Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 2

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 2, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 1! kali ini admin bagikan lagi episode 261 Part 2 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada Desember 2015. Berikut Kisah selanjutnya Mahaputra! Sinopsis By #Sally Diandra
Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 2

Di kerajaan Mewar, Chakrapani sedang mondar mandir di sebuah ruangan, menunggu sahabat baiknya, Pangeran Pratap. Tak lama kemudian Pangeran Pratap datang kesana, Pangeran Pratap tdak mau menjawab pertanyaan Chakrapani, Pangeran Pratap berusaha berbalik & meninggalkan Chakrapani, namun Chakrapani mencegahnya “Chakrapani, aku mempunyai banyak pekerjaan yg harus segera aku selesaikan dgn cepat “Bilanglah terus seperti itu! Asal kamu tahu saja kalau Ajabde akan menikah dgn orang lain! Dia bahkan belum berkata iya!” Pangeran Pratap langsung marah dgn mengacungkan tangannya ke arah Chakrapani sambil memberikan peringatan ke Chakrapani dgn tatapan marahnya, tak lama Pangeran Pratap mulai melunak & meminta maaf pada Chakrapani & berkata “Meskipun nanti Ajabde setuju utk menikah dgnku tapi Ajabde telah menghabiskan banyak waktunya utk semua hal, jika dia menolak utk menikah dgnku maka aku akan menunjukkan padanya kekuatanku” ujar Pangeran Pratap 

Di kerajaan Bijolia, Ajabde yg saat itu sedang belajar menyulam bersama ibunya, tiba tiba cegukan, Ratu Hansa Bai segera memanggil seorang pelayan utk membawakan air utknya, setelah meminum air putih tersebut, ternyata Ajabde masih saja cegukan “Sepertinya ada seseorang yg sedang memikirkan kamu dgn hati yg murni karena hal ini terjadi utk ketiga kalinya” Ratu Hansa Bai mencoba menggoda Ajabde, namun Ajabde tdak menggubris ucapan ibunya, malah mengalihkan perhatiannya pada sulamannya yg sedang dikerjakannya sedari tadi “Ibu heran, apakah mungkin Pangeran Pratap yg sedang memikirkan kamu saat ini?” Ajabde tetap saja tdak menanggapi ucapan Ratu Hansa Bai, malah berupaya meninggalkan ibunya dgn alasan mau mencari warna benang yg lain 

Dikerajaan Mewar, saat itu Pangeran Pratap & Chakrapani masih membicarakan soal Ajabde “Itu adalah ide yg buruk, pangeran, kamu tdak bisa bicara dgnnya secara bebas sekarang lalu bagaimana kamu akan memamerkan kekuatanmu?” tanya Chakrapani heran, Pangeran Pratap teringat pada pertemuan mereka yg terakhir seraya berkata “Aku heran, kamu ini temanku atau temannya Ajabde? Aku tahu kalau kamu memang mempunyai sebuah solusi utk masalahku ini, pergilah!” pinta Pangeran Pratap, Chakrapani malah mengolok olok ide Pangeran Pratap, Pangeran Pratap melipat kedua tangannya & meminta pada Chakrapani sebuah ide dari mulutnya “Pangeran, kamu ini harus melakukan sesuatu yg seperti dilakukan oleh Ajabde padamu, seperti Shatabdi Panchang, jadi hal itu harus sesuatu yg menyentuh hatinya” saran Chakrapani 

Ratu Jaywanta sedang mengatur segala sesuatunya yg akan dikirimkan ke Bijolia, Raja Uday menemuinya & mengatakan apa yg telah dia temukan utk Raja Mamrak Ji yaitu seekor kuda, Raja Uday juga sangat terkesan dgn persiapan yg dilakukan oleh istri tertuanya ini “Aku baru menyadari kesalahanku ketika aku berada di Bijolia” Ratu Jaywanta memuji suaminya karena memiliki kemampuan utk mengoreksi kesalahannya sendiri dgn baik, kemudian mereka berdua membagi kebahagiaan mereka bersama sama “Aku menemukan satu kesalahanmu yg aku lihat belum kamu koreksi dgn benar” Raja Uday merasa penasaran “Kenapa kamu menghukum Veer Bai utk nasib yg telah dia lakukan? Aku tdak bisa melihatnya menderita, kesedihan di matanya terlihat ketika kamu memalingkan wajahmu darinya” Raja Uday menghela nafasnya & berkata “Aku harus menanggung beban kesalahan itu, aku tdak bisa melihat kedalam matamu karena alasan yg sama”, “Selama ini aku telah belajar utk berbagi cintamu dgn Rani yg lain, jadi berikanlah hak itu pada Veer Bai, hal itu akan melegakan hatimu dari beban hatimu selama ini“ Raja Uday menatap istri tertuanya itu dgn perasaan heran “Ini artinya kamu memaafkan aku?” Ratu Jaywanta segera menganggukkan kepalanya kemudian mereka berdua saling berpelukkan satu sama lain, 

