Sinopsis Mahaputra Episode 306

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 306Di Bijolia, malam itu di tengah hutan Ajabde merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya, saat itu suasana sepi & angin bertiup cukup kencang, Ajabde segera mengeluarkan belatinya & menoleh ke arah belakang dgn maksud hendak menyerang orang dibelakangnya, namun ternyata orang itu adalah Pangeran Pratap “Kenapa kamu mengikuti aku?” tanya Ajabde heran “Aku tahu kalau kamu merasa aman meskipun tanpa bantuanku”, “Kamu tdak usah mengkhawatirkan aku” ujar Ajabde kikuk “Tapi aku berhutang banyak padamu, aku ingin melakukan sesuatu utkmu, hutan ini semakin dalam semakin lebat, aku akan mengantarkanmu sampai ke istana” pinta Pangeran Pratap “Bagaimana kamu bisa tahu kalau hutan ini semakin dalam semakin lebat?” tanya Ajabde heran “Suatu hari aku pernah datang kesini utk memberikan emas, sepertinya kamu tersesat” ujar Pangeran Pratap “Aku biasa bermain dgn sahabat dekatku disekitar sini”, “Lalu dimana dia sekarang?” tanya Pangeran Pratap penasaran “Mereka tdak pernah datang lagi sekarang, utk mengetahui kabar kami masing masing satu sama lain” ujar Ajabde sedih 
Sinopsis Mahaputra Episode 306

“Ibuku pernah berkata padaku, kalau kita harus selalu menatap kedepan” ujar Pangeran Pratap sambil menggerakkan kepalanya, dalam hati Ajabde berkata “Laki laki ini orangnya sangat dalam perasaannya” sementara dalam hati Pangeran Pratap berkata “Aku tdak harus lupa utk menjauh dari seorang gadis” kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan “Bolehkah aku bertanya, kenapa kamu sepertinya keberatan utk bergabung dgn pasukan prajurit Bijolia?” tanya Ajabde heran “Aku fikir aku akan pergi ke sebuah tujuan yang tdak pernah ingin aku kunjungi”, “Kamu ini seorang patriot & seorang patriot seharusnya selalu memegang teguh cara utk bertahan di negaranya” ujar Ajabde “Rasa patriotisme inilah yang membuatku bergabung dgn pasukan tentara” ujar Pangeran Pratap bangga “Aku ingin tahu, mengapa kamu tdak begitu menyukai Bai ji lal? Bukankah kamu belum pernah bertemu dgnnya?” Pangeran Pratap langsung menyuruh Ajabde berhenti “Aku tdak ingin mengatakannya padamu”, “Kalau aku merasa tdaklah sempurna tanpa Bai ji lal” ujar Ajabde lagi “Kalau aku merasa kamu itu sempurna, apapun adanya dirimu” kemudian mereka melanjutkan perjalanan kembali, 

Tiba tiba karena angin bertiup sangat kencang, mata Ajabde seperti kemasukan sesuatu, Ajabde mengerjap ngerjapkan matanya mencoba utk mengeluarkan sesuatu yaang berada di dalam matanya namaun nihil, mata Ajabde atetap terasa sakit “Bolehkah aku membantu? Mari sini aku bantu meniupnya? Mendekatlah padaku” Ajabde pun menurut mendekati Pangeran Pratap & Pangeran Pratap mencoba utk meniup mata Ajabde, ketika Pangeran Pratap telah selesai melakukannya, posisi tubuh mereka begitu dekat & tiba tiba saja dupatta Ajabde terbang ke udara karena angin yang bertiup kencang, Pangeran Pratap segera memegang dupatta merah itu di udara sambil menatap ke arah Ajabde tajam, mereka berdua saling memandang satu sama lain dalam diam, malam itu tiba tiba hujan turun dgn deras, tubuh merekapun bahasa kuyup kemudian Pangeran Pratap menggunakan dupatta Ajabde di kepalanya & mulai melilitkan dupatta yang tersisa itu menutupi tubuh Ajabde dibawah hujan yang turun dgn deras, sesaat mereka saling menatap satu sama lain cukup lama & intens, 

Tiba tiba Ajabde merasakan perasaannya yang tdak menentu sambil berjalan mundur kemudian berlari meninggalkan Pangeran Pratap seorang diri, Pangeran Pratap hanya bisa terperangah menatap kepergian Ajabde yang begitu tiba tiba, saat itu Ajabde berlari sekencang mungkin memasuki istana Bijolia & langsung mendatangi ruang pemujaan Pangeran Pratap memasuki sebuah rumah, dalam hatinya bertanya tanya kenapa tiba tiba Ajabde meninggalkannya begitu saja & berlari ke istana “Kenapa dia melarikan diri setelah aku mengenakan dupatta dikepalanya?” Pangeran Pratap masih bingung & tdak menemukan jawabannya, Chakrapani kemudian masuk juga menemui Pangeran Pratap “Pangeran, aku ingin bicara dgnmu” kemudian Chakrapani mengatakan padanya kalau dirinya baru saja bertemu dgn Saubhagyawati Sinopsis Mahaputra Episode 306

