Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 1

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 1, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Mahaputra Episode 260! kali ini admin bagikan lagi episode 261 Part 1 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada Desember 2015. Berikut Kisah selanjutnya Mahaputra! Sinopsis By #Sally Diandra
Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 1

Di kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap sedang memilih milih beberapa pakaian yg di cocokkan dgn perhiasannya, sementara itu Raja Uday memberikan dua pilihan pada mereka “Aku telah membuat dua pilihan, satu pilihan yg di pilih oleh Maharani Jaywanta dgn Pangeran Pratap sementara yg lainnya yg telah dipilih oleh kamu Rani Bhatyani” ujar Raja Uday kemudian menoleh kearah Ratu Veer Bai “Aku tahu kalau kamu memiliki pengetahuan yg bagus tentang pakaian & perhiasan, kamu bisa memberikan saran padaku, kombinasi yg seperti apa yg sangat kamu sukai?” awalnya Ratu Veer Bai ragu ragu begitu Raja Uday meminta bantuannya namun Ratu Jaywanta memberikan dukungannya dgn mengatakan “Ayoo, kamu pasti bisa! Katakan saja!” akhirnya Ratu Veer Bai memberikan pilihannya pada Raja Uday “Rana Ji, aku merasa aku telah membuat pilihan utk dua gadis yg berbeda” Ratu Jaywanta langsung menyela ucapan Ratu Veer Bai “Rani Veer Bai, kita semua disini memilihkan pakaian utk Phool Kanwar karena dia yg akan menikah dgn Pangeran Pratap nantinya” Pangeran Pratap juga meyakin ibu tirinya itu, sementara Raja Uday yg saat itu berdiri di sebelah Ratu Veer Bai ikut menyela pembicaraan mereka “Tapi kamu Maharani Jaywanta, kamu ini tdak memilihkan pakaian utk Phool, kamu memilihnya berdasarkan pemikiranmu kalau pakaian itu sangat cocok utk Ajabde, iya kan?” Ratu Bhatyani tdak suka mendengar ucapan suaminya itu & Raja Uday juga mencegah Ratu Jaywanta utk memberikan penjelasannya pada dirinya, Pangeran Pratap hanya tersenyum malu, 

Kemudian Raja Uday menyuruh semua pelayan meninggalkan mereka berlima, para pelayanpun berlalu dari sana Raja Uday sangat mengerti kalau Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap sedang memilihkan pakaian yg semuanya ditujukkan utk Ajabde “Katakan saja dgn jujur padaku, apakah kamu Maharani Jaywanta tdak ingin menikahkan Pangeran Pratap dgn Ajabde?” Ratu Jaywanta berusaha menolak namun lagi lagi Raja Uday meminta pada Ratu Jaywanta utk tdak menyembunyikan perasaannya lagi “Kamu tdak ahli dalam menyembunyikan perasaanmu itu, Maharani Jaywanta jadi jangan pernah mencobanya, sejak aku pulang ke sini, aku telah mempunyai perasaan bahwa kamu sebenarnya benar benar ingin mengirimkan anakmu ke medan perang, meskipun dia akan menikah, ada apa dgnmu, Maharani Jaywanta? Ketika aku beralih dari jalan yg benar, maka kamu selalu yg menegur aku & sekarang, aku pikir kamu benar, apakah kamu telah beralih dari jalanmu sendiri?” Ratu Bhatyani kaget begitu mendengar ucapan Raja Uday “Maharani Jaywanta, utk pertama kalinya kamu telah memilih hubungan politik melebihi dari dharmamu” Pangeran Pratap mencoba menyela namun Raja Uday tdak memberikan kesempatan pada Pangeran Pratap utk mengatakan apapun “Kamu pikir, hatiku ini sangat keras sehingga aku tdak bisa mengerti tentang perasaanmu & akan menerima semua pengorbananmu setiap saat dgn nama Rajdharma?” 

Ketiga ratu, istri Raja Uday tertegun begitu mendengarkan ucapan Raja Uday panjang lebar “Coba kamu pikirkan, apakah kamu bisa mendapatkan seorang istri yg baik daripada Ajabde?” Pangeran Pratap hanya terdiam & terharu “Jangan terlalu terharu, Pangeran Pratap” ejek Ratu Bhatyani, Raja Uday segera membalas ucapan Ratu Bhatyani “Apakah kamu pikir Pangeran Pratap memerlukan sepasukan prajurit utk menyelamatkannya? Tdak! Siapapun yg bisa mendapatkan Ajabde sebagai istrinya maka dia tdak akan tersentuh oleh apapun dalam kehidupannya, aku yg ada disini tdak bisa berfikir tentang masa depannya yg tepat sedangkan disana Ajabde benar benar mengkhawatirkannya, kalian tahu, dia telah membuat sebuah Shatabdi Panchang utk Pangeran Pratap bersama para pendeta dari seluruh kerajaan Rajputana, hal itu dibuat bukan utk kekuasaannya tapi utk harapan kehidupannya selama lamanya, hadiah itu dibuat oleh Ajabde namun belum terbukti karena dia tdak hanya berdoa utk kehidupan Pangeran Pratap tapi dia akan terus menerus berdoa utk keselamatannya setiap detik, Ajabde memikirkan Pangeran Pratap melebihi kita yg memikirkan tentang anak kita, apakah kamu masih membutuhkan bukti yg lain lagi?” ketiga istri Raja Uday tertegun namun hanya Ratu Jaywanta & Ratu Veer Bai yg terharu “Setiap orang bisa membuat kita kuat dgn paksaan dari luar tapi seorang pendamping hidup seperti Ajabde bisa membuat Pangeran Pratap kuat dari dalam” Ratu Jaywanta & Ratu Veer Bai sangat senang mendengarnya begitu pula Pangeran Pratap, namun tdak bagi Ratu Bhatyani, 

