Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 253, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Mahaputra Episode 252! kali ini admin bagikan lagi episode 253 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada Desember 2015. Berikut Kisah selanjutnya Mahaputra! Sinopsis By #Vany Desky
Chakrapani & Saubhagyawati sampai ke istana Bijolia. Mereka memberikan barang-barang mereka ke penjaga utk menyuruh penjaga itu meletakan barang2 itu di kamar mereka. Para penjaga menurutinya. Saubhagyawati terlihat bingung "mengapa kita harus datang kemari?" Tanya Saubhagyawati pada Cakrapani. & Cakrapani menjawab kalau Pangeran Pratap telah memanggilnya sehingga ia harus datang kemari. "Tapi ini bukan waktu yg tepat utk memnemui Pangeran Pratap." Jawab Saubhagyawati. Chakrapani kembali mengatakan, "Aku bahkan bisa membangunkannya di tengah malam seperti itu karena dia adalah sahabatku." Ucap Cakrapani menjelaskan semuanya pada Saubhagyawati. Mereka mulai membicarakan tentang persahabatan & etika yg baik, keduanya terus berbicara. Hingga Uday Singh datang menyambut keduanya. Cakrapani mengatakan tujuan pada Raja Uday kalau ia ingin menemui Pangeran Pratap & Uday Singh mengatakan kepada Chakrapani "Pangeran Pratap tertidur di kamar Ajabde. Silakan kau membawanya ke kamarnya." Perintah Raja Uday, & Cakrapani Mengangguk menuruti perintahnya. Setelah itu Uday Singh segera pergi meninggalkan mereka.
Dikamar, Ajabde masih menahan rasa sakit & melihat ada kelabang yg menggigit punggungnya. Saat itulah Chakrapani datang kekamarnya. Cakrapani belum menyadari kondisi Ajabde yg kena gigitan kelabang, ia masih fokus menatap Pangeran Pratap yg tertidur ditangan Ajabde, cakrapani tampak menyukai kedua pasangan itu. "Mereka berdua tampak begitu baik saat bersama-sama." Gumam Cakrapani yg merasa bahagia menatap keduanya. Tiba-tiba Cakrapani melihat Ajabde menahan rasa sakit di wajahnya & ia kaget ketika melihat lipan beracun berada di punggung Ajabde. Cakrapani langsung berteriak memanggil Pangeran Pratap & Pangeran Pratap langsung bangun dari tidurnya. Cakrapani segera menghampiri Ajabde, ia mengambil kelabang itu & melempar kelabang itu sejauh mungkin. Pangeran Pratap kaget melihatnya. Dia juga melihat darah di punggung Ajabde. Uday Singh juga datang ke sana setelah mendengar keributan.
Raja Uday menanyakan apa yg terjadi pada Ajabde, Chakrapani langsung mengatakan pada Pangeran Pratap & Rana ji jika Ajabde telah digigit oleh lipan beracun. "Ajabde terus terus menahan rasa sakit karena tangannya dijadikan bantalan utk Pangeran Pratap agar tidur dgn damai." Pangeran Pratap tampak tersentuh setelah mendengar penjelasan dari Cakrapani, ia menatap Ajabde. Ajabde segera berdiri meskipun Uday Singh mengatakan kepadanya utk beristirahat. Ajabde meyakinkan Raja Uday kalau dia baik-baik saja. Pangeran Pratap juga memintanya utk beristirahat, tapi Ajabde tetap menolak kalau ia ingin mencucikan lukanya hingga darah itu berhenti. Ajabde mulai berjalan tapi kemudian ia merasa pusing. Uday Singh & Pangeran Pratap bergegas menghampiri Ajabde, Raja Uday berusaha memanggil Ajabde yg tdak sadarkan diri. Kemudian Uday Singh beralih pada Pangeran Pratap, ia memerintah Pangeran Pratap utk memanggil Vaid ji. namun Pangeran Pratap tdak mendengarnya, ia tetap berdiri sambil melihat Ajabde dgn perasaan sedihnya, saat Raja Uday menggendong Ajabde ia melihat Pangeran Pratap yg menatap Ajabde penuh cinta & rasa sedih. Kemudian, Uday Singh akhirnya menyuruh Chakrapani utk pergi memanggil tabib, sedangkan Pangeran Pratap tetap diam terpaku ditempatnya dgn mata yg berbinar-binar.
