Sinopsis Mahaputra Episode 310

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 310, Di Bijolia, Pangeran Pratap & Rawat Ji sedang membahas masalah Bijolia & Ajabde “Paman Rawat Ji, aku tdak percaya & mencintai Ajabde lagi” Rawat Ji tertegun “Aku tdak mengerti bagaimana dia bisa sendirian meyakinkan daerah kekuasaannya utk terpisah dari kita, pasti ada sesuatu yg salah” ujar Rawat Ji “Aku tahu kalau ada seseorang yg sedang merencanakan sesuatu & membuat si pemberi rahasia tdak mencapai kami, itu tdak berarti aku mengijinkan siapapun membagi bagi daerah kekuasaan”, “Kalau begitu katakan padaku, apa jebakanmu?” tanya Rawat Ji “Kamu tahu, paman, lukaku ini di berikan oleh orang dari Chittor” Rawat Ji tertegun begitu mendengar ucapan Pangeran Pratap “Bagaimana bisa kamu mencurigai orang dari Chittor? Bagaimana mungkin?” 
Sinopsis Mahaputra Episode 310

Pada saat yg bersamaan, di istana Bijolia, Ajabde sedang berdikusi dgn Fatta & Parwat Singh “Rakyat Bijolia telah mempercayai kita, kita harus bertanggung jawab, Pangeran Pratap telah datang kesini, dia telah dikirimkan oleh Dewa” ujar Ajabde “Itu benar, tuan putri, Pangeran Pratap memang lebih berani daripada Fatta, dia telah melakukan pertarungan yg baik dgn menggunakan pedang, keputusanmu itu tepat dgn memilihnya sebagai menteri kita” Fatta merasa kecewa begitu mendengar ucapan Parwat Singh, Ajabde & Ratu Hansa Bai mencoba menghibur Fatta “Kami bangga padamu, Fatta, kamu telah begitu berani melempar orang orang Afghanistan itu keluar dari Bijolia”, “Cukup! Cukup, kak! Aku tdak memerlukan pujian ini! Aku bukanlah seorang anak kecil” ujar Fatta kemudian meninggalkan mereka dgn perasaan jengkel, 

Sementara itu di tempat Pangeran Pratap “Paman, aku mencurigai seseorang di Chittor yg menyusun semua rencana ini, karena rakyat Bijolia tahu mengenai hal ini & mereka telah menyerang aku karena mereka sangat membenci orang Mewar” ujar Pangeran Pratap yg kemudian menceritakan tentang serangan dari Fatta & Ajabde dulu “Disini ada banyak orang orang yg pemberani, mereka menyerang dari depan bukan belakang!”, “Aku jadi sangat khawatir sekarang, aku tdak bisa meninggalkan kamu sendirian disini, pangeran” ujar Rawat Ji cemas “Aku tdak apa apa, paman, aku meyakinkan kamu kalau aku baik baik saja tapi aku harus menyelamatkan Bijolia dari Afghanistan & Mewar dari Ajabde” ujar Pangeran Pratap 

Sepeninggal Fatta, Parwat Singh berkata “Fatta & Pangeran Pratap seharusnya tdak saling bersaing”, “Aku mempercayai Pangeran Pratap, dia akan mengurusi Fatta & masalah kecil ini” ujar Ajabde “Baiklah kalau begitu, aku harus pergi utk melakukan perjalanan yg cukup panjang sekarang” ujar Parwat Singh kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu namun Ajabde segera menghentikannya “Memang sebenarnya kamu ingin bertemu dgn siapa, paman Parwat Singh?” Parwat Singh kaget, sementara di tempat Pangeran Pratap “Pangeran, aku akan membawa prajurit Chittor kesini & kita akan menghidupkan kembali kepercayaan rakyat Bijolia” ujar Rawat Ji “Tdak, paman, rencana yg salah bisa menjadi berbahaya, aku tdak bisa kehilangan utk memenangkan hati mereka, paman, aku harus berperang melawan Afghanistan & memenangkan hati mereka, aku yakin aku bisa melakukannya!” ujar Pangeran Pratap geram “Oh ya, paman, apakah kamu sudah mendapatkan koin emas?”, “Ya, aku sudah mempunyai” ujar Rawat Ji sambil tersenyum senang “Baiklah kalau begitu, mari kita berpakaian yg pantas seperti seorang pembeli & mendapatkan kembali perhiasan yg telah hilang dari Bijolia” ujar Pangeran Pratap 

