mengatakan pada semua para leluhurnya “Hari ini Pangeran Pratap telah menghajar Jalal telak jadi berikan restu kalian padanya”, sementara itu di makam ayah Jalal, tiba-tiba Jalal mendengar sebuah suara yg mengatakan “Jalal, kau telah membuat kami kecewa!” Jalal tertegun mendengarnya, di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap bertanya pada ayahnya “Ayah, apakah kau mendengar suara mereka, aku yakin Jalal akan datang & bertarung dgn kita” Sinopsis Mahaputra Episode 208
Sinopsis Mahaputra Episode 208

Ajabde sedang melakukan persiapan Gangaur di ruangan para putri raja bersama para putri raja ang lain, Ajabde teringat akan hadiah ibunya utk Ratu Jaywanta, lalu Ajabde bertemu dgn Ratu Jaywanta “Maharani Jaywanta, ibu mengatakan padaku utk memberikan Lehanga ini utk anda” Ajabde memberikan hadiah dari Ratu Hansa Bai itu ke Ratu Jaywanta “Ajabde, kenapa kau ragu-ragu utk masuk, masuklah tdak apa-apa”, “Maharani Jaywanta, anda ini benar-benar seorang ratu yg sangat besar sedangkan ayahku adalah orang yg sangat kecil dihadapan Maharaja Uday Singh” Ratu Jaywanta tersenyum menatap Ajabde “Aku ini seperti ibumu, Ajabde, kau bisa memanggil aku ibu” pada saat itu Pangeran Pratap menghampiri mereka & memberikan perhiasannya yg rusak, Ajabde merasa tdak enak ketika melihat hal itu, tak lama salah satu pelayan datang & mengabarkan kalau semua orang sedang menunggu dirinya, Ratu Jaywanta segera pergi kesana.

Raja Uday Singh mengumumkan pada salah anak buahnya kalau dia akan mengadakan meeting dgn semua raja Rajput, saat itu Phool mengintip dari balik pintu sambil mendengarkan semua pembicaraan mereka kemudian memberanikan diri bertanya pada Raja Uday Singh “Maharaja Uday Singh, apakah pertemananmu hanya dgn kerajaan rajput yg terdekat saja?” Raja Uday Singh melirik ke arah Phool “Kenapa kau memberikan bertanya seperti itu?” mereka berdua sedikit berdebat, lalu Phool pergi dari sana Ratu Jaywanta mengambil sumpah Pangeran Pratap, kemudian Ratu Jaywanta melihat perhiasan yng rusak itu & menaruhnya di baki peralatan,

Sementara itu di ruang para putri raja, saat itu Phool & Ajabde sedang berkumpul disana bersama para putri raja yg lain “Ajabde, seseorang mungkin lebih cantik dari aku tapi satu satunya pesaingku adalah Maharaja Uday Singh” Ajabde tertegun mendengar ucapan Phool “Phool, lebih baik kau fokus memikirkan puja ini saja, jangan memikirkan yg lain” pinta Ajabde tepat pada saat itu Ratu Jaywanta sampai di ruangan tersebut & mengatakan tentang Gangaur puja “Phool, dengarkan, kau harus konsentrasi pada pujanya, jangan yg lain” dari arah luar terdengar kalau Pangeran Pratap hendak memasuki ruangan itu, semua putri raja sangat senang & antusias mendengarnya, begitu pula Phool & Ajabde, Pangeran Pratap memasuki ruangan tersebut, Ratu Jaywanta mencoba mengenalkan para putri raja itu satu per satu pada Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, ibu akan mengenalkan kau dgn setiap putri raja yg hadir disini” semua orang di kenalkan dgn Pangeran Pratap sambil mengambil nampan aarti mereka “Ajabde, bagaimana kalau Pangeran Pratap memilih salah putri raja di antara mereka?” ujar Phool cemas “Kalau kau ingin mengenalkan dirimu sendiri maka pergilah!” ujar Ajabde tepat pada saat itu Ratu Jaywanta melihat kalau nampan aartinya (thaal) tersisa satu “Lalu thaal siapa ini? Thaal nya tinggal satu” Ajabde & Phool tersenyum manis, Phool sudah yakin kalau thaal itu miliknya “Ibu, aku tahu siapa yg memiliki thaal ini yaitu Ajabde!” ujar Pangeran Pratap sambil menatap tajam ke arah Ajabde,

Ajabde tertegun sambil berjalan ke depan mendekat ke arah Pangeran Pratap, Pangeran Pratap memberikan thaal itu ke Ajabde, mereka berdua saling berpandangan satu sama lain, semua putri raja yg ada di sana nampak sedikit kesal melihat Pangeran Pratap & Ajabde yg saling memandang namun kemudian Ajabde mengatakan kalau thaal itu bukan miliknya tapi milik Phool, Pangeran Pratap terkejut sedangkan Phool tersenyum senang ketika Ajabde memberikan thaal itu padanya, tak lama kemudian Pangeran Pratap meninggalkan ruangan itu dgn perasaan kecewa, sepeninggal Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta mengabarkan agar para putri raja mencari Pangeran Pratap & memberikan hadiah mereka padanya, semua putri raja bergegas mencari Pangeran Pratap, Phool sedikit kesal ketika mengetahui hal ini “Ajabde, kenapa semua putri raja itu mencari Pangeran Pratap? Ayoo katakan padaku, kemana dia pergi?” ujar Phool kesal “Mungkin dia sedang berlatih di tempat latihan” ujar Ajabde yg sedang asyik dgn tanah liat di depannya, Phool langsung menyeringai senang sambil berlari keluar mencari Pangeran Pratap, di luar halaman Phool berusaha utk mengelabui putri raja yg lain yg mencari Pangeran Pratap, mereka semua percaya saja dgn ucapan Phool, sementara Phool bergegas pergi ke tempat yg di maksud Ajabde, salah satu putri raja nampaknya mengetahui rencana Phool

Di halaman nampak Pangeran Pratap sedang berjalan sambil menggerutu pada dirinya sendiri “Aku tdak tahu mengapa ibu memanggil semua putri raja ini?” tepat pada saat itu Pangeran Pratap berpapasan dgn Phool yg memang sengaja mencarinya “Pangeran Pratap, aku datang kesini utk memberikan hadiah buat kau tapi hadiahnya tdak ada disini sekarang, bagaimana kalau kita mengambil hadiah itu?” tiba-tiba salah satu putri raja menghampiri Pangeran Pratap sambil membawakan kheer utk Pangeran Pratap namun Phool berusaha mengacaukannya dgn menjatuhkannya ke tanah, begitu pula hadiah yg lain yg di berikan oleh para putri raja tersebut, semua putri raja marah & kesal pada Phool, sedangkan Pangeran Pratap hanya diam saja & segera pergi dari sana

Di tempat makam ayah Jalal, Raja Humayun, Jalal mengambil sumpah kalau dia akan menang melawan tdak hanya bangsa Rajput tapi seluruh India & dia akan di sebut sebagai Raja India.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top