Sinopsis Mahaputra Episode 308

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 308, Di kerajaan Bijolia, Fatta meminta Ajabde utk mengungkap identitas yg sebenarnya ke Pangeran Pratap “Kalau kamu benar benar mempercayai dia, maka kenapa kamu mengenakan pakaian yg biasa seperti ini? Kenapa kamu tdak mengatakan saja padanya kalau kamu ini adalah Bai ji lal?” Ajabde teringat ketika Pangeran Pratap membencinya “Tdak! Saat ini bukan saat yg tepat, kita mempunyai tugas yg lebih penting yg lainnya & semua itu bisa kita dapatkan melalui lelang maka dgn begitu kita akan punya sepasukan prajurit dgn uang tersebut atau kita tdak akan bisa membebaskan Bijolia dari Afghanistan” ujar Ajabde kemudian meninggalkan tempat tersebut, 
Sinopsis Mahaputra Episode 308

Tak lama kemudian lelangpun dimulai & banyak orang yg datang ke istana dgn koin emas mereka, Parwat Singh memimpin lelang tersebut & piring silver perak terjual pertama kali di acara lelang tersebut, Ajabde melihat dari atas balkon bersama ibu & adiknya serta beberapa pelayan, Ajabde kelihatan sangat sedih “Aku disini bukan sebagai Bai ji lal tapi sebagai anak perempuan Bijolia” Ajabde menghampiri ibunya “Maa, aku merasa aku ini seperti sedang melelang perasaan rakyat Bijolia, juga harapan, kehidupan & semuanya” Ajabde menangis “Mereka telah mendapatkan semua ini dari semua hasil kerja keras mereka selama bertahun tahun” Ratu Hansa Bai ikut terharu mendengar ucapan Ajabde “Mereka melakukan hal ini dgn keinginan mereka sendiri, lihat mereka, bagaimana mereka menjual benda benda itu dgn senyum yg tersungging di bibir mereka, ini semua demi Bijolia” ujar Ratu Hansa Bai “Mereka bahagia seperti layaknya anak kecil, ini benar benar pengorbanan yg nyata” Ratu Hansa Bai mengangguk menyetujui ucapan Ajabde “Ya, itu betul! Tapi kamu juga telah memberikan sebuah pengorbanan yg cukup besar” ujar Ratu Hansa Bai, kemudian Ajabde melihat kebawah ketika perhiasannya telah terjual di acara lelang itu “Perhiasan ini dari Rajgharana Mewar dimana Maharana Uday Singh telah memberikannya pada Bai ji lal dalam pernikahannya” ujar Parwat Singh sambil menunjukkan perhiasan itu ke hadapan semua orang, mereka pun mulai menaksir harganya, hingga akhirnya terjual sekitar 200 koin emas” Ajabde yg melihatnya dari atas balkon mulai menangis ketika perhiasan pernikahannya terjual “Ibu, aku akan turun kebawah” ujar Ajabde, kemudian meninggalkan ibu & adiknya, 

Sementara itu dii tempat Pangeran Pratap “Kamu mau pergi kemana, pangeran?” tanya Chakrapani penasaran “Chakrapani, aku harus ke acara lelang itu & lebih baik kamu ke rumah Fatta utk membalas surat ayahku”, “Baiklah, kalau begitu, aku akan ke rumah Fatta” ujar Chakrapani 

Pada saat yg bersamaan, Dhaman Singh merasa senang ketika melihat Pangeran Pratap yg akan hadir di acara lelang, kemudian dia menyuruh anak buahnya utk bersiap siap, sementara itu di istana Bijolia, Ajabde turun ke bawah ke teras depan istana (Sahukaars), Ajabde melihat perhiasannya sedang di taksir harganya “Aku bisa memberikan harga yg lain utk kalung itu” saat itu Ajabde teringat ketika dirinya mengenakan kalung tersebut di pesta pernikahannya, Dhaman Singh yg sudah berada di Bijolia sedang memberikan instruksi kepada anak buahnya “Aku akan mengawasi Pangeran Pratap & kalian akan menyerangnya begitu mendapat sebuah kesempatan & kalian berusaha melarikan emas emas itu, buatlah seolah olah penyerangan kita itu bermotifkan perampokan” ujar Dhaman Singh, 