Di kerajaan Bijolia, Parwat Singh segera menjawab pertanyaan Ajabde “Aku baru saja diundang oleh seorang pembeli, tuan putri, tapi dia memiliki permasalahan pribadi utk bertemu dgn istrinya”, “Aku harap semuanya baik baik saja, paman” Parwat Singh langsung menganggukkan kepalanya & berkata “Iyaa, jangan khawatir, tuan putri” kemudian berlalu dari sana, sepeninggal Parwat Singh, Ratu Haansa Bai langsung berkata pada Ajabde “Ajabde, rasa percaya yg kamu tunjukkan ke Pangeran Pratap, membuat ibu cemburu” Ajabde hanya tersenyum “Ibu bisa memikirkan apa saja” Ratu Hansa Bai tersenyum “Tdak, ibu hanya bercanda”, “Aku akan pergi, ibu, & mencoba bicara dgn Fatta” ujar Ajabde sambil meninggalkan ruangan itu, Ratu Hansa Bai merasa heran “Apa yg terjadi padanya?” Sinopsis Mahaputra Episode 310

Di tenda prajurit Afghanistan, Badshah Khan datang & ingin tahu tentang seseorang yg menghentikan perampokan itu, saat itu Badshah Khan sedang diobati lukanya oleh seorang tabib “Aku merasa yg Mulia Jalal akan mengambil harga yg terbaik” ujar Mansoor “Aku akan memberikan dia sebuah tangan juga, Mansoor” ujar Badshah Khan, tak lama kemudian Parwat Singh datang menemui mereka “Bagaimana dgn koin emas yg telah aku berikan padamu, kenapa kamu tdak memberikan info apapun padaku? & siapa orang ini yg telah menjadi seorang penolong utk Bijolia?” tanya Badshah Khan heran “Namanya Pangeran Pratap!” Badshah Khan kaget, 

Sementara itu Pangeran Pratap & Rawat Ji sedang bertemu dgn Sahukar & membeli semua perhiasan Ajabde darinya dgn cara menyamar sebagai seorang saudagar, Pangeran Pratap membayarnya dgn koin emas “Tinggalkan saja bisnis ini & lakukan bisnis yg lainnya, kamu seharusnya melakukan proses tawar menawar, aku minta maaf, kamu tdak tahu tentang bisnis ini” Pangeran Pratap & Rawat Ji saling berpandang pandangan “Kamu itu yg tdak tahu caranya berbisnis, meskipun kamu meminta harga yg double, aku akan memberikannya padamu” Sahukar si penjual merasa heran “Memang apa specialnya dgn benda benda ini?”, “Perhiasan ini sangat berarti harganya utk Mewar” ujar Pangeran Pratap “Baiklah, kalau kamu suka, ambillah!” ujar Sahukar 

Di tenda prajurit Afghanistan, Parwat Singh masih berdiskusi dgn Badshah Khan & Mansoor “Tuan Badshah Khan, dia itu bukan pangeran dari Chittor, Pangeran Pratap, dia itu hanya seorang rakyat biasa yg namanya Pangeran Pratap & tuan putri Ajabde mempercayainya & menjadikannya sebagai menterinya tapi aku tdak akan membiarkannya tinggal di Bijolia” ujar Parwat Singh “Kita akan lihat bagaimana situasinya, lalu setelah itu kita akan membawa para prajurit utk perang” ujar Badshah Khan senang “Kota kami ini adalah kota yg tenang, besok akan ada sebuah acara yg besar, banyak pembeli yg akan datang & itu adalah kesempatan yg bagus utk memasuki Bijolia, tdak akan ada seorangpun yg tahu karena kamu akan menyamar ketika memasuki Bijolia” ujar Parwat Singh “Aku akan menjaga kamu, kamu ini memang langka tapi memiliki ide ide yg cemerlang” puji Badshah Khan 