Namun tiba tiba ada suara nampan jatuh yg membuat Ratu Jaywanta & Raja Uday kaget & melihat kearah sumber suara itu, ternyata nampan itu lepas dari tangan Ratu Veer Bai, Ratu Veer Bai meminta maaf & segera berlalu dari sana dgn perasaan bersalah, Ratu Veer Bai teringat ketika dirinya melihat Ratu Jaywanta & Raja Uday saling berpelukkan satu sama lain, tepat pada saat itu Pangeran Pratap menemuinya & bertanya padanya tentang persiapan yg akan dibawa ke Bijolia “Aku ingin menambahkan suatu barang juga yg akan di kirim ke Bijolia” kemudian Pangeran Pratap bertanya pada Veer Bai “Apa yg seharusnya aku bawa utk Ajabde?”, “Bagaimana kalau kamu mencari tahu dari Choti Ma-mu?” saran Veer Bai Sinopsis Mahaputra Episode 261 Part 2

Di kamar Ratu Bhatyani, saat itu Ratu Bhatyani sedang menulis sebuah surat utk saudaranya Ratu Uma Devi, nenek Phool, Ratu Bhatyani menulis surat tentang caranya yg bisa membuat Ratu Jaywanta setuju dgn hubungan pernikahan Pangeran Pratap & Phool, namun kali ini Raja Uday malah mengubah pemikirannya dgn mengajukan pernikahan Pangeran Pratap & Ajabde “Gadis dari keturunan Samant itu telah melakukan semacam ilmu sihir pada mereka berdua yaitu pada Rana Ji & Pangeran Pratap, kamu harus segera melakukan sesuatu, kak” tiba tiba saat itu angin bertiup kencang di kamar Ratu Bhatyani hingga menerbangkan surat itu & mendarat tepat di kaki Pangeran Pratap, Ratu Bhatyani langsung cemas namun Pangeran Pratap tdak membacanya, dia segera memberikan surat itu ke ibu tirinya itu, Ratu Bhatyani pura pura malu jika Pangeran Pratap ingin tahu apa yg tertulis di dalam suratnya & pada siapa surat itu dialamatkan, “Hal itu melanggar norma normaku kalau aku membaca surat orang lain, Choti Ma” Ratu Bhatyani tersenyum lega “Lalu bantuan apa yg kamu inginkan sekarang?” awalnya Pangeran Pratap tergagap tapi akhirnya dia bertanya soal hadiah yg akan dia berikan ke Ajabde “Kamu bisa memberikan padanya barang apapun, dia pasti akan menyukainya” Pangeran Pratap tahu kalau Ajabde sangat menyukai barang yg sederhana, Pangeran Pratap merasa hanya ada satu orang di istananya ini yg juga sangat menyukai kesederhanaan yaitu ibu kandungnya sendiri “Dia pasti tahu yg terbaik, aku harus bertanya pada Rani Ma, dia pasti bisa membantu aku” bathin Pangeran Pratap dalam hati kemudian berpamitan pada Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani segera menyelesaikan suratnya itu cepat cepat begitu Pangeran Pratap berlalu dari kamarnya 

Bergegas Pangeran Pratap pergi menemui ibunya, awalnya Pangeran Pratap mencoba menyembunyikan keinginannya namun ternyata Ratu Jaywanta malah bertanya “Hadiah apa yg mau kamu berikan utk Ajabde, Pangeran Pratap?” Pangeran Pratap senang sekali karena ibunya bisa membaca pikirannya “Ibu rasa, hadiahnya itu lebih baik yg sederhana saja & benda itu seharusnya juga bisa mengekspresikan perasaanmu padanya”, “Aku juga memikirkan hal yg sama, Rani Ma, rasanya memang tdak mungkin menyembunyikan apapun dari kamu” puji Pangeran Pratap “Kalau begitu, kamu seharusnya memikirkan hadiah apa yg ingin kamu berikan, hadiah itu harus bisa merefleksikan perasaanmu, kamu harus memberikannya ke Ajabde, benda itu harus sesuatu yg bisa menarik rasa sensitifnya, ibu yakin kamu bisa menemukan jawabannya dari dalam hatimu” ujar Ratu Jaywanta 

Di kerajaan Marwar, Ratu Umi Devi sedang membaca surat Ratu Bhatyani, adiknya. Ratu Uma Devi benar benar kaget, tepat pada saat itu Phool menemuinya, Ratu Uma Devi segera memberitahukan pada Phool kejadian yg baru saja terjadi di Chittor, Phool sangat terkejut & tdak percaya begitu mendengar hal itu namun Ratu Uma Devi tetap meyakinkan Phool kalau dirinya tdak akan menyerah dgn mudah, Phool teringat pada kenangan masa lalunya bersama Pangeran Pratap sambil menangis, Phool tdak bisa lagi mendengarkan apa yg dikatakan oleh neneknya karena pikirannya sudah melayang layang entah kemana mana, Ratu Uma Devi mencoba menyadarkan Phool dgn mengguncang guncang tubuh Phool agar Phool kembali tersadar, Phool segera meninggalkan ruangan itu sambil mengomel kalau tdak terjadi apa apa, Ratu Uma Devi sangat terluka melihat penderitaan cucu kesayangannya ini “Nenek berjanji padamu Phool, neneka tdak akan membuat kamu menangis lagi siapapun alasannya dibalik tangisanmu itu” 