Di istana Bijolia, Ajabde menutup matanya ketika melihat acara lelang tersebut, Dhaman Singh & anak buahnya datang kesana & melihat lelang tersebut di Haveli Ajabde melihat koin emas yg sudah terkumpulkan dalam sebuah tas yg besar, sementara orang orang itu melihat sebuah cincin dalam bejana besar “Waaah, itu adalah sebuah cincin yg berharga” ujar salah seorang laki laki, tepat pada saat itu Pangeran Pratap datang di tempat lelang itu “Dapatkah aku melihat cincin berlian yg bersinar itu?” Parwat Singh menoleh ke arah Ajabde, Ajabde memberikan kode memperbolehkan, Ajabde memperhatikan cincin itu & teringat ketika Pangeran Pratap memberikan dirinya cincin tersebut sambil berkata “Kita akan selalu bersama karena kamu akan kembali lagi dari Bijolia setelah beberapa tahun” kemudian laki laki itu melihat cincin itu lebih dekat & tersenyum sambil meleparnya ke udara utk melihat sinar yg terpancar di cincin tersebut, tepat pada saat itu Pangeran Pratap yg melihatnya dari arah belakang langsung kaget begitu melihat cincin yg diberikannya utk Ajabde, Pangeran Pratap tertegun memperhatikan cincin pemberiannya di lempar lempar keatas, sedangkan Ajabde merasa sedih melihat cincinnya terjual, 

Tak lama kemudian Pangeran Pratap langsung menyambar cincin tersebut, semua terkejut melihat perbuatan Pangeran Pratap, sedangkan dari arah belakang Dhaman Singh & anak buahnya sudah semakin mendekati Pangeran Pratap dgn sebuah belati ditangannya hendak membunuh Pangeran Pratap, saat itu Pangeran Pratap mendekat ke arah Ajabde, mereka berdua saling menatap satu sama lain, tak berapa lama anak buah Dhaman Singh lansung menusuk Pangeran Pratap dari arah belakang, Ajabde yg melihatnya segera berteriak “Pangeran Pratap, awaaaassss!!!” Pangeran Pratap segera menghindar namun ada sedikit luka goresan di tangannya, tanpa menunggu waktu lebih lama lagi Pangeran Pratap segera menghajar anak buah Dhaman Singh yg menyerangnya, sementara yg lain mulai merampok koin koin emas tersebut, Ajabde terkejut melihatnya, Pangeran Pratap segera mengeluarkan pedangnya & bertarung dgn mereka Sinopsis Mahaputra Episode 308

“Semua rakyat Bijolia, tdak usah panik! Tdak usah lari! Karena para perampok itu merampok uang kalian yg telah kalian berikan dgn sebuah perngorbanan utk tanah air kalian!” ujar Ajabde lantang “Tunjukkan pada mereka kalau seorang rakyat biasa sangat menghargai uang yg mereka jarah! Jangan tinggal diam saja! Serang mereka!” kemudian semua orang mulai bertarung demi hak mereka, Pangeran Pratap juga mulai membunuh beberapa perampok tersebut 

Pada saat yg bersamaan, kerajaan Mughal di Agra, Jalal sedang menikmati lantunan lagu dari Tansen & memuji Tansen yg menyanyikan lagu itu dgn merdunya, tak lama kemudian Badshah Khan datang menemui Jalal “Yang Mulia, aku telah melewati perbatasan Bijolia & menjarah banyak sekali barang barang” ujar Badshah Khan bangga “Kamu telah merusak perbatasan Bijolia tapi itu di dalam derah Mewar ,,,” belum juga Jalal menyelesaikan kalimatnya, Badshah Khan langsung menyahut “Untungnya tdak ada prajurit Mewar disana yg datang ke Bijolia tapi mulai hari ini, entah kenapa orang orang mulai semakin kuat disana, aku membutuhkan beberapa prajurit utk mengawasi Bijolia maka dgn begitu kamu bisa menguasai Mewar juga” Jalal memberikan beberapa prajurit padanya & berkata “Tdak boleh ada yg tahu kalau pasukanmu adalah pasukan Mughal & semua prajuritku akan mengenakan baju pasukan Afghanistan!” Badshah Khan hanya tersenyum sambil berkata “Semua yg terjadi akan terlaksana seperti keinginanmu, yg Mulia” kemudian Badshah Khan pergi meninggalkan Jalal, sepeninggal Badshah Khan, Jalal meminta Tansen utk menyanyi lagi karena Jalal sangat menyukainya 

