Sinopsis Mahaputra Episode 314

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 314, Di rumah Fatta, Pangeran Pratap meminta Chakrapani utk tdak mengatakan apapun dalam pembelaannya utk Ajabde “Aku ini sedang membicarakan pembelaanmu, pangeran” Pangeran Pratap tertegun “Apa maksudmu, Chakrapani?” dgn ragu ragu Chakrapani bertanya “Pangeran, katakan padaku, bukankah kamu mempunyai perasaan padanya? Mengapa kamu suka padanya setelah dia merubah penampilannya?” Pangeran Pratap langsung mengangkat tangannya & membentak Chakrapani “Hentikan, Chakrapani!” namun Chakrapani terus nyerocos “Apakah kamu tdak terpesona ketika bertemu dgnnya?”,
Sinopsis Mahaputra Episode 314

“Tetap pada batasanmu, Chakrapani!” namun Chakrapani tetap bersikeras mengingatkan Pangeran Pratap ketika mereka berdua bertemu dgn Ajabde & Ajabde memintanya utk tetap disana di Bijolia, Pangeran Pratap teringat kenangan mereka berdua, Pangeran Pratap juga teringat ketika ibunya, Ratu Jaiwanta Bai meninggalkan istana karena Ajabde “Bagaimana bisa kamu membenci istrimu sendiri? Kamu harus mendengarkan suara hatimu sendiri” ujar Chakrapani “Lalu kapan kamu mau mengatakan yg sejujurnya pada Ajabde?” Pangeran Pratap tertegun “Iyaaa, aku memang seharusnya menjelaskannya di pekan raya tadi” sementara itu di istana Bijolia, Ajabde sangat marah & hanya Pangeran Pratap yg bisa mengaturnya sekarang “Saubhagyawati, apakah aku telah membuat sebuah kesalahan dgn mempercayai orang asing?” tanya Ajabde, di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap teringat janji yg telah dibuatnya pada Raja Udai Singh “Aku akan meninggalkan Bijolia sekarang!” ujar Pangeran Pratap sambil hendak pergi dari tempat tersebut & bertanya pada Chakrapani “Chakrapani, kamu ingin ikut atau tdak? Semuanya terserah kamu!” 

Di benteng Chittor, Jagmal & Ratu Bhatyani memberikan sebuah pesan ke Dhaman Singh “Dhaman Singh, berikan surat ini pada Pangeran Pratap & bacakan di depan semua rakyat Bijolia & katakan pada mereka kalau surat ini dari Raja Udai Singh!” tak lama kemudian Dhaman Singh membacakan surat tersebut di hadapan semua rakyat Bijolia, Pangeran Pratap juga ada di sana mendengarkannya “Bijolia itu berbahaya bagi Pangeran Pratap!” ujar Dhaman Singh, semua warga penduduk menatap ke arah Pangeran Pratap penuh curiga namun ternyata ini adalah khayalannya belaka, Dhaman Singh kemudian berkata “Aku telah memahami semuanya, aku harus menyelamatkan Pangeran Pratap!” tiba tiba Jagmal menampar salah satu pelayan yg ada disana dgn keras, Ratu Bhatyani malah mengkhawatirkan karpet favouritenya akan rusak “Jika aku menampar Dhaman Singh , kamu pasti akan merasaa tdak enak bukan? Jadi aku menampar pelayan ini! Aku mengirimkan kamu, Dhaman Singh ke Bijolia bukan utk menyelamatkan kak Pangeran Pratap! Itu hanya sebuah rencana utk kamu baca agar bisa memamerkannya ke kak Pangeran Pratap! Dia akan merasa kalau kamu datang utk melindungi dia & rakyat Bijolia akan memahami kalau ternyata kak Pangeran Pratap selama ini telah menipu mereka dgn cara menyamar menjadi orang lain, Dhaman Singh membayangkan semua orang mengamuk ke arah Pangeran Pratap 

Di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap meninggalkan tempat itu dgn kudanya, beberapa orang mulai mengikutinya, Fatta mendatangi Ajabde & berkata “Kakak, apakah kamu tahu apa yg terjadi?” tanya Fatta “Iya, aku tahu!” saat itu Pangeran Pratap telah pergi “Lalu bagaimana dgn prajurit kita sekarang, kak? Bagaimana kita akan bertarung dgn pasukan Afghanistan sekarang, kak? Biarkan aku jelaskan semua ini, kak” pinta Fatta namun Ajabde menolaknya “Tdak! Kita tdak bisa memikirkan hal yg sama tentang dia, dia telah melanggar kepercayaaku, aku akan bertarung dgn pasukan Afghanistan dgn seluruh tenagaku” ujar Ajabde sengit “Kakak, kamu tdak mengerti, apa yg akan terjadi padamu ketika hal ini menyangkut Pangeran Pratap?” Ajabde tertegun “Apa yg ingin kamu bicarakan, Fatta?”, “Aku ingin mengatakan padamu tentang apa yg terjadi disana tadi, ini bukanlah kesalahan Pangeran Pratap, akulah yg memprovokasi dia utk bertarung dgn prajurit Bijolia & menunjukkan kekuatannya” ujar Fatta canggung, Ajabde kaget & bertanya “Apa????”, “aku ini cemburu ketika kakak menjadikannya sebagai menteri, lalu aku meminta padanya utk membuktikan kalau dia memang pantas berada di posisi itu, dia itu bukan salah satu dari orang Afghanistan & kemarin tdak ada darah yg keluar dari prajurit kita, itu hanya sebuah pertunjukkan petarungan yg belum pernah aku saksikan sebelumnya, kak ,,, jadi kenapa kakak memecat dia?” tanya Fatta heran, Ajabde teringata bagaimana dirinya membentak Pangeran Pratap & memanggilnya sebagai seorang pengkhianat “Tapi saat ini Pangeran Pratap telah pergi & kamu tdak mengira kalau dia akan kembali lagi? Kalau begitu kamu yg mengatur para prajurit, Fatta” ujar Ajabde Sinopsis Mahaputra Episode 314