Di istana Bijolia, Ajabde menangis di depan patung Dewa Wisnu “Yaa Dewa, selama ini aku telah menikah dgn Pangeran Pratap, selama ini aku telah berusaha mempertahankan cintaku padanya selama bertahun tahun tapi mengapa hari ini aku tdak bisa menghentikan diriku sendiri, mengapa aku jadi lupa dgn batasanku sendiri hari ini, saat ini aku harus menghukum diriku sendiri” ujar Ajabde yang kemudian beralih ke lampu minyak Diya yang berada di sebelahnya & meletakkan tangannya di atas nyala api lampu minyak tersebut, pada saat yang bersamaan Pangeran Pratap mulai marah kembali “Bagaimana bisa Saubhagyawati bergabung dgn Bijolia daripada Mewar, meskipun hari ini Ajabde menderita karena permasalahan yang dibuatnya sendiri di Bijolia! Aku tdak peduli!” ujar Pangeran Pratap kesal, Chakrapani mencoba utk menjelaskan semuanya pada Pangeran Pratap “Pangeran, ternyata memang benar adanya kalau tdak ada jawaban pesan apapun dari Chittor, bagaimanapun juga kamu harus membantu Bijolia” ujar Chakrapani “Aku akan menyelamatkan tanah airku, meskipun aku harus menyiapkan pasukan tentara utk Bai ji lal!” ujar Pangeran Pratap geram, 

Sementara itu Saubhagyawati menemui Ajabde & langsung menampik tangan Ajabde yang berada diatas lampu minyak Diya itu “Ajabde! Apa yang kamu lakukan? Apa yang terjadi, Ajabde?”, “Sebaiknya kamu tdak menanyakannya, Saubhagyawati!” ujar Ajabde bimbang, di tempat Pangeran Pratap “Bijolia akan melihat anak mereka sendiri akan bertarung utknya” ujar Pangeran Pratap 

Keesokan harinya, Ajabde sedang melakukan pemujaan utk pohon Tulsi sambil menyirami pohon tersebut, sementara Pangeran Pratap sedang mandi di sungai, Ajabde berjanji kalau dirinya tdak akan melupakan janji pernikahannya pada Pangeran Pratap, sedangkan Pangeran Pratap yang saat itu juga sedang berdoa sambil berendam di dalam sungai, berkata pada dirinya sendiri kalau dirinya akan melupakan semua hal yang berhubungan dgn Ajabde, kembali ke tempat Ajabde “Aku adalah milik Pangeran Pratap & akan selalu begitu menjadi miliknya, tdak peduli dgn apapun yang dia pikirkan tentang aku” doa Ajabde, sementara Pangeran Pratap berdoa “Aku tdak akan memikirkan dia lagi, yaaa Dewa ,,, berilah aku keberanian & kekuatan utk menghadapi semua ini” ujar Pangeran Pratap 

Pada saat yang bersamaan, penjaga yang sedang berjaga dia istana Akbar masuk ke dalam istana, kemudian dia mendatangi penjaga yang lain & membunuhnya seketika itu juga sambil menusuk paru parunya, ternyata penjaga itu adalah Badshah Khan, Badhshah Khan segera membunuh penjaga yang lain yang berjalan menuju kearahnya juga, salah seorang pelayan melihat perbuatan Badshah Khan yang berhasil melumpuhkan para penjaga, ketika pelayan itu hendak pergi, Akbar yang saat itu sedang mandi langsung menghentikannya, Akbar berdiri & melihat sendiri dgn mata & kepalanya dimana para penjaganya bersimbah darah, 

Sementara itu Chakrapani menemui Pangeran Pratap & bertanya “Pangeran, kenapa kamu melakukan pemujaan yang begitu lama?”, “Aku hanya takut kalau ada seseorang yang akan menjebakku & melawanku, Chakrapani” ujar Pangeran Pratap, di kerajaan Mughal, Agra, akhirnya Badshah Khan bisa bertemu dgn Akbar yang saat itu baru selesai mandi “Yang Mulia, bagaimana kamu bisa menghentikan pedangku yang jaraknya sudah sangat dekat dgnmu, tinggal beberapa inci saja” Akbar hanya tersenyum sinis “Aku ingin kamu hidup utk beberapa hari lagi” ujar Akbar sambil menusukkan belatinya di dada Badshah Khan sambil memutar mutar belatinya, Badshah Khan mengiris kesakitan “Yang Mulia, aku bisa membantu kamu utk mendapatkan Rajputana & memberikan sebuah surat padanya “Aku mendapatkan surat ini dari salah seorang mata mata Rajput yang telah aku bunuh dalam perjalananku kemarin” Akbar langsung mengambil surat tersebut & membacanya, isi surat itu “Rajputana seharusnya bergandgn tangan dgn Mughal karena mereka akan menjadi semakin kuat dari hari ke hari”

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top