Sementara itu di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai segera berteriak dari atas balkon “Ajabde!” sambil melempar sebuah pedang ke arah Ajabde, Ajabde segera menerimanya & mulia bertarung dgn para perampok tersebut membantu Pangeran Pratap “Dimana Bai ji lalmu? Apakah dia bersembunyi di dalam istana?” tanya Pangeran Pratap heran “Dia telah mengirimkan aku kesini!” ujar Ajabde, kemudian Pangeran Pratap berbalik hendak menyerang perampok tersebut namun tanpa sengaja tangannya yg terluka bersimbah darah mengenai kening Ajabde “Jangan bunuh perampok itu!” perintah Pangeran Pratap ketika Ajabde hendak membunuhnya “Tapi dia datang kesini utk merampok uang kami!” ujar Ajabde sengit “Tdak! Ada seseorang yg telah mengirimkannya kesini” ujar Pangeran Pratap sambil memperhatikan perampok tersebut yg terbaring di tanah 

“Ya! Betul! Memang ada seseorang yg mengirimkan kami tapi mayat tdak akan bisa mengatakan rahasia tersebut!” ujar si perampok sambil membunuh dirinya sendiri, Pangeran Pratap & Ajabde sama sama berteriak utk mencegahnya namun nihil, si perampok telah tewas seketika itu juga “Kakak, apakah kamu baik baik saja?” ujar Fatta yg baru tiba di tempat tersebut “Aku baru tahu kalau ada masalah disini makanya aku datang kesini, siapa orang orang ini?” tanya Fatta heran “Aku telah gagal utk mengetahui tujuan mereka tapi kita harus berterima kasih pada Pangeran Pratap” ujar Ajabde sambil melirik ke arah Pangeran Pratap “Terima kasih, teman, karena kamu telah menyelamatkan uang mereka & menghentikan perampokan itu” ujar Fatta tulus, Pangeran Pratap hanya tersenyum & bertanya pada Ajabde “Rupanya ada darah di keningmu” Ajabde tertegun & semua orang mengelu elukan nama Pangeran Pratap “Hidup Pangeran Pratap! Hidup Pangeran Pratap! Hidup Pangeran Pratap!” 

Ketika semua orang sedang sibuk memuji Pangeran Pratap, Ajabde mencoba meraba keningnya yg berdarah & Ajabde teringat ketika tangan Pangeran Pratap menyentuh di dahinya, Ajabde segera melihat ke tangan Pangeran Pratap yg terluka bersimbah darah, Ajabde kaget & segera berlalu dari sana memasuki istana, sementara Pangeran Pratap saat itu sedang tersenyum & mengucapkan terima kasih pada semua orang, sekilas Pangeran Pratap melihat ke arah Ajabde yg pergi meninggalkannya “Mau kemana dia?” bathin Pangeran Pratap dalam hati, saat itu Ajabde memasuki istana sambil menangis & segera memasuki kamarnya “Apa yg terjadi padaku?” tanya Ajabde pada dirinya sendiri sambil mengingat lagi kejadian barusan, Ajabde segera membasuh mukanya terutama darah yg ada di keningnya hingga bersih “Apapun ini, ini tdak benar! Kenapa aku tdak bisa menguasai diriku sendiri & bermain main dgn batasanku sendiri, tdak! Aku tdak boleh melakukannya!” kemudian Ajabde berbalik & nampak bayangan Pangeran Pratap yg marah padanya, lalu Ajabde seperti melihat semua peristiwa yg dialaminya bersama Pangeran Pratap si tukang kuda, Ajabde ingin menghentikan semua perasaannya ini karena bagaimanapun juga dia adalah milik Pangeran Pratap bukan Pangeran Pratap si tukang kuda, Ajabde tdak tahan dgn semua ini, Ajabde berteriak sekeras mungkin hingga akhirnya jatuh pingsan di lantai

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top