Pangeran Pratap & Chakrapani datang utk mencari tahu tentang rombongan prajurit dari Mewar yg datang ke sana & bersiap utk bertarung, namun Pangeran Pratap merasa kalau dirinya harus pergi menjauh dari Ajabde & dia tdak akan mengenalkan dirinya pada Ajabde, dia harus menjaga janjinya pada ayahnya, Raja Udai Singh utk tdak menemui Ajabde, 

Sementara pada saat yg bersamaan Badshah Khan meminta pada Parwat Das utk menandatangani sebuah surat utk perang & mereka akan segera menyerang Pangeran Pratap, saat itu si kuda putih terikat pada sesuatu, sedangkan Fatta menghentikan Dhaman Singh “Aku harus masuk utk memberikan pesan ini, kami tdak akan menyakiti kalian” ujar Dhaman Singh “Aku tdak bisa menerima semua hal yg baik dari kalian tapi aku telah siap utk menyambut kalian & kalian juga bisa menguji aku” ujar Fatta “Cukup, Fatta!” ujar Ajabde kemudian Dhaman Singh membaca surat tersebut yg isinya kalau Pangeran Pratap berada di Bijolia & telah di serang pada saat acara lelang emas itu “Apa yg kamu katakan?” Ajabde langsung teringat pada Pangeran Pratap si tukang kuda & berkata “Ini tdak benar! Ini tdak mungkin!” Fatta terkejut & bertanya pada Dhaman Singh “Apakah kamu mangatakan tentang Pangeran Pratap?” Dhaman Singh segera menganggukkan kepalanya “Iya! Dia adalah Pangeran Pratap dari Mewar” Ajadbe terperangah tdak percaya, sementara Fatta berdebat dgn Dhaman Singh & mereka mulai bertengkar satu sama lain “Aku akan kembali lagi kesini dgn Pangeran Pratap!” 

Di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sedang berbicara dgn kudanya sambil memberinya makan, kemudian Pangeran Pratap mendatangi sebuah kuil, di lain sisi Ajabde juga sedang memasuki kuil di dalam istananya “Yaaa, Dewa ,,, ternyata Pangeran Pratap si tukang kuda itu adalah Pangeran Pratap, suamiku sendiri” ujar Ajabde sedih, di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap berkata “Ajabde telah membuat masalah dgn ibuku hingga ibuku pergi ke sebuah kuil, apa yg telah Dewa berikan padaku hingga hari ini, aku bahkan sampai tdak bisa menjaga rahasiaku sendiri” ujar Pangeran Pratap geram, tak lama kemudian di istana Bijolia, Ajabde menangis, Ratu Hansa Bai mencoba menghiburnya, sementara Fatta & Dhaman Singh masih terus bertengkar, Ajabde segera menghentikan pertengkaran mereka “Fatta, hentikan! Pangeran Pratap memang telah berada disini dgn cara menyamar tapi sekarang dia telah pergi” Dhaman Singh melihat beberapa warga penduduk menghampiri mereka “Rakyat Bijolia bisa langsung membunuh kalian semua dgn satu kali tanda dariku, mereka telah membenci Chittor, Pangeran Pratap & Maharana Udai Singh, jadi lebih baik kamu pergilah secara diam diam” ujar Ajabde

Namun Parwat Das menyela pembicaraan mereka & bertanya tentang tugas seorang istri pada Ajabde “Kenapa kamu memberikan pasukanmu pada Pangeran Pratap? Ketika mereka sendiri menentang Bijolia?” Parwat Das bertanya seperti ini utk menipu Bijolia “Ya! Aku akui kalau aku tdak tahu kalau dia adalah Pangeran Pratap & itu benar, semua orang sekarang ragu padanya & aku meminta pada kalian semua utk tetap mempercayai aku seperti sebelumnya” Badshah Khan menunggu saat yg tepat utk menangkap Ajabde & meminta para prajuritnya utk membunuh rakyat Bijolia “Buatlah hal ini menjadi mudah utkku utk menculik Bai ji lal” ujar Badshah Khan, di tempat si kuda putih yg nantinya bernama Chetak akhirnya bisa melepaskan dirinya sendiri, sedangkan di kuil tempat Pangeran Pratap masih berbicara dgn Dewa “Aku tdak akan pergi dari kuil ini sampai aku mendapatkan sebuah jawaban” Pangeran Pratap mulai membunyikan bel di kuil, tiba tiba angin bertiup sangat kencang, Pangeran Pratap menutupi matanya dgn tangannya, tiba tiba dilihatnya ada sosok seorang perempuan yg berada di depannya, Pangeran Pratap sangat terkejut ketika melihatnya

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top