Di kerajaan Mewar, Raja Udai Sing & keluarganya sudah siap hendak pergi ke Bijolia utk melamar Ajabde, semua rakyat Chittor berkumpul di halaman depan istana & memberikan restunya pada Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sangat berterima kasih pada kasih sayang & harapan mereka padanya, para pria langsung menunggang kuda mereka, sedangkan para ratu memasuki tandu mereka masing masing & duduk disana & siap utk berangkat ke Bijolia, dari atas kudanya Pangeran Pratap melihat kelopak bunga mawar merah di tangannya sambil termenung, diambilnya sekuntum bunga mawar itu dari atas nampan & teringat pada temannya, Jalal & Meera Bai juga bunga mawar yg harum baunya, saat itu Jalal sedang menyusun beberapa tangkai bunga mawar yg dibelinya secara spesial utk Meera Bai, Jalal merasa bahwa ini adalah cara yg terbaik “Sederhana & indah utk menunjukkan perasaan cinta kita & rasa hormat kita pada seseorang” kenangannya pun berakhir “Sungguh sangat ironis, orang orang Mughal menanam bunga mawar di tanah kita kemudian mereka membunuh orang orang yg berada ditanah ini utk menguasai beberapa daerah disini” bathin Pangeran Pratap dalam hati sambil memperhatikan bunga mawar itu, tiba tiba Raja Uday menyadarkannya sambil berteriak dari atas kudanya “Pangeran Pratap, kita harus berangkat sekarang!” Pangeran Pratap langsung mengangguk 

Di kerajaan Mughal, Agra, Jalal sedang ngobrol dgn pimpinan sekelompok pemberontak kalau pasukannya akan memenangkan semua pemberontak yg lain “Kalian seharusnya mematuhi peraturan kami jika kamu ingin tetap hidup!” akhirnya orang itu setuju dgn apapun yg Jalal inginkan, Jalal kembali mengulangi kondisinya padanya “Kamu akan bergabung dgn seluruh anggotamu & membantu kami mulai dari sini, aku ingin semua daerah terdekat berada di bawah kekuasaan Mughal!” pimpinan itu menyakinkan Jalal kalau dirinya akan melakukan apapun yg Jalal inginkan dari mereka, dia memohon pada Jalal utk membiarkan mereka hidup dgn ampunan dari Jalal 


Rombongan Raja Uday akhirnya sampai juga di istana Bijolia, sesampainya di halaman istana, Pangeran Pratap teringat kenangan terindahnya bersama Ajabde ketika Ajabde bermaksud melarikan diri dgn syal ungunya & Ajabde terjatuh tepat diatas pelukan Pangeran Pratap “Ibu, apakah ibu sudah mengirimkan pesan ke sini tentang kedatangan kita? Tempat ini terlihat sangat hidup” Chakrapani langsung menggoda sahabat dekatnya itu “Pangeran Pratap, kamu harus bisa mengontrol perasaanmu” semua orang yg mendengarnya tersenyum sambil melihat ke arah Pangeran Pratap, tak lama kemudian Raja Mamrak Ji & Ratu Hansa Bai segera berlari tergopoh gopoh menemui mereka di halaman istana, mereka berdua langsung menyambut & memberi salam pada rombongan Raja Uday sekeluarga, Raja Uday sedikit curiga dgn situasi yg terjadi saat itu di istana Bijolia, Raja Mamrak Ji bertanya “Ada angin apa yg membuat anda sekeluarga datang kesini hari ini? Kami juga sangat merindukan kalian sebaliknya, mari masuk ke dalam” rombongan Raja Uday segera masuk ke dalam istana Bijolia 

Sementara itu Pangeran Pratap bertanya pada Chakrapani “Chakrapani, apakah kamu tdak ingin tahu, hadiah apa yg aku bawa utk Ajabde?” Chakrapani penasaran “Tapi tdak! Aku tdak akan mengatakannya karena pertama tama aku harus memberikan benda itu ke seseorang yg aku bawakan hadiahnya yaitu Ajabde” Pangeran Pratap langsung masuk ke dalam istana, di dalam istana Raja Uday sekeluarga benar benar sangat terkejut ketika bertemu dgn Samant dari Marwar bersama anak & istrinya juga nenek Phool, Ratu Uma Devi “MahaRaja Uday, mereka ini datang utk melamar Ajabde utk menikah, Maharani Uma Devi juga ada disini” ujar Raja Mamrak Ji kikuk, Raja Uday & keluarga tercengang begitu mendengarnya, sementara Ratu Uma Devi menatap tajam ke arah Ratu Bhatyani, mereka berdua saling memandang dgn senyuman licik yg tersungging di bibir mereka masing masing.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top