Saat itulah Mamrat ji & yg lainya datang, Mamrat Ji bertanya apa yg telah terjadi. Uday Singh mengatakan kepadanya tentang Ajabde yg telah digigit oleh kelabang. Kemudian Raja Uday menyuruh mereka utk tetap bersama Ajabde, sedangkan Raja Uday memutuskan utk membawa Vaid ji sendirian. Langkah Raja uday terhenti ketika ia berdiri melihat Pangeran Pratap, Raja Uday menatap ekspresi Pangeran Pratap yg tdak lepas menatap kearah Ajabde. Saat Raja Uday juga melirik kearah Ajabde, Dia teringat bagaimana ia telah menyuruh Ratu Jaywanta utk menjauhi Ajabde dari kehidupan anak mereka demi mewar. Kemudian Raja Uday segera meninggalkan kamar itu utk membawa Vaid ji. Hansa Bai menggosok tangan putrinya utk menyadarkanya kembali, tapi itu hanyalah sia-sia. Pangeran Pratap berjalan menuju tempat tidur sambil menatap Ajabde dgn penuh cinta.
Di Mughal, Ibu Jalal & Rukaiyya Bi berjalan menuju ke kamar Jalal. "Pergilah & temuilah dia." Rukaiyyah mengangguk mendengar ucapan ibu Jalal. Setelah Ibu jalal pergi, Rukaiyya Bi menyapa Jalal, namun Jalal tdak menghiraukan kedatangannya. Jalal masih sibuk membuat benteng dari kartu. Rukaiyya akhirnya menatapnya dgn penuh cinta & tersenyum melihat Jalal. Perlahan Rukaiyya mulai mendekati Jalal. Tampa melirik kearah Rukaiyya, Jalal mengatakan kalau ia hanyalah Deewan-e-Khas di sudut lain dari istana ini. Rukaiyya berbicara dgn lembut tentang Jalal & betapa senangnya dia melihat Jalal setelah bertahun-tahun lamanya. tapi Jalal tetap tdak melihat kearah Rukaiyya. "Kau harusnya tdak menganggap serius permainan kekanak-kanakan ini, kita telah bermain di luar masa kanak-kanak. Mungkin waktu itu saya masih anak-anak, kau mungkin merasa sudah menikah tetapi kenyataannya adalah bahwa aku telah berubah selama ini. Aku berharap bahwa kau tdak harus menghadapi masalah di sini & silahkan tinggalah di rumah ini dgn semua kemewahan disekitar istana ini." Sinopsis Mahaputra Episode 253
Setelah mengatakan hal itu pada Rukaiyya, Jalal segera meninggalkannya sendirian tanpa menatap kearah Rukaiyya.sementara itu Rukaiyya masih berdiri ditempatnya tadi, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Aku juga bukan gadis yg sederhana & lugu yg sama seperti sebelumnya. Waktu telah berubah, tapi semua orang harus memiliki mata utk melihat." Ucap Rukaiyya dgn bijak, kemudian tatapannya beralih pada kartu yg dimainkan oleh Jalal tadi, Rukaiyya menghampiri kartu yg ada diatas meja & mulai menyelesaikan apa yg ditinggalakan oleh Jalal di tengah jalan. "Meskipun aku telah kehilangan hatinya utk Shehan Shah-e-Aali, tapi segera mungkin ia juga akan kehilangan hatiku." Ucap Rukaiyya & tersenyum menatap kartu yg sudah ia susun tadi. Di Marwar, Phool melihat surat Ajabde dgn sedih. Dia akhirnya membaca surat dari Ajabde itu. Ajabde mengatakan penyesalannya didalam surat itu, ia menyesal ketika dia harus tahu bahwa Phool memiliki perasaan utk Pangeran Pratap. Phool menutup matanya dgn sedih & mengingat saat-saat terakhir dia dgn Pangeran Pratap; pernikahannya, & semuanya.
Saat itulah Uma Devi datang menghampiri Phool, Uma Devi ingin berbicara dgnnya. Phool menyadari kebodohannya didepan Uma Devi. "Ajabde mencoba utk membuatku mengerti, tapi aku tdak membaca surat-suratnya. Aku Tdak tahu apa yg masuk ke dalam pikitanku. Aku hanya ingin Ajabde." Ucap Phool pada neneknya itu.
Namun Uma Devi menyuruh Phool utk tdak memikirkan Ajabde lagi. Phool tampak tdak suka mendengar ucapan Uma Devi, ia kembali mengambil surat dari Ajabde & menunjukanya pada Uma Devi, "Ajabde ada di mata saya." Namun Uma Devi langsung memotong ucapan Phool, & melemparkan surat Ajabde ke kasur. "Kau jangan memikirkan Ajabde lagi, kau adalah putri dari Marwar. & kau adalah segalanya bagiku. Tdak ada tempat utk Ajabde dalam mimpiku bahwa aku telah melihatnya." Phool terlihat bingung mendengar Ucapan Uma Devi. Uma Devi langsung membicarakan tentang pernikahannya dgn Pangeran Pratap. "Semuanya akan seperti yg kau inginkan utk menikah dgn Pangeran Pratap. Jika Ajabde adalah teman terbaikmu seperti kamu memikirkan dia, maka dia akan merasa senang utk kebahagiaanmu. Aku harus pergi, karena harus membuat banyak persiapan utk pernikahanmu." Ucap Uma Devi yg berusaha menenangkan Phool. Setelah Uma Devi pergi, Phool langsung menyeka air matanya. Dia kembali memegang surat Ajabde, & mengingat semua ucapan Ajabde & Uma Devi yg bergema ditelinganya.
Di Bijolia, Hansa Bai terlihat khawatir ketika melihat Tabib sedang memeriksa denyut nadi Ajabde. Pangeran Pratap juga melihatnya dari kejauhan. Hansa Bai menanyakan kondisi Ajabde pada Tabib itu, "Suhu tubuhnya semakin menurun." Vaid ji masih menjelaskan kondisi Ajabde yg menahan rasa sakit yg telah dilaluinya & rasa sakit itu masih akan terus berlanjut. Pangeran Pratap merasa sedih melihat kondisi Ajabde saat ini. Chakrapani datang utk berbicara dgn Pangeran Pratap, & Pangeran Pratap mengungkapkan kesedihannya pada Cakrapani. "Dunia berpikir tentangku utk menjadi pejuang yg terkenal, aku Pangeran Pratap Singh yg cukup kuat utk menanggung setiap rasa sakit, setiap cedera pada tubuhku. tapi di sini seorang gadis biasa sedang menahan rasa sakit itu dalam keheninganya, bahkan setelah kelabang beracun itu menggigitnya. Mengapa dia seperti itu? Apa supaya membuatku bisa tidur dgn nyenyak?" Tutur Pangeran Pratap dgn perasaan sedihnya.
Chakrapani mencoba utk menenangkannya, tapi itu hanya sia-sia. Pangeran Pratap menyadari dia telah mengatakan pada Cakrapani dgn nada keras, Pangeran Pratap langsung meminta maaf kepadanya. ketika ia melihat Vaid ji (tabib) akan keluar dari ruangan, Pangeran Pratap langsung menghentikan langkahnya. Pangeran Pratap menanyakan kondisi Ajabde, & Vaid ji mengatakan kalau ia telah memberikan obat yg diperlukan tapi itu tugas yg berat utk mengurangi rasa sakitnya. Tabib itu juga sudah mengatakan kepada kepada Hansa Bai tentang solusinya.
Diidapur, Hansa Bai sedang menggilingan semua bahan yg diperlukan utk membuat obat yg sudah diresepkan oleh Vaid ji (Tabib), kemudian Hansa Bai memerintahkan dayangnya utk melakukan sesuatu. Sedangkan Pangeran Pratap juga datang kesana dgn membawa bahan2 yg diperlukan, Hansa Bai kaget melihat kedatangan Pangeran Pratap & segera menghampirinya. Hansa Bai menanyakan apa yg ia bawa. Pangeran Pratap menjawab kalau ia membawa Lada hitam utk keperluan yg lain. Hansa Bai melirik lada yg dibawa oleh Pangeran Pratap, "kau telah membawa hal yg paling penting.aku mengerti keinginanmu utk orang yg sakit agar cepat sembuh & kau melakukannya penuh cinta." Ucap Hansa bai pada Pangeran Pratap. & Pangeran Pratap ingin menanyakan sesuatu pada Hansa Bai. "Ajabde terus menahan tanganya utk bantalanku, sedangkan dia saat itu tengah menahan rasa sakit hanya supaya aku bisa tidur. Apakah Anda tdak menyebutnya ini sebuah kegilaan?" Ucap Pangeran Pratap pada Hansa Bai dgn perasaan sedihnya.
Hansa Bai menjawab, "hanya ada satu hal utk menghargai kekuatan siapa pun di Rajputana kita. Ini adalah semua tentang kemenangan atas perang. Namun wanita berbeda. Tdak ada pemberitahuan kekuatan tubuh & jiwa pada wanita. Kau tahu bahwa kita merasa paling bahagia ketika kita melihat orang yg kita cintai bahagia. Kau kembali dari perang, semua merasa lelah hingga Ajabde memahami sangat pentingnya kau utk tidur saat ini. Tapi kau malah menyebutnya ini adalah sebuah kebodohan, dia sangat menghargai waktu tidurmu lebih dari rasa sakitnya sendiri?" Ucap Hansa Bai yg memperingati Pangeran Pratap. & Pangeran Pratap hanya tertunduk & menggeleng mendengarnya. Hansa Bai mengambil piring dari tangan Pangeran Pratap, hingga dia bisa membuat ramuan obat yg dibawa oleh Pangeran Pratap. Sedangkan Pangeran Pratap hanya terdiam menyesali ucapanya tadi, Kata-kata Hansa bai terus bergema di kepalanya.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 254