Pangeran Pratap & Rawat Ji segera mengambil kotak perhiasan tersebut kemudian Pangeran Pratap meminta pada Rawat Ji utk kembali pulang ke Chittor & mengabarkannya pada Raja Uday Singh “Serahkan semuanya padaku, aku akan kesana, aku akan mendukung kamu, bantuan apapun yg kamu perlukan maka kirimi aku sebuah pesan, aku akan selalu berada disana” kemudian mereka berdua saling memberikan salam satu sama lain, lalu Rawat Ji pergi meninggalkan Pangeran Pratap, sementara itu di Bijolia, Fatta sedang memasak di rumahnya & Fatta kelihatan kesal, Ajabde datang menemuinya & melihatnya dari belakang bersama pelayannya sambil tersenyum, Ajabde menendang kaki Fatta “Aku bisa membuat makanan utk diriku sendiri, kak! Aku tdak memerlukan makanan istana!” ujar Fatta kesal “Ya, aku tahu itu, tapi bagaimana dgn makanan yg aku buat sendiri utk kamu, dgn begitu kamu bisa fokus pada keamanan acara itu nanti” Ajabde kemudian juga menjelaskan pada Fatta kalau dirinya tdak ingin orang orang Afghanistan memasuki acara mereka & mengacaukan semua rencana mereka, pada saat yg bersamaan saat itu Badshah Khan sudah mengubah penampilannya sebagai seorang Rajput sambil tersenyum senang 

Di rumah Fatta, Ajabde meminta Fatta utk memakan makanan buatannya & menyuapinya perlahan lahan “Kenapa kamu menyuapi aku makanan, kak? Pergilah & suapilah menterimu itu, dimana Pangeran Pratap? Ketika aku pulang ke rumah, dia tdak ada disini & sekarang sudah hampir petang, dimana dia? Kemana dia pergi?” tiba tiba Fatta tertawa terbahak bahak “Hahahaha, dia pasti melarikan diri, lihat, apa aku bilang, kak? Kamu mempercayai dia & apa yg dia lakukan terhadapmu? Dia itu melarikan diri karena takut dari orang orang Afghanistan itu sebelum maju berperang!” Ajabde hanya tersenyum sambil berkata “Aku tahu kemana dia pergi” ujar Ajabde, 

Pada saat yg bersamaan Pangeran Pratap sedang melatih beberapa prajurit utk berlatih pedang, saat itu matanya tertutup oleh kain hitam & Pangeran Pratap berusaha bertahan melindungi dirinya sendiri dari serangan beberapa orang prajurit pada waktu yg bersamaan, Ajabde & Fatta datang kesana & menemuinya, tiba tiba Ajabde mengambil pedang & berjalan mendekati Pangeran Pratap, Fatta merasa bingung “Apa yg mau dia lakukan?” tanya Fatta heran, Pangeran Pratap mendengar suara gelang kaki & segera berhenti utk mendengarkannya secara seksama, Pangeran Pratap juga mendengarkan suara langkah kaki yg mendekat ke arahnya & mulai bertahan melindungi dirinya ketika mendapat serangan, Ajabde melihat lukanya berdarah, Fatta sangat mengkhawatirkan Ajabde, Pangeran Pratap & Ajabde bertarung sangat baik sekali, namun tiba tiba pedang Ajabde terlepas dari tangannya “Gerakan yg bagus!” ujar Pangeran Pratap sambil membuka kain hitamnya & terkejut ketika dilihatnya Ajabde yg berada didepannya

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top