Ratu Bhatyani kesal sambil menahan amarahnya Ratu Veer Bai bisa merasakan kalau Raja Uday telah memikirkan hal ini dalam benaknya sejak lama, Raja Uday mengangguk mengiyakan pendapat istri termudanya itu “Aku ingin menguji keputusanku sekali lagi sebelum aku bertanya pada Raja Mamrat Ji, inilah mengapa aku pergi ke Bijolia, apa yg aku saksikan disana, menyingkirkan semua keragu raguanku” ujar Raja Uday sambil teringat ketika dirinya berada Bijolia & melihat kebersamaan Pangeran Pratap & Ajabde yg saling peduli satu sama lain, pada saat insiden kelabang “Pangeran Pratap & Ajabde telah menerima satu sama lain sebagai suami & istri sejak beberapa waktu yg lalu” Pangeran Pratap & Ratu Jaywanta terharu mendengar ucapan Raja Uday “Dia dgn mudahnya menundukkan kepalanya ketika ayahnya berkata padanya kalau dirinya ini salah” Ratu Bhatyani langsung teringat kata kata Ratu Jaywanta tentang pernikahan Pangeran Pratap & Ajabde & bagaimana nanti Ratu Bhatyani tdak akan menjadi bagian kepemilikan kerajaan, Ratu Bhatyani langsung tegang & cemas “Maharani Jaywanta & Rani Bhatyani, aku akan pergi ke kerajaan Bijolia utk meminta Ajabde dari tangan Rao Mamrak Ji, aku ingin kalian membuat persiapan yg sama” Ratu Bhatyani hanya bisa mengangguk pasrah, sementara Ratu Jaywanta segera memeluk suaminya dgn perasaan haru & bahagia “Dgn segenap hatiku, aku ucapkan terima kasih, Rana Ji, kamu telah menyingkirkan ketegangan dalam hatiku & pikiranku” ujar Ratu Jaywanta tulus, Pangeran Pratap segera meninggalkan ruangan itu sambil tersipu malu ketika ayahnya bertanya “Pangeran Pratap, apakah kamu bahagia dgn keputusan ini?” Pangeran Pratap tdak menjawab & pergi secara diam diam, 

Pangeran Pratap merasa bahagia, karena apa yg diinginkan selama ini akan segera menjadi kenyataan, Ratu Veer Bai juga pergi dari sana utk mengambil manisan, sementara Ratu Bhatyani mulai menyusun sebuah rencana utk mengacaukan rencana mereka agar gagal total. Sepanjang perjalanan menuju ke kamarnya, ucapan Raja Uday terus terngiang di telinga Pangeran Pratap, tiba tiba Ratu Veer Bai muncul & menyuapkan ladu ke Pangeran Pratap sebagai tanda keberuntungan utk hubungan yg akan terjalin nanti. 

Sementara itu Ratu Jaywanta & Raja Uday sedang membahas tentang hubungan kekeluargaan yg akan terjalin & bagaimana Pangeran Pratap terlihat malu malu ketika mendengarnya, Ratu Veer Bai yg baru memasuki ruangan itu juga mengiyakan ucapan Raja Uday ketika dirinya menceritakan tentang kejadian ladu tadi “Wajahnya itu memerah semua” ujar Ratu Veer Bai senang, kemudian Ratu Veer Bai menyuapkan ladu itu ke Ratu Jaywanta & sebaliknya, Ratu Jaywanta juga menyuapkan ladu itu ke Ratu Veer Bai,  Ratu Veer Bai melihat wajah Ratu Bhatyani sangat pucat “Ada apa kak Bhatyani? Kenapa mukamu sangat pucat?” Ratu Bhatyani berbohong mengenai hal itu, kemudian Ratu Veer Bai meminta Ratu Bhatyani utk mencicipi ladu itu lalu Ratu Veer Bai berbalik & hendak menyuapkan ladu pada Raja Uday namun Raja Uday menolaknya, kemudian Raja Uday menengadahkan tangannya, Ratu Veer Bai terlihat kecewa karena tdak bisa menyuapkan ladu itu ke suaminya sendiri, Ratu Veer Bai meletakkan ladu itu di tangan Raja Uday “Maharani Jaywanta, jangan lupa kamu harus melakukan persiapan karena aku harus pergi ke Bijolia segera” Ratu Jaywanta segera mengangguk, kemudian Raja Uday segera pergi dari sana, Ratu Jaywanta melihat ada rona sedih di wajah Ratu Veer Bai, sementara Ratu Bhatyani mengambil sebuah cermin & ditunjukkannya ke wajah Ratu Veer Bai sambil mengejeknya kemudian berlalu dari sana “Rani Veer Bai, tdak usah dipikirkan, suapkan aku ladu itu” Ratu Veer Bai tersenyum & menyuapkan ladu itu ke Ratu Jaywanta, mereka berdua saling menyuapkan satu sama lain & berbagi kebahagiaan